5.3. Hubungan antara Pendidikan dengan Kompetensi Sanitarian di Puskesamas Kota Medan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat dan jenis pendidikan dengan kompetensi sanitarian di puskesmas
Kota Medan dengan p value = 0,120. Hal ini berarti bahwa petugas yang pendidikannya setingkat sekolah pembantu penilik hygiene SPPH atau dari
disiplin ilmu lain yang bukan jurusan kesehatan lingkungan seperti perawat, analis dan lain-lain, dalam melaksanakan tugasnya tidak berbeda secara bermakna
kompetensinya dengan petugas yang pendidikannya dari Akademi Penilik Lingkungan dan Sarjana Kesehatan Masyarakat. Namun secara proporsional
sanitarian yang kompetensinya tinggi berasal dari golongan yang berpendidikan tinggi yaitu 63.6 dan sanitarian yang kompetensinya termasuk rendah 50,0
yaitu pendidikannya setingkat sekolah pembantu penilik hygiene SPPH atau dari disiplin ilmu yang lain. Hal ini berarti ada kecenderungan bahwa sanitarian yang
pendidikannya lebih tinggi mempunyai kompetensi yang tinggi pula namun tidak cukup kuat untuk menunjukkan ada hubungan yang berarti antara pendidikan
dengan kompetensi sanitarian. Tidak adanya hubungan ini karena masih banyak juga sanitarian yang pendidikan lebih tinggi dalam melaksanakan pekerjaan
belum berkompetensi dengan baik. Hal ini dimungkinkan karena belum jelasnya perbedaan penghargaan yang diberi sehubungan dengan pendidikan mereka.
Penghargaan terhadap pendidikan hanya berupa kenaikan golongan tanpa membedakan pendidikan itu sesuai dengan tugas mereka sehari-hari atau tidak.
DOHARNI DAULAY : HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN KOMPETENSI SANITARIAN DALAM PELAKSANAAN PENYEHATAN MAKANAN DI PUSKESMAS KOTA MEDAN TAHUN 2006, 2008.
Penelitian ini tidak sesuai dengan pendapat Siagian 2000 bahwa makin tinggi pendidikan seseorang makin besar keinginannya untuk memanfaatkan
pengetahuan dan keterampilan. Hasil penelitian ini sependapat dengan Utami 2004 dan Rumintang 2006 yang mengatakan bahwa pada perawat tidak ada
hubungan pendidikan dengan kinerja, namun secara proporsional ada kecenderungan perawat yang berpendidikan lebih tinggi mempunyai kinerja yang
baik.
5.4. Hubungan Antara Motivasi dengan Kompetensi Sanitarian di Puskesamas