Jenis Penelitian Kerangka Konsep Penelitian Data sekunder Teknik Analisis Data

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian ini adalah penelitian survai dengan menggunakan rancangan explanatory yang bertujuan untuk melihat hubungan karakteristik individu dengan kompetensi sanitarian dalam pelaksanaan kegiatan penyehatan makanan di puskesmas Kota Medan tahun 2006.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1. Tempat

Tempat Penelitian adalah di puskesmas tempat sanitarian bertugas. Alasan pemilihan tempat ini sebagai berikut : a. Karena ketidak lengkapan data mengenai keracunan makanan b. Karena puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat yang bertanggung jawab tentang kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya

3.2.2. Waktu penelitian

Penelitian ini dimulai dengan penelusuran pustaka, konsultasi, dilanjutkan dengan mempersiapkan proposal penelitian, kolokium dan penelitian di lapangan, pengumpulan data, analisa data serta laporan penyusunan penelitian dan seminar hasil yang membutuhkan waktu penyelesaian selama + 9 bulan. 36 DOHARNI DAULAY : HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN KOMPETENSI SANITARIAN DALAM PELAKSANAAN PENYEHATAN MAKANAN DI PUSKESMAS KOTA MEDAN TAHUN 2006, 2008.

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi Penelitian ini adalah semua sanitarian di puskesmas Kota Medan yang berjumlah 39 orang.

3.3.2. Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah sanitarian yang menangani kegiatan penyehatan makanan dengan kriteria sebagai berikut : a. Sanitarian adalah pegawai negeri sipil PNS b. Masa kerja sebagai sanitarian yang menangani penyehatan makanan minimal 2 tahun c. Tidak sedang menjalani tugas belajar. Berdasarkan kriteria sampel diatas, jumlah sampel pada penelitian ini adalah berjumlah 34 orang total populasi.

3.4. Kerangka Konsep Penelitian

Variabel independen Variabel dependen Karakteristik petugas meliputi : 1. Masa Kerja 2. Pelatihan yang telah diikuti 3. Pendidikan 4. Motivasi 5. Minat KOMPETENSI SANITARIAN Pengetahuan dan Ketrampilan Pendataan, Penyuluhan, Pengamatan dan Pengawasan Gbr. 2. Kerangkap Konsep Penelitian DOHARNI DAULAY : HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN KOMPETENSI SANITARIAN DALAM PELAKSANAAN PENYEHATAN MAKANAN DI PUSKESMAS KOTA MEDAN TAHUN 2006, 2008.

3.5. Variabel dan Definisi Operasional

3.5.1. Variabel independen

Adalah karakteristik individu sanitarian yang meliputi : masa kerja, pelatihan yang diikuti, pendidikan, motivasi serta minat petugas. a. Sanitarian puskesmas adalah staf puskesmas dari unit kesehatan lingkungan yang diberi tugas dalam bidang penyehatan makanan dan minuman b. Masa kerja adalah lamanya petugas bekerja sebagai sanitarian puskesmas dihitung dalam tahun yang dikategorikan lama, sedang dan baru. Lama apabila masa kerja di atas 5 tahun, sedang bila masa kerja 3 sampai 5 tahun dan baru bila masa kerja 2 sampai 3 tahun. c. Pelatihan adalah pelatihan yang pernah diikuti oleh sanitarian dalam bidang penyehatan makanan yang dikategorikan sebagai berikut telah mengikuti pelatihan food inspector diberi kategori nilai 3, dan apabila mengikuti pelatihan teknik pengambilan sampel diberi nilai 2 dan apabila tidak mengikuti salah satu pelatihan tersebut diberi nilai 1 d. Pendidikan adalah tingkat pendidikan formal terakhir sanitarian di bidang kesehatan lingkungan yang bertugas di puskesmas dengan kategori tinggi, sedang dan rendah. Tinggi apabila pendidikan responden adalah SKM, sedang bila pendidikan responden AKLAPL dan rendah bila pendidikan responden SPPH pendidikan lain selain yang tersebut diatas. e. Motivasi adalah faktor-faktor yang menimbulkan dorongan dan harapan sanitarian berupa insentif, perhatian pimpinan, penerimaan rekan kerja, penerimaan masyarakat yang dikategorikan dengan tinggi, sedang dan rendah. DOHARNI DAULAY : HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN KOMPETENSI SANITARIAN DALAM PELAKSANAAN PENYEHATAN MAKANAN DI PUSKESMAS KOTA MEDAN TAHUN 2006, 2008. f. Minat adalah ketertarikan sanitarian berupa pencarian informasiperaturan- peraturan, penyelesaian masalah, pemanfaatan kesempatan untuk membicarakan penyehatan makanan yang dikategorikan dengan tinggi, sedang dan rendah.

3.5.2. Variabel dependen

Definisi operasional variabel dependen Kompetensi sanitarian adalah segala sesuatu yang diketahui dan keterampilan sanitarian yang meliputi pendataan, penyuluhan dan penanggulangan keracunan makanan serta pengawasan yang dikategorikan tinggi, sedang dan rendah. Kompetensi sanitarian adalah penjumlahan antara pengetahuan dan ketrampilan yang meliputi : 1. Pengetahuan pendataan adalah segala sesuatu yang diketahui sanitarian tentang sumber data, pentingnya data, guna data, periode pengumpulan data dalam kegiaan penyehatan makanan di puskesmas yang di nilai dari kuisioner, dimana jawaban yang benar diberi nilai 1 dan salah di beri nilai 0 2. Pengetahuan penyuluhan adalah segala sesuatu yang diketahui sanitarian tentang sasaran penyuluhan, tujuan penyuluhan, materi penyuluhan, cara penyuluhan, materi penyuluhan dalam kegiatan penyehatan makanan di puskesmas yang di nilai dari kuisioner, dimana jawaban yang benar diberi nilai 1 dan salah di beri nilai 0 3. Pengetahuan pengamatan dan penanggulangan keracunan makanan adalah segala sesuatu yang diketahui sanitarian tentang pembentukan tim DOHARNI DAULAY : HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN KOMPETENSI SANITARIAN DALAM PELAKSANAAN PENYEHATAN MAKANAN DI PUSKESMAS KOTA MEDAN TAHUN 2006, 2008. penanggulangan keracunan makanan, pentingnya informasi kejadian keracunan makanan, sumber-sumber kejadian keracunan, penanganan keracunan dalam penyehatan makanan di puskesmas Kota Medan yang di nilai dari kuisioner, dimana jawaban yang benar diberi nilai 1 dan salah di beri nilai 0 4. Pengetahuan pengawasan adalah segala sesuatu yang diketahui sanitarian tentang komponen-komponen yang harus diperiksa dalam pengelolaan makanan, jenis-jenis bahan yang harus diawasi dalam proses penyehatan makanan, prosedur pengawasan makanan dalam kegiatan penyehatan makanan di puskesmas yang di nilai dari kuisioner, dimana jawaban yang benar diberi nilai 1 dan salah di beri nilai 0. 5. Keterampilan pendataan adalah dapat atau tidaknya sanitarian mengumpul data tempat pengolahan makanan TPM, data organisasi sosial, data kejadian keracunan makanan untuk menunjang kegiatan penyehatan makanan yang dikategorikan tinggi, sedang dan rendah. Tinggi jika petugas dapat mengumpul 3 jenis data, sedang jika dapat mengumpul 2 jenis data dan rendah jika dapat mengumpul 1 jenis 6. Keterampilan penyuluhan adalah dapat atau tidaknya sanitarian melakukan penyuluhan individu, penyuluhan kelompok dan penyuluhan masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan penyehatan makanan di puskesmas dengan kategori tinggi, sedang dan rendah. tinggi apabila dapat melakukan 3 jenis penyuluhan, sedang apabila dapat melakukan 2 jenis penyuluhan dan rendah apabila dapat melakukan 1 jenis penyuluhan. DOHARNI DAULAY : HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN KOMPETENSI SANITARIAN DALAM PELAKSANAAN PENYEHATAN MAKANAN DI PUSKESMAS KOTA MEDAN TAHUN 2006, 2008. 7. Keterampilan pengamatan adalah dapat atau tidaknya melakukan pengolahan data keracunan, pengamatan faktor-faktor risiko dan melakukan peringatan dini dalam pelaksanaan kegiatan penyehatan makanan di wilayah kerja puskesmas yang dikategorikan tinggi, sedang dan rendah. Tinggi apabila dapat melakukan 3 kegiatan, sedang apabila dapat melakukan 2 kegiatan dan rendah apabila dapat melakukan 1 kegiatan saja. 8. Keterampilan penanggulangan adalah dapat atau tidaknya melakukan penanggulangan keracunan makanan di wilayah kerja puskesmas yang dikategorikan tinggi, sedang dan rendah. Tinggi apabila dapat menanggulangi keracunan makanan lebih kecil dari 24 jam, sedang apabila dapat menanggulangi keracunan makanan antara 24 -36 jam dan rendah apabila dapat menanggulangi keracunan makanan lebih besar dari 36 jam 9. Keterampilan pengamatan dan penanggulangan keracunan makanan adalah rata-rata skor keterampilan pengamatan dan keterampilan penanggulangan keracunan makanan yang dikategorikan tinggi, sedang dan rendah. 10. Keterampilan pengawasan adalah dapat atau tidaknya melakukan pemeriksaan karyawanpenjamah makanan, bahan makanan dan peralatan, dan pemeriksaan sanitasi lingkungan yang dikategorikan dengan tinggi, sedang dan rendah. Tinggi bila dapat melakukan 3 pemeriksaan, sedang bila dapat melakukan 2 pemeriksaan, dan rendah bila dapat melakukan 1 pemeriksaan. DOHARNI DAULAY : HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN KOMPETENSI SANITARIAN DALAM PELAKSANAAN PENYEHATAN MAKANAN DI PUSKESMAS KOTA MEDAN TAHUN 2006, 2008.

3.6. Aspek Pengukuran

Aspek pengukuran dalam hal ini adalah karakateristik individu sanitarian sebagai variabel independen dan kompetensi sanitarian sebagai variabel dependen.

3.6.1. Pengukuran variabel independen Tabel 3.1. Aspek Pengukuran Variabel Independen

No. Variabel Jumlah Indikator Kriteria NilaiSkor Skala Ukur Karakteristik Petugas 1. Masa kerja 1 a. 5 thn b. 3-5 thn c. 2-3 thn 5 thn = lama 3-5 thn = sedang 2-3 thn = baru Ordinal 2. Pelatihan 1 a. Food inspector = 3 b. Teknik Pengambilan Sampel = 2 c. Tidak ada = 1 3 = tinggi 2 = sedang 1 = rendah Ordinal 3. Pendidikan 1 a. SKM b. AKL c. SPPH d. Dll SKM = tinggi AKL = sedang SPPH + Dll = rendah Ordinal 4. Motivasi petugas 6 a. Setuju = 3 b. kurang setuju = 2 c. Tidak setuju = 1 15-18 = tinggi 11-14 = sedang 6-10 = rendah Ordinal 5. Minat petugas 8 a. Sering = 3 b. Kadang-kadang = 2 c. Tidak pernah = 1 20 -24 = tinggi 14 - 19 = sedang 8 - 13 = rendah Ordinal DOHARNI DAULAY : HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN KOMPETENSI SANITARIAN DALAM PELAKSANAAN PENYEHATAN MAKANAN DI PUSKESMAS KOTA MEDAN TAHUN 2006, 2008.

3.6.2. Pengukuran variabel dependen

Aspek pengukuran variabel dependen adalah pengetahuan dan keterampilan sanitarian. Tabel 3.2. Pengukuran Variabel Dependen Kompetensi Perolehan skor No Variabel Pengetahuan Keterampilan Kriteria Kompentensi Sanitarian terdiri dari : 1. Pendataan 0 - 5 0 - 3 2. Penyuluhan 0 - 6 0 - 3 3. Pengamatan dan penanggulangan keracunan makanan 0 - 15 0 - 6 4. Pengawasan 0 - 5 0 - 3 Total 0 - 31 0 - 15 Skor Kompetensi 0 - 46 31 – 46 = tinggi 16 – 30 = sedang 0 – 15 = rendah DOHARNI DAULAY : HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN KOMPETENSI SANITARIAN DALAM PELAKSANAAN PENYEHATAN MAKANAN DI PUSKESMAS KOTA MEDAN TAHUN 2006, 2008.

3.7. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data

3.7.1. Jenis data

a. Data primer Data primer adalah data yang langsung diambil dari responden meliputi pendidikan, lama kerja, pelatihan, motivasi, minat dan pengetahuan.

b. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diambil dari dokumen-dokumen dari catatan- catatan pelaksanaan kegiatan penyehatan makanan meliputi kegiatan pendataan, penyuluhan, pengamatan dan penanggulangan keracunan makanan dan pengawasan. 3.7.2. Teknik pengumpulan data Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Pengisian kuesioner Pengisian kuesioner dilakukan oleh sanitarian dengan menggunakan lembar kuessioner yang dibagikan kepada responden. b. Observasi pengamatan Pengamatan dilakukan oleh peneliti untuk melihat bukti fisik dari kegiatan- kegiatan yang telah dilaksanakan oleh responden dengan menggunakan formulir cheklis. DOHARNI DAULAY : HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN KOMPETENSI SANITARIAN DALAM PELAKSANAAN PENYEHATAN MAKANAN DI PUSKESMAS KOTA MEDAN TAHUN 2006, 2008.

3.8. Teknik Analisis Data

Data yang sudah terkumpul akan dianalisis secara univariat dan bivariat dengan menggunakan uji statistik korelasi spearman, untuk mengetahui hubungan karakteristik sanitarian dengan kompetensi pelaksanaan penyehatan makanan di puskesmas Kota Medan. DOHARNI DAULAY : HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN KOMPETENSI SANITARIAN DALAM PELAKSANAAN PENYEHATAN MAKANAN DI PUSKESMAS KOTA MEDAN TAHUN 2006, 2008.

BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.1. Analisis univariat

Analisis ini bertujuan untuk melihat distribusi dari seluruh variabel dependen dan variabel independen. Variabel independen yaitu karakteristik individu sanitarian yang meliputi lama kerja, pelatihan, pendidikan, motivasi dan minat, dan variabel dependen adalah pengetahuan dan keterampilan sanitarian

4.1.1. Distribusi responden berdasarkan masa kerja

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 8 orang 23,5 responden mempunyai masa kerja lama 5 tahun sedangkan responden yang mempunyai masa kerja baru ada sebanyak 18 orang 53,0 . Tabel 4.1. berikut menunjukkan distribusi responden berdasarkan masa kerja responden. Tabel 4.1. Distribusi Responden Berdasarkan Masa Kerja di Puskesmas Kota Medan, Tahun 2006 Masa Kerja Jumlah Orang Persen Lama 8 23,5 Sedang 8 23,5 Baru 18 53,0 Jumlah 34 100 46 DOHARNI DAULAY : HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN KOMPETENSI SANITARIAN DALAM PELAKSANAAN PENYEHATAN MAKANAN DI PUSKESMAS KOTA MEDAN TAHUN 2006, 2008.

Dokumen yang terkait

Tinjauan Pelaksanaan Penyehatan Lingkungan Taman Rekreasi Mora Indah Faria Kota Medan Tahun 2001

0 21 59

Analisis Karakteristik Organisasi Dalam Pencapaian Pelayanan Imunisasi Tetanus Toxoid Ibu Hamil Di Puskesmas Medan Deli Kota Medan Tahun 2006

0 45 76

Pengaruh Karakteristik Individu terhadap Pemanfaatan Posyandu Lansia di Puskesmas Tegal Sari Kota Medan Tahun 2005

0 34 84

Pengaruh Karakteristik Individu terhadap Perilaku Ibu Dalam Kaitannya Dengan Penyakit Pneumonia Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Sentosa Baru Kota Medan Tahun 2005

0 40 100

Hubungan Faktor-faktor Pemanfaatan Puskesmas Dengan Trend Kunjungan Rawat Jalan Pasca Pelaksanaan Kebijakan Pembebasan Biaya Retribusi Pelayanan Kesehatan Dasar Di Puskesmas Helvetia, Pasar Medan, dan Polonia Di Kota Medan Tahun 2006

9 56 141

Pengaruh Karakteristik Individu Pria Terhadap Partisipasinya dalam Pelaksanaan Program KB di Kecamatan Medan Maimun Kota Medan Tahun 2005

1 25 93

Hubungan Antara Karakteristik Individu dengan Stadium Klinis Kanker Serviks di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008-2009

1 39 81

Analisis Karakteristik Organisasi Dalam Pencapaian Pelayanan Imunisasi Tetanus Toxoid Ibu Hamil Di Puskesmas Medan Deli Kota Medan Tahun 2006

0 49 75

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK INDIVIDU PENGELOLA PROGRAM TB PUSKESMAS DENGAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB Hubungan Antara Karakteristik Individu Pengelola Program Tb Puskesmas Dengan Penemuan Kasus Tb Di Kabupaten Boyolali.

1 3 16

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN PERILAKU HIGIENE SANITASI PENJAMAH MAKANAN TERHADAP MUTU MAKANAN DI PUSKESMAS RAWAT INAP KABUPATEN KULON PROGO

0 0 13