Hubungan variabel masa kerja dengan kompetensi responden Hubungan variabel pelatihan dengan kompetensi responden

4.2. Analisis Bivariat

Dalam penelitian ini, hasil analisa bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen masa kerja, pelatihan yang diikuti, pendidikan, motivasi dan minat terhadap variabel dependen pengetahuan dan keterampilan. Dalam penelitian ini digunakan uji korelasi Spearman dengan tingkat kemaknaan 95 . Pada analisa bivariat ini pengujian dilakukan secara berturut-turut untuk melihat hubungan masing-masing variabel independen dengan variabel dependen.

4.2.1. Hubungan variabel masa kerja dengan kompetensi responden

Hasil analisis hubungan antara masa kerja dengan kompetensi sanitarian dalam pelaksanaan kegiatan penyehatan makanan di puskesmas terlihat bahwa responden yang kompetensi dalam bekerja termasuk kategori tinggi, berjumlah 11 orang 32,4 dengan paling banyak adalah yang mempunyai masa kerja tinggi yaitu 6 orang 54,5, responden yang mempunyai kompetensi sedang berjumlah 15 orang 44,1 yang paling banyak adalah responden dengan masa kerjanya kategori rendah yaitu 10 orang 66,7 dan yang kompetensinya rendah berjumlah 8 orang 23,5 paling banyak pada responden yang masa kerjanya rendah yaitu 5 orang 62,5 . Dari r = 0,406 dan p value 0,017 p value 0,05 menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara masa kerja dengan kompetensi responden dalam bekerja, artinya semakin lama sanitarian bekerja sebagai penyehatan makanan semakin tinggi kompetensinya, hasilnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini. DOHARNI DAULAY : HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN KOMPETENSI SANITARIAN DALAM PELAKSANAAN PENYEHATAN MAKANAN DI PUSKESMAS KOTA MEDAN TAHUN 2006, 2008. Tabel 4.9 Hubungan Variabel Masa Kerja dengan Kompetensi Responden Masa Kerja Jumlah Kompetensi Tinggi Sedang Rendah Jlh Orang P value Tinggi 654,5 2 18,2 327,3 11 32,4 Sedang 1 6,7 4 26,7 1066,7 15 44,1 Rendah 112,5 2 25 5 62,5 8 23,5 Jumlah 823,5 8 23,5 18 52,9 34 100 0,017

4.2.2. Hubungan variabel pelatihan dengan kompetensi responden

Berdasarkan analisis hubungan antara pelatihan yang diikuti oleh sanitarian dengan kompetensi diperoleh bahwa responden yang berkompetensi tinggi dalam bekerja berjumlah 11 orang 32,4 dan yang paling banyak berasal dari responden yang telah mengikuti pelatihan food inspector yaitu 6 orang 54,5, yang berkompetensi sedang berjumlah 15 orang 44,1 yang paling banyak terdiri dari responden yang telah mengikuti pelatihan teknik pengambilan sampel, yaitu 7 orang 46,7 , dan yang berkompetensi rendah berjumlah 8 orang 23,5 paling banyak adalah responden yang belum pernah mengikuti pelatihan 75,0 , dengan r = 0,397 dan p value 0,020 p value 0,05 dapat diintepretasikan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pelatihan yang diikuti responden dengan kompetensi responden dalam bekerja, artinya semakin banyak pelatihan tentang penyehatan makanan yang diikuti oleh sanitarian, maka semakin tinggi kompetensinya sebagai petugas penyehatan makanan di puskesmas, hasilnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini. DOHARNI DAULAY : HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN KOMPETENSI SANITARIAN DALAM PELAKSANAAN PENYEHATAN MAKANAN DI PUSKESMAS KOTA MEDAN TAHUN 2006, 2008. Tabel 4.10. Hubungan Variabel Pelatihan dengan Kompetensi Responden Pelatihan Jumlah Kompetensi Tinggi Sedang Rendah Jlh orang P value Tinggi 6 54,5 3 27,3 2 18,2 11 32,4 Sedang 7 46,7 7 46,7 1 6,7 15 44,1 Rendah 1 12,5 1 12,5 6 75,0 8 23,5 Jumlah 14 41,2 11 32,4 9 26,5 34 100 0,020

4.2.3. Hubungan variabel pendidikan dengan kompetensi responden

Dokumen yang terkait

Tinjauan Pelaksanaan Penyehatan Lingkungan Taman Rekreasi Mora Indah Faria Kota Medan Tahun 2001

0 21 59

Analisis Karakteristik Organisasi Dalam Pencapaian Pelayanan Imunisasi Tetanus Toxoid Ibu Hamil Di Puskesmas Medan Deli Kota Medan Tahun 2006

0 45 76

Pengaruh Karakteristik Individu terhadap Pemanfaatan Posyandu Lansia di Puskesmas Tegal Sari Kota Medan Tahun 2005

0 34 84

Pengaruh Karakteristik Individu terhadap Perilaku Ibu Dalam Kaitannya Dengan Penyakit Pneumonia Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Sentosa Baru Kota Medan Tahun 2005

0 40 100

Hubungan Faktor-faktor Pemanfaatan Puskesmas Dengan Trend Kunjungan Rawat Jalan Pasca Pelaksanaan Kebijakan Pembebasan Biaya Retribusi Pelayanan Kesehatan Dasar Di Puskesmas Helvetia, Pasar Medan, dan Polonia Di Kota Medan Tahun 2006

9 56 141

Pengaruh Karakteristik Individu Pria Terhadap Partisipasinya dalam Pelaksanaan Program KB di Kecamatan Medan Maimun Kota Medan Tahun 2005

1 25 93

Hubungan Antara Karakteristik Individu dengan Stadium Klinis Kanker Serviks di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008-2009

1 39 81

Analisis Karakteristik Organisasi Dalam Pencapaian Pelayanan Imunisasi Tetanus Toxoid Ibu Hamil Di Puskesmas Medan Deli Kota Medan Tahun 2006

0 49 75

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK INDIVIDU PENGELOLA PROGRAM TB PUSKESMAS DENGAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB Hubungan Antara Karakteristik Individu Pengelola Program Tb Puskesmas Dengan Penemuan Kasus Tb Di Kabupaten Boyolali.

1 3 16

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN PERILAKU HIGIENE SANITASI PENJAMAH MAKANAN TERHADAP MUTU MAKANAN DI PUSKESMAS RAWAT INAP KABUPATEN KULON PROGO

0 0 13