antara lain masa kerja, pendidikan, pelatihan-pelatihan, motivasi, minat dan sebagainya. Hal ini sejalan dengan pendapat Gibson 1997, bahwa karakteristik
individu mempengaruhi prestasi seseorang. Sejauhmanakah karakteristik individu sanitarian puskesmas Kota Medan,
berhubungan terhadap kompetensinya menarik minat peneliti untuk mengetahuinya lebih jauh.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas dirumuskan masalah sebagai berikut : Bagaimana hubungan karakteristik individu dengan kompetensi sanitarian dalam
pelaksanaan kegiatan penyehatan makanan di wilayah kerja puskesmas Kota Medan.
1.3. Tujuan Penelitian :
1.3.1. Tujuan umum
Untuk menganalisis hubungan karakteristik individu dengan kompetensi sanitarian dalam pelaksanaan kegiatan penyehatan makanan di wilayah kerja
puskesmas Kota Medan.
1.3.2. Tujuan khusus
a. Untuk menganalisis kompetensi sanitarian dalam melaksanakan pekerjaan.
b. Untuk menganalisis hubungan masa kerja dengan kompetensi sanitarian
c. Untuk menganalisis hubungan pelatihan yang diikuti dengan kompetensi
sanitarian d.
Untuk menganalisis hubungan pendidikan dengan kompetensi sanitarian
DOHARNI DAULAY : HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN KOMPETENSI SANITARIAN DALAM PELAKSANAAN PENYEHATAN MAKANAN DI PUSKESMAS KOTA MEDAN TAHUN 2006, 2008.
e. Untuk menganalisis hubungan motivasi dengan kompetensi sanitarian.
f. Untuk menganalisis hubungan minat dengan kompetensi sanitarian
1.4. Hipotesis
a. Ada hubungan masa kerja dengan kompetensi sanitarian b. Ada hubungan pelatihan yang diikuti dengan kompetensi sanitarian
c. Ada hubungan pendidikan dengan kompetensi sanitarian d. Ada hubungan motivasi dengan kompetensi sanitarian.
e. Ada hubungan minat dengan kompetensi sanitarian
1.5. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi a.
Pemerintah Kota Medan agar lebih objektif dalam pengangkatan sanitarian di puskesmas.
b. Dinas Kesehatan Kota Medan dapat mengambil kebijakan yang lebih tepat
untuk meningkatkan kompetensi sanitarian di puskesmas. c.
Bagi puskesmas Agar mengetahui kelemahan-kelemahan sanitarian dalam penyehatan
makanan sehingga dapat melakukan pembinaan staf secara berkesinambungan.
d. Peneliti lain.
Agar dapat menjadi referensi dalam mengembangkan penelitian ini sehingga dapat lebih bermanfaat baik secara keilmuan maupun kemasyarakatan.
DOHARNI DAULAY : HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN KOMPETENSI SANITARIAN DALAM PELAKSANAAN PENYEHATAN MAKANAN DI PUSKESMAS KOTA MEDAN TAHUN 2006, 2008.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kompetensi
Konsep kompetensi sebenarnya bukan sesuatu yang baru. Menurut organisasi industri psikologi Amerika Mitrani Palziel and Fit, 1992 gerakan
tentang kompetensi telah dimulai pada tahun 1960 dan awal 1970. Menurut gerakan tersebut banyak hasil studi yang menunjukkan bahwa hasil test sikap dan
pengetahuan, prestasi belajar di sekolah dan diploma tidak dapat memprediksi kinerja atau keberhasilan dalam kehidupan. Unsur tersebut sering menimbulkan
bias terhadap minoritas, wanita dan orang yang berasal dari strata sosio ekonomi yang rendah. Oleh karena itu dilakukan penelitian terhadap variabel kompetensi
yang diduga memprediksi kinerja individu dan tidak bias faktor sosial, gender dan sosio ekonomi.
Menurut Usmara 2002, ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam memprediksi kinerja individu :
• Membandingkan individu yang secara jelas berhasil dalam pekerjaan dengan
individu yang tidak berhasil. Melalui cara ini perlu diidentifikasi karakteristik yang berkaitan dengan keberhasilan tersebut.
• Mengidentifikasi pola pikir dan perilaku individu yang berhasil. Pengukuran
kompetensi harus menyangkut reaksi individu terhadap situasi yang terbuka ketimbang menggantungkan kepada pengukuran responden seperti test
8
DOHARNI DAULAY : HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN KOMPETENSI SANITARIAN DALAM PELAKSANAAN PENYEHATAN MAKANAN DI PUSKESMAS KOTA MEDAN TAHUN 2006, 2008.