5.5. Hubungan antara Minat dengan Kompetensi Sanitarian di Puskesamas Kota
Medan
Hasil penelitian diketahui ada hubungan yang berarti antara minat sanitarian dengan kompetensi sanitarian di puskesmas Kota Medan dengan p
value 0,004. Petugas yang kompetensi kerjanya baik mempunyai minat yang baik juga terhadap pekerjaannya 7 orang 63,6 , sementara petugas yang
kompetensi terlihat rendah minatnya terhadap pekerjaan rendah juga 5 orang 62,5 . Minat adalah kecenderungan seseorang untuk melakukan sesuatu
perbuatan misalnya minat untuk mempelajari atau melakukan sesuatu. Minat termasuk salah satu faktor intern yang membentuk perilaku seseorang. Minat
mendorong untuk mencari informasi guna mengembangkan alternatif tindakan dan menentukan pilihan tindakan.
Dalam melaksanakan tugasnya walaupun sanitarian tersebut telah mempunyai pengetahuan yang baik terhadap pekerjaannya tetapi belum timbul
minatnya untuk melakukan sesuatu yang positif terhadap pekerjaannya walaupun dia telah mengetahuinya maka orang tersebut belum tertarik untuk melakukannya.
Minat akan mendorong seseorang untuk melaksanakan pekerjaannya seperti pendapat Suparno 2001 dan Notoatmojo 2003, bahwa minat timbul karena
dorongan motivasi baik itu bersifat intrinsik yaitu yang memang tumbuh di dalam diri seseorang sejak awal maupun motivasi yang bersifat ekstrinsik yaitu
berasal dari luar dirinya apakah itu orang tua, guru, atasan, dan lain-lain. Hal ini juga sejalan dengan pendapat Gibson 2005 yang mengatakan bahwa minat
timbul karena adanya motivasi seseorang sehingga orang tersebut melakukan yang di minatinya secara giat untuk meraih harapan tujuannya.
DOHARNI DAULAY : HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN KOMPETENSI SANITARIAN DALAM PELAKSANAAN PENYEHATAN MAKANAN DI PUSKESMAS KOTA MEDAN TAHUN 2006, 2008.
Sanitarian dalam melakukan pekerjaannya memiliki kompetensi yang baik jika dia memang memiliki minat dalam melaksanakan pekerjaannya. Minat
tersebut didorong oleh motivasinya melaksanakan pekerjaan. Misalnya dalam melakukan pengawasan KLB keracunan makanan, karena didorong oleh rasa
takut jika terjadi KLB yang mana bila tidak ditangani dengan cepat akan mengakibatkan banyaknya korban yang keracunan yang otomatis pekerjaan juga
akan bertambah untuk kurun waktu tertentu, hal ini dapat membuat petugas tersebut berminat melakukan pengawasan penyehatan makanan sebelum
terjadinya KLB keracunan.
DOHARNI DAULAY : HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN KOMPETENSI SANITARIAN DALAM PELAKSANAAN PENYEHATAN MAKANAN DI PUSKESMAS KOTA MEDAN TAHUN 2006, 2008.
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN