40. 1
65. 3
163. 6
58. 4
73. 5
175. 7
79. 8
82. 9
202. 7
112. 4
94. 3
231. 6
151 116.
9 285.
7 206.
4 132.
5 350.
8 225.
8 148.
9 412.
5 230.
8 149.
9 414
50 100
150 200
250 300
350 400
450
2000 2001
2002 2003
2004 2005
2006 Maret 07
kredit konsum si kredit investasi
kredit m odal kerja
Sumber: Laporan Ekonomi Bulan Mei 2007 – Kamar Dagang Industri
Dengan kenaikan kredit konsumsi yang relatif besar dari tahun ke tahun, maka tidaklah mengherankan jika terjadi pergeseran yang sangat signifikan dalam struktur
kredit perbankan. Jika pada tahun 1998 peranan kredit konsumsi masih sekitar 6,5 dari total kredit perbankan dan peranan kredit investasi dan modal kerja masing-
masing 29 dan 64, maka pada akhir Maret 2007 peranan kredit konsumsi meningkat mencapai 29, sedangkan peranan kredit investasi dan kredit modal kerja
turun masing-masing menjadi 18,9 dan 52,1.
4.4.2 Produk Domestik Regional Bruto PDRB
Berdasarkan hasil estimasi, permintaan kredit konsumsi dipengaruhi oleh pendapatan domestik regional bruto PDRB dengan pengaruh positif yang nyata
signifikan. Artinya: bila pendapatan domestik regional bruto PDRB meningkat
Andayani Hadi : Analisis Permintaan Kredit Konsumsi Pada Perbankan di Sumatera Utara, 2008 USU e-Repository © 2008
maka permintaan kredit konsumsi akan meningkat. Bila pendapatan domestik regional bruto PDRB menurun maka permintaan kredit konsumsi akan menurun
pula. Hasil analisis menunjukkan yang konsisten dengan teori dan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Junaidi 2006.
Hasil estimasi ini dapat pula dijelaskan sebagai berikut; yaitu ketika pendapatan naik maka akan meningkatkan konsumsi yang berarti juga meningkatkan
pendapatan terhadap suatu jenis barang. Sebaliknya, ketika pendapatan turun maka permintaan untuk mengkonsumsi suatu barang akan menurun pula. Meski tidak selalu
apabila pendapatan turun maka permintaan untuk mengkonsumsi suatu barang akan menurun. Miraza 2006 menyatakan bahwa konsumsi mempunyai sifat yang khusus.
Pengeluarannya bisa naik di kala pendapatan naik dan bahkan bisa lebih cepat naiknya dari kenaikan pendapatan itu sendiri. Sebaliknya konsumsi akan sulit turun di
kala pendapatan turun. Ada upaya untuk tidak mengurangi pengeluaran konsumsi walau pendapatan sudah turun. Dengan kata lain, turunnya pendapatan konsumsi
lebih lambat daripada turunnya pendapatan. Berdasarkan fenomena saat ini, dalam memenuhi permintaan terhadap suatu
jenis barang, masyarakat peminjam bank didorong untuk melakukan pembelian dengan cara hutang dan mencicil kredit atas barang-barang yang dibelinya.
Masyarakat konsumen menggunakan sistem kredit ini dengan anggapan jika saat ini tidak punya pendapatan uang untuk membeli maka pendapatan masa mendatang
yang akan dipakai untuk membeli saat ini. Miraza 2006 menyatakan bahwa pada dasarnya setiap orang yang melakukan pembelian secara kredit berarti telah
Andayani Hadi : Analisis Permintaan Kredit Konsumsi Pada Perbankan di Sumatera Utara, 2008 USU e-Repository © 2008
menggunakan pendapatan masa mendatang income rational expectation untuk pengeluaran saat ini to day expenditure.
Dalam hal ini, bila pendapatan masyarakat semakin besar maka akan semakin besar pula pengeluaran konsumsi. Bila pengeluaran konsumsi dilakukan dengan
menggunakan sistem kredit maka cara seperti inilah yang menyebabkan tingginya permintaan kredit konsumsi; dengan kredit konsumsi inilah maka permintaan akan
barang-barang terpenuhi. Hasil analisis menunjukkan yang searah dengan kondisi riil yang digambarkan oleh deskripsi data Produk Domestik Regional Bruto PDRB.
Pada kondisi PDRB tinggi, permintaan kredit konsumsi juga tinggi, tetapi pada kondisi PDRB rendah, permintaan kredit konsumsi juga turun. Pada tahun 1999 dan
2000 menunjukkan bahwa PDRB menurun sebagai akibat dari krisis moneter tahun 1998. Kondisi tersebut mengakibatkan permintaan kredit konsumsi juga mengalami
penurunan yang ditunjukkan oleh perubahan permintaan kredit konsumsi turun sebesar 19,40 persen tahun 1998 dan 10,43 persen tahun 1999.
4.4.3 Nilai Tukar Rupiah Kurs