Kredit Konsumsi Analisis Permintaan Kredit Konsumsi Pada Perbankan Di Sumatera Utara

2.5 Kredit Konsumsi

Kredit konsumsi adalah kredit yang diberikan bank untuk membeli barang kebutuhan yang sifatnya jangka panjang seperti rumah, kendaraan bermotor mobil dan motor bahkan untuk peralatan rumah tang seperti kulkas, tv dan lainnya. Pemberian kredit konsumsi harus dilakukan dengan memperhatikan kemampuan nasabah khususnya penghasilannya gaji dan lainnya yang harus mampu untuk membayar cicilan tetap selama kredit berjalan. Lazimnya calon dianggap cukup mampu apabila yang dipakai untuk cicilan kredit 40 dari gajinya. Artinya, dianggap sisa gaji sebesar 60 masih cukup untuk biaya hidup yang bersangkutan dengan keluarganya. Angka 40 tersebut tidak mutlak, karena semakin tingi penghasilan persentase tersebut dapat pula menjadi lebih rendah. Kredit konsumsi umumnya dengan memperhitungkan suku bunga secara flat. Jadi kalau suku bunga setahun ditetapkan sebesar 10 maka untuk 5 tahun bunganya menjadi 50. Pokok ditambah bunga dibagi jangka waktu kredit adalah cicilan yang harus dibayar debitur. Selain dengan suku bunga flat, ada juga yang melakukan perhitungan bunga berdasarkan sisa hutang, namun tetap dengan cicilan pokok dan bunga yang sama setiap bulan Dunil, 2005. Aktifitas penjualan kredit sudah merupakan hal yang biasa dalam kegiatan ekonomi pada saat ini. Pada dasarnya setiap orang yang melakukan pembayaran dengan cara kredit telah mempergunakan pendapatan masa yang akan datang income rational expectation untuk pengeluaran saat ini to day expenditures. Dengan Andayani Hadi : Analisis Permintaan Kredit Konsumsi Pada Perbankan di Sumatera Utara, 2008 USU e-Repository © 2008 ekonomi kredit permintaan akan barang-barang konsumsi akan tetap tinggi sehingga pengeluaran konsumsi tetap bisa dipertahankan. Kedua, perbankan yang juga mengalami kesulitan dalam menjual dana yang telah mereka himpun mengadakan kerjasama dengan para pengusaha retailers ataupun produsen untuk bermitra dalam kegiatan masing-masing. Lembaga perbankan turut dalam berbagai kegiatan seperti pemberian kredit konstruksi dan kredit perbaikan rumah, kredit dalam penjualan motor bekas, memberi kredit tanpa agunan, penjualan kartu kredit, dan sebagainya. Kinerja bank saat ini terfokus sebagai retail banking yang memberikan kredit konsumsi. Hal inilah yang mendorong daya beli masyaakat. Miraza, 2006.

2.6 Penelitian Terdahulu