1999 7085 2000 9595
2001 10,400 2002 8940
2003 8465 2004 9290
2005 9830
Sumber: Bank Indonesia, 2006
4.2 Uji Kesesuaian Goodness of Fit
Berdasarkan hasil estimasi yang dilakukan pada permintaan kredit konsumsi, yaitu dari tahun 1991-2005, variabel yang digunakan adalah variabel PDRB atas
dasar harga konstan, tingkat bunga kredit konsumsi, kurs rupiah terhadap USD dan permintaan kredit konsumsi tahun sebelumnya.
Berdasarkan nilai R–squared R² sebesar 0,975679, berarti variabel-variabel bunga kredit konsumsi, PDRB, Kurs dan permintaan kredit konsumsi tahun
sebelumnya secara bersama-sama mampu menjelaskan variasi variabel permintaan kredit konsumsi di Sumatera Utara sebesar 97,56, sedangkan sisanya sebesar 2,44
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model estimasi ini.
Tabel 4.5 Uji Kesesuaian Goodness of Fit
logPKK = 12.71904 + 5.342412 PDRB + 0.076127 Kurs – 0.03741 SBKK + 0.273980 PKKt-1
Std.Error 1,325 0,021 0,013 0,049 t-Statistic 4,031 3,637 -2,955 5,573
Andayani Hadi : Analisis Permintaan Kredit Konsumsi Pada Perbankan di Sumatera Utara, 2008 USU e-Repository © 2008
R² = 0.975679 F-stat = 90.26280
DW = 1.805092
Sumber: Lampiran
Berdasarkan uji t-statistik uji secara parsial, maka dapat diketahui bahwa seluruh variable independen yang digunakan tingkat bunga kredit, PDRB, kurs,
permintaan kredit konsumsi tahun sebelumnya, berpengaruh secara signifikan terhadap permintaan kredit konsumsi PKK di Sumatera Utara pada tingkat
keyakinan 95. Dari hasil analisis regresi berganda dengan model analisis Ordinary Least
Squares OLS diperoleh bahwa nilai koefisien PDRB sebesar positif 5.342412. Artinya, bila variabel PDRB naik sebesar 1 persen, maka permintaan kredit konsumsi
akan meningkat sebesar 5.342412 miliar rupiah. Hasil ini menunjukkan hubungan yang positif terhadap permintaan kredit konsumsi di Sumatera Utara. Dengan hasil
analisis yang diperoleh sekaligus membuktikan bahwa hasil penelitian ini konsisten dengan teori dan penelitian yang dilakukan oleh Junaidi 2006 dan dengan demikian
hipotesis tidak ditolak. Hasil analisis juga membuktikan bahwa hubungan antara tingkat bunga kredit
konsumsi terhadap permintaan kredit konsumsi menunjukkan hubungan yang negatif. Hal ini konsisten dengan teori dan hasil penelitian Junaidi 2006 yang menyatakan
bahwa bila tingkat bunga kredit konsumsi turun, maka permintaan kredit konsumsi
Andayani Hadi : Analisis Permintaan Kredit Konsumsi Pada Perbankan di Sumatera Utara, 2008 USU e-Repository © 2008
akan naik. Hasil ini juga membuktikan bahwa hipotesis tentang pengaruh tingkat bunga kredit konsumsi terhadap permintaan kredit konsumsi tidak ditolak.
Nilai koefisien tingkat bunga kredit konsumsi sebesar negatif 0.03741. Artinya, bila tingkat bunga kredit konsumsi turun sebesar 1 persen, maka permintaan
kredit konsumsi akan meningkat sebesar 0.03741 miliar rupiah. Sebaliknya, bila tingkat bunga kredit konsumsi naik 1 persen, maka permintaan kredit konsumsi akan
turun sebesar 0.03741 miliar rupiah. Hasil analisis ini konsisten dengan deskripsi data yang menunjukkan bahwa pada kondisi tingkat bunga kredit konsumsi tinggi,
permintaan kredit konsumsi turun seperti terjadi pada tahun 1998 dan 1999. Variabel kurs menunjukkan bahwa hubungannya positif terhadap permintaan
kredit konsumsi dengan nilai koefisien sebesar positif 0,076127
.
Artinya bila kurs rupiah naik terhadap USD sebesar 1 persen, maka permintaan kredit konsumsi
mengalami kenaikan sebesar 0.076127 miliar rupiah. Demikian juga variabel permintaan kredit konsumsi tahun sebelumnya menunjukkan hasil yang positip
sebesar 0.273980. Hasil ini mengisyaratkan bahwa permintaan kredit konsumsi tahun sebelumnya mempengaruhi permintaan kredit konsumsi tahun sekarang. Artinya, bila
kredit konsumsi tahun sebelumnya naik 1 persen, maka permintaan kredit tahun sekarang akan meningkat sebesar 0,273980 miliar rupiah. Hasil ini membuktikan
bahwa hipotesis tentang pengaruh kurs terhadap permintaan kredit konsumsi terbukti tidak ditolak.
Analisis secara simultan ditunjukkan melalui hasil nilai F-statistik. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel bebas yaitu PDRB, kurs, tingkat bunga
Andayani Hadi : Analisis Permintaan Kredit Konsumsi Pada Perbankan di Sumatera Utara, 2008 USU e-Repository © 2008
kredit konsumsi SBKK dan permintaan kredit konsumsi tahun sebelumnya PKK
t-1
secara simultan terhadap permintaan kredit konsumsi PKK, maka digunakan analisis F-statistic. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai F-statistic sebesar
sebesar 90,26280, sedangkan F-tabel sebesar F
0,05
3,11 = 3,59, diperoleh bahwa F- statistik F-tabel. Hasil ini menunjukkan bahwa secara bersama-sama serentak
PDRB, kurs rupiah terhadap dollar, bunga kredit konsumsi SBKK dan permintaan kredit tahun sebelumnya PKK
t-1
, mempengaruhi permintaan kredit konsumsi perbankan di Sumatera Utara secara signifikan pada tingkat keyakinan 95. Hasil
analisis secara simultan membuktikan bahwa hipotesis tentang pengaruh PDRB, Kurs rupiah terhadap dollar, tingkat bunga kredit konsumsi SBKK dan permintaan kredit
tahun sebelumnya secara simultan terhadap permintaan kredit konsumsi perbankan di Sumatera Utara terbukti tidak ditolak.
4.3 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik 4.3.1 Uji Normalitas