100 atau bahkan lebih di tahun 2005. BOR relatif turun kembali ke zona aman Barber Johnson setelah ada penambahan tempat tidur unit rawat inap. BOR kembali
turun ke angka sekitar 75 pada tahun 2006. Menurut Amruddin kondisi yang efisien utilisasi unit rawat inap terkait erat dengan kegiatan Komite Medis yang pada waktu
itu efektif meningkatkan mutu pelayanan.
2.3. Landasan Teori
Rumah sakit pada masa sekarang sedang dalam perjalanan menuju visi sekaligus menyongsong isu globalisasi yang penuh dengan suasana persaingan.
Masalah mutu adalah esensil untuk menjaga keseimbangan antara pendapatan dan pengeluaran biaya pengembangan. Manajemen RS dituntut mampu
mengimplementasikan strategi pengembangan mutu pelayanan yang memuaskan hati pelanggan dan organisasi serta memiliki akuntabilitas di dalam pengelolaan sumber
sumber secara utuh. Peningkatan utilisasi fasilitas disediakan rumah sakit dengan harapan bila
pasien masyarakat menyenangi mutu, pada suatu saat mereka lebih banyak memilih rumah sakit menjadi tempat memperoleh pelayanan. Ketika fasilitas yang dimiliki RS
terpakai secara efektif dan efisien, nilai ekonomis diharapkan dapat meningkat walau terbatas dilingkup falsafah organisasi.
Pelayanan rumah sakit di Indonesia tidak mengutamakan penghasilan laba ditempat pertama, tetapi manajemen pengelola memiliki tanggung jawab
menjadikannya seoptimal mungkin memberi penghasilan yang berimbang dengan
Jamaludin : Penerapan Strategi Manajemen Pengembangan Mutu Dan Hubungannya Dengan Kinerja Utilisasi Fasilitas Serta Kinerja Keuangan Di Rs. Haji Medan 2002 – 2007, 2009
USU Repository © 2008
pengeluaran karena rumah sakit selalu memerlukan dana segar menopang pengembangan dan pertumbuhan organisasi.
Ketika utilisasi meningkat, kebutuhan jam kerja untuk pelayanan turut meningkat. Peningkatan pelayanan pasien yang selalu menjadi prioritas,
membutuhkan jam kerja yang meningkat. Kondisi tugas yang meningkat memerlukan kompensasi penambahan tenaga profesional untuk tetap dapat meneruskan pekerjaan
peningkatan mutu pelayanan. Pekerjaan tersebut pada masa lalu dapat dikatakan adalah pekerjaan ekstra. Pada masa kini pengembangan mutu adalah terus menerus
tanpa henti. Masalah kekurangan tenaga kerja pada saat tugas pelayanan sedang meningkat, bila tidak ditanggulangi secara cukup dan pada waktu tepat, berlarut-larut
dapat membuat proses peningkatan mutu tertinggal dan nilai kinerjanya menurun. Bila kinerja mutu terus menurun, masyarakat akan berangsur memalingkan
pilihan mereka ke rumah sakit lain. Sebagai akibat, dikuatirkan kondisi awal ketika rumah sakit belum menjadi pilihan tempat pelayanan kesehatan akan terulang lagi.
Rumah sakit ditinggalkan pelanggannya. Kondisi di atas dilemmatis bila pihak manajemen kurang arif mengalisis
permasalahan yang berlangsung. Masalah peningkatan mutu tidak cukup dinikmati dari segi peningkatan utilisasi fasilitas, tetapi bagaimana melakukan tindak lanjut bila
ada sisi lain yang terganggu. Pihak manajemen rumah sakit yang menganut paham ”selalu meningkatkan kualitas pelayanan”, demi efektifitas dan efisiensi perlu
menganalisis keberadaan 3 tiga variabel yang potensil, saling terkait dan
Jamaludin : Penerapan Strategi Manajemen Pengembangan Mutu Dan Hubungannya Dengan Kinerja Utilisasi Fasilitas Serta Kinerja Keuangan Di Rs. Haji Medan 2002 – 2007, 2009
USU Repository © 2008
berpengaruh. Variabel tersebut adalah tingkat rasio utilisasi BOR, kinerja kualitas pelayanan SA dan masalah penampilan finansil Laba.
2.4. Kerangka Konsep