aktif pada periode tersebut. Penyantun modal pendirian RS. Haji adalah sekumpulan umat Islam yang telah memberikan infaq yaitu jemaah haji, Pemda Tkt I Sumut dll.
Yayasan RS. Haji di dalam kegiatan operasional menganut falsafah bisnis pelayanan rumah sakit yang tidak mencari keuntungan non profit. Semua dijalankan atas dasar
pelayanan sosial dengan falsafah rumah sakit Islami. Tertera di dalam Hospital Bylaws bahwa pelaksana pimpinan organisasi
di lapangan, Yayasan RS Haji mempercayakan tugas pada Direktur serta staf pelaksana Pelayanan Medis, Penunjang Medis dan Pelayanan Administratif. Mereka
berkoordinasi di bawah pimpinan Direktur menurut tugas pokok yang telah tetapkan, tertulis melalui SK Direktur.
4.1.2. Fungsi-fungsi dalam Struktur Organisasi
Merujuk pada Gambar 4.1. diagram struktur organisasi, ditemukan ada beberapa komponen struktur organisasi yang difokus sebagai berikut:
1. Satuan Pengawas Internal berfungsi sebagai pelaksana audit internal RS. Haji,
sementara Dewan Penyantun berfungsi aktif menjadi komponen eksternal, yaitu
semacam anggota Hospital Board yang turut berpartisipasi memberi santunan baik materil ataupun pengarahan pada strategi kerja rumah sakit. Rumah Sakit
haji menjalankan panduan pembagian tugas dan kewenangan dalam prinsip tripartit yang tercantum dalam Hospital Bylaws RS. Haji Medan.
2. Komite Akreditasi Panitia Peningkatan Mutu Pelayanan RS adalah suatu
kepanitiaan standing committee dengan tugas memberikan masukan kepada Direktur hal-hal pengembangan teknis peningkatan mutu strategis dan pelayanan
Jamaludin : Penerapan Strategi Manajemen Pengembangan Mutu Dan Hubungannya Dengan Kinerja Utilisasi Fasilitas Serta Kinerja Keuangan Di Rs. Haji Medan 2002 – 2007, 2009
USU Repository © 2008
medis rumah sakit. Sifat dan kedudukan dari Komite Medis adalah fungsional, mereka mengurusi hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan persiapan akreditasi.
Pada saat sekarang gerakan peningkatan mutu di rumah sakit terkait dengan pola strategi standarisasi rumah sakit menurut anjuranketentuan pemerintah Depkes
RI. Pelaksanaan proses standarisasi dan peningkatan mutu pelayanan dianjurkan
dan dibimbing oleh suatu komisi independent yaitu Komite Akreditasi Rumah Sakit yang berkedudukan di Jakarta.
Hal yang penting dalam penelitian ini adalah keberadaan Self Assessment Daftar pertanyaan yang distandarisasi menjadi pemandu arah perbaikan mutu pelayanan
rumah sakit di Indonesia. RS Haji Medan, pada tahun 2001 No. Sertifikat: M.00.03.2.2.822 1 Juni 2001, dinyatakan telah lulus uji akreditasi dengan status
kelulusan penuh. Sejak tahun 2002 sd sekarang RS. Haji tetap melaksanakan kegiatan standarisasi secara mandiri dan melaksanakan evaluasi-evaluasi terhadap
pencapaian proses. Panduan yang dipakai dalam kegiatan tersebut adalah panduan Self Assessment dalam buku ”Pedoman Survei Akreditasi Instrumen 5 Pelayanan
Versi 2002”, diterbitkan oleh Dirjen Yan Med Depkes RI dan Sarana Kesehatan Lainnya 2002.
Pada prakteknya RS. Haji tetap komit melaksanakan gerakan peningkatan mutu pelayanan pasca uji akreditasi tahun 2001. Panitia Akreditasi RS yang dimiliki
tetap melaksanakan proses peningkatan mutu sejak 2002 sd saat ini 2008 secara periodik 1 x per tahun. Instrumen yang dipakai sebagai pemandu adalah Self
Assessment yang serupa. Nilai-nilai akan ditampilkan pada paragraf khusus.
Jamaludin : Penerapan Strategi Manajemen Pengembangan Mutu Dan Hubungannya Dengan Kinerja Utilisasi Fasilitas Serta Kinerja Keuangan Di Rs. Haji Medan 2002 – 2007, 2009
USU Repository © 2008
3. Bagian Administrasi Umum Keuangan RS. Haji dipimpin oleh seorang