Pengaruh Keahlian Dalam Penggunaan Sistem Informasi Terhadap Kinerja Auditor Pada Kantor Perwakilan Bpk-Ri Di Wilayah Sumatera Bagian Utara
PENGARUH KEAHLIAN DALAM PENGGUNAAN SISTEM
INFORMASI TERHADAP KINERJA AUDITOR PADA
KANTOR PERWAKILAN BPK-RI DI WILAYAH
SUMATERA BAGIAN UTARA
TESIS
Oleh
AZMI SEFTRIADI
037017012/AKT
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008
(2)
PENGARUH KEAHLIAN DALAM PENGGUNAAN SISTEM
INFORMASI TERHADAP KINERJA AUDITOR PADA
KANTOR PERWAKILAN BPK-RI DI WILAYAH
SUMATERA BAGIAN UTARA
TESIS
Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains
Dalam Program Studi Ilmu Akuntansi
Pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh
AZMI SEFTRIADI
037017012/AKT
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008
(3)
Judul Tesis : PENGARUH KEAHLIAN DALAM PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI TERHADAP KINERJA AUDITOR PADA KANTOR PERWAKILAN BPK-RI DI WILAYAH SUMATERA BAGIAN UTARA
Nama Mahasiswa : Azmi Seftriadi Nomor Pokok : 037017012 Program Studi : Ilmu Akuntansi
Menyetujui Komisi Pembimbing,
(Dr. Agusni Pasaribu, MBA, Ak.) (Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak.)
Ketua Anggota
Ketua Program Studi,
(Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak)
Direktur,
(Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, MSc)
(4)
Telah diuji pada
Tanggal : 26 Maret 2008
PANITIA PENGUJI TESIS
KETUA : Dr. Agusni Pasaribu, MBA, Ak ANGGOTA : 1. Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak
2. Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak 3. Drs. Arifin Ahmad, MSi.
(5)
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul Pengaruh Keahlian dalam Penggunaan Sistem Informasi terhadap Kinerja Auditor pada Kantor Perwakilan BPK-RI di Wilayah Sumatera Bagian Utara.
Adalah benar hasil karya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun sebelumnya.
Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara benar dan jelas.
Medan, Maret 2008 Yang Membuat Pernyataan,
(6)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara masing-masing faktor-faktor keahlian dalam penggunaan sistem informasi, yaitu faktor persepsi kegunaan sistem informasi, tingkat kegelisahan terhadap komputer, kualitas sistem informasi, keahlian di bidang komputer, pelatihan komputer dan tekanan kerja. Di samping itu penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui apakah faktor-faktor tersebut, baik secara parsial maupun bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja auditor pada Kantor Perwakilan BPK-RI di Wilayah Sumatera Bagian Utara.
Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dengan metode sensus. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 130 orang responden. Sebelum dilakukan pengumpulan data, kuesioner diuji terlebih dahulu validitas dan reliabilitasnya dengan menggunakan Teknik Korelasi Produk Momen dan Alpha Cronbach serta Desain Analisis Jalur. Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan uji hubungan (r), uji parsial (uji t) dan uji simultan (uji F).
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa kegelisahan terhadap komputer tidak mempengaruhi tekanan kerja auditor dan pelatihan komputer juga tidak mempengaruhi keahlian yang dimiliki auditor di bidang komputer. Dari hasil uji F menunjukkan bahwa faktor-faktor keahlian dalam penggunaan sistem informasi, yang terdiri dari faktor persepsi kegunaan sistem informasi, tingkat kegelisahan terhadap komputer, kualitas sistem informasi, pelatihan komputer, keahlian di bidang komputer, dan tekanan kerja secara bersama-sama (simultan) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja auditor pada Kantor Perwakilan BPK-RI di Wilayah Sumatera Bagian Utara, dengan nilai Koefisien Korelasi (R) sebesar 0,607. Sedangkan Koefisien Determinasi (R2) hasil regresi adalah sebesar 0,369, hal ini menunjukkan bahwa 36,90% variabel terikat (kinerja auditor) dipengaruhi oleh variabel-variabel bebas dalam penelitian ini, sedangkan sisanya sebesar 63,10% merupakan pengaruh dari variabel bebas lainnya yang tidak ikut diteliti.
Kata kunci : Kinerja Auditor, Keahlian dalam Penggunaan Sistem Informasi.
(7)
ABSTRACT
The aim of this this research is to find the relation among factors of ability in using application of information system such as perception of benefit using information system, level of computer anxiety, quality of the information system, ability in computer, computer training, and work pressures. Also, the purpose of this research is to figure out whether all that factors in partial or together have influence on auditor performance at Regional Office of BPK-RI in Northern Sumatera.
Data has been collected by using questioners with census method. For that purpose, about 130 respondents have been taken as sample. Prior, validity and reability of questioners has been tested by Moment Product Correlation Technic and Cronbach Alpha, also with Path Analysis Design. And the hyphotesis tested by correlation test (r test), regression test (t test) and simultant test (F test).
The result showed that computer anxiety do not have an impact on work pressures of auditor and so does the computer training do not have an impact on auditor ability in computer. F test showed that ability factors in using information system, such as perception of benefit using information system, level of computer anxiety, quality of the information system, ability in computer, computer training, and work pressure together (simultaneous) have impact on the auditor performance at Regional Office of BPK-RI in Northern Sumatera, with Correlation Coefficient (R) about 0,607 and the result of regression found that The Coefficient Determination (R2) is 0,369. It showed that 36,90% of determinant variable (auditor performance) influenced by independent variables, and the rest 63,10% is the impact of others independent variable which not be tested in this research.
(8)
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena hanya atas rahmat dan hidayah-Nya, maka penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul ”Pengaruh Keahlian dalam Penggunaan Sistem Informasi terhadap Kinerja Auditor pada Kantor Perwakilan BPK-RI di Wilayah Sumatera Bagian Utara” yang merupakan tugas akhir untuk memperoleh gelar Magister Sains (M.Si) dalam Program Studi Ilmu Akuntansi pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
Dalam penyusunan tesis ini, penulis banyak menerima bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan yang berbahagia ini dengan kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya dan penghargaan yang tertinggi kepada yang terhormat :
1. Prof. Dr. Chairuddin P. Lubis, DTM&H, Sp.A(K), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara;
2. Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, MSc, selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara;
3. Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak, selaku Ketua Program Studi Ilmu Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, yang telah memberikan arahan dan tuntunannya selama ini;
(9)
4. Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, yang telah memberikan arahannya;
5. Dr. Agusni Pasaribu, MBA, Ak dan Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak, selaku dosen pembimbing yang telah banyak mengarahkan dan membimbing penulis dalam penyusunan tesis ini;
6. Drs. Arifin Ahmad, M.Si dan Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, selaku dosen pembanding yang telah menyumbangkan saran pemikiran dalam penyempurnaan tesis ini;
7. Seluruh dosen dan staf pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan;
8. Seluruh rekan-rekan kerja pada Kantor Perwakilan BPK-RI di Banda Aceh, yang telah memberikan dukungan moril dalam penyelesaian tesis ini;
9. Secara khusus, terima kasih yang tak terhingga penulis ucapkan kepada Ayahanda H. Lazuardi Noer, Ibunda Hj. Aknidawarti atas doa dan kasihnya, Isteriku Impinalia Sinaga, SE serta putraku tercinta, Muhammad Rusydi Alfatih, untuk semua pengertian dan kasihsayangnya sehingga penulis dapat menyelesaikan studi pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
(10)
Sebagai manusia yang tak luput dari kekurangan dan kesilapan, penulis sadar bahwa masih diperlukan masukan dan saran perbaikan. Semoga tesis ini bermanfaat bagi semua pihak khususnya terhadap perkembangan ilmu akuntansi di masa sekarang dan masa mendatang.
Medan, Maret 2008 Hormat saya selaku penulis,
(11)
RIWAYAT HIDUP
Azmi Seftriadi, lahir di Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan pada tanggal 23 September 1977 anak ketiga dari empat bersaudara, putra dari Bapak H. Lazuardi Noer dan ibu Hj. Aknidawarti. Menikah dengan Impinalia Sinaga dikarunia satu orang putra, Muhammad Rusydi Alfatih (1,5 tahun).
Pendidikan Umum yang telah dijalani yaitu SD Adabiah IV di Padang Tahun 1984 – 1990, SMP Negeri 5 di Padang Tahun 1990 – 1993, SMA Negeri 2 di Padang Tahun 1993 – 1996, Diploma III Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) di Jakarta Tahun 1996 – 1999, Strata 1 (S-1) Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Medan Area di Medan Tahun 2000 – 2002, Strata 2 (S-2) Universitas Sumatera Utara dalam Program Studi Ilmu Akuntansi di Medan Tahun 2003 – 2008.
Bekerja di Perwakilan BPK-RI di Medan sejak Maret 2000 – Mei 2005 dan pindah tugas ke Perwakilan BPK-RI di Banda Aceh sejak Juni 2005 – sekarang.
Medan, Maret 2008
(12)
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT... ii
KATA PENGANTAR ... iii
RIWAYAT HIDUP... vi
DAFTAR ISI... vii
DAFTAR TABEL... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Batasan Penelitian... 4
1.3. Perumusan Masalah... 5
1.4. Tujuan Penelitian ... 7
1.5. Manfaat Penelitian... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 9 2.1. Tinjauan Pustaka... 9
2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu... 21
2.3. Kerangka Konseptual ... 22
2.4. Hipotesis Penelitian ... 24
BAB III METODE PENELITIAN ... 25
3.1. Rancangan Penelitian ... 25
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian... 25
3.3. Pengukuran Variabel ... 27
(13)
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 38
4.1. Deskripsi Statistik... 38
4.2. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Data ... 38
4.3. Desain Analisis Jalur... 41
4.4. Pengujian Asumsi Klasik... 42
4.5. Pengujian Hipotesis ... 45
4.6. Pembahasan... 57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 62
5.1. Kesimpulan... 62
5.2. Saran ... 66
(14)
DAFTAR TABEL
No. Judul Halaman 2.1 Dukungan Sistem Informasi terhadap Proses Pembuatan
Keputusan... 11
2.2 Perbedaan-Perbedaan Individu dan Implikasinya terhadap Sistem Informasi... 18
2.3 Struktur Organisasional dan Implikasinya terhadap Sistem Informasi... 19
2.4 Tinjauan atas Penelitian Terdahulu... 21
3.1 Hierarkhi Auditor berdasarkan Perjenjangan... 27
4.1 Deskripsi Statistik Variabel Penelitian... 38
4.2 Uji Validitas dan Reliabilitas Data... 39
4.3 Matriks Koefisien Korelasi Bivariat dan Taraf Signifikansi Antar Variabel... 41
4.4 Uji Normalitas Data dengan Uji Kolmogorov-Smirnov... 43
4.5 Uji Linieritas Variabel... 44
4.6 Uji Multikolinieritas... 45
(15)
DAFTAR GAMBAR
No. Judul Halaman
(16)
DAFTAR LAMPIRAN
No. Judul Halaman
1 Kuesioner Penelitian………... 70
2 Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel... 75
3 Korelasi Bivariat – Desain Analisis Jalur... 84
4 Uji Normalitas Variabel... 85
5 Uji Linieritas... 86
6 Uji Multikolinearitas... 90
(17)
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Salah satu tujuan dari laporan keuangan adalah untuk melaporkan kegiatan finansial suatu entitas dalam suatu periode tertentu dan menyediakan informasi yang dapat dipergunakan oleh stakeholder (pemilik). Laporan Keuangan tersebut harus disusun sesuai dengan General Accepted Accounting Principles (Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum) untuk lembaga swasta dan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) untuk instansi pemerintah. Merupakan tugas seorang auditor untuk menilai kewajaran penyajian laporan keuangan yang disusun entitas apakah sudah sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi tersebut.
Sejalan dengan perkembangan kualitas sumber daya manusia (SDM) di bidang ketenagakerjaan, kebutuhan akan tenaga kerja yang mempunyai produktivitas tinggi diperlukan bagi semua pihak, baik lembaga swasta maupun instansi pemerintahan. Hal ini disebabkan peran SDM sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pelaksanaan pekerjaan, dimana SDM yang produktif merupakan salah satu asset penting bagi lembaga untuk mencapai sasaran yang diinginkan.
Dengan perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat dalam beberapa tahun terakhir ini, maka banyak unit organisasi yang mengeluarkan biaya yang sangat besar agar dapat membuat sistem informasi yang baik dan diharapkan dapat meningkatkan kinerja organisasinya. Pengeluaran biaya yang sangat besar ini
(18)
juga dipengaruhi oleh promosi yang diluncurkan oleh para manufaktur teknologi informasi yang menjanjikan produk mereka akan memberikan dampak yang besar terhadap kinerja organisasi. Satu hal yang menjadi permasalahan disini adalah bagaimana peran teknologi informasi dalam meningkatkan keunggulan kompetitif unit organisasi melalui peningkatan kinerja karyawan.
Meskipun salah satu tujuan pembentukan suatu sistem informasi adalah untuk membantu manusia dalam melakukan pekerjaan yang dimilikinya dengan cara mengurangi pengaruh keterbatasan rasionalitas (bounded rationality) yang dimiliki manusia (Alter, 1992), tetapi sejauh mana pengaruh sistem informasi terhadap kinerja seseorang masih perlu dianalisa lebih lanjut. Hal ini disebabkan karena kinerja seseorang yang menggunakan suatu sistem informasi yang terkomputerisasi dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor yang berpengaruh langsung maupun tidak langsung.
Dengan menggunakan pendekatan sosioteknikal (Laudon, 1991) dapat diketahui bahwa pelaksanaan sistem informasi yang baik memerlukan koordinasi dari tiga komponen utama sistem informasi, yaitu unsur manusia, teknologi dan organisasi, sehingga banyak faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kinerja seseorang yang menggunakan sistem informasi yang terkomputerisasi.
Salah satu solusi untuk meningkatkan keunggulan kompetitif adalah dengan memanfaatkan keberadaan sistem informasi. Sistem informasi memungkinkan setiap lembaga untuk dapat menerapkan cara yang paling efektif dan efisien, yang pada akhirnya akan meningkatkan kinerja lembaga secara keseluruhan. Praktek-praktek
(19)
penerapan sistem informasi untuk meningkatkan keunggulan kompetitif tersebut, antara lain :
a. Penggunaan Anjungan Tunai Mandiri (ATM), credit card, tele-banking, on-line transfer, mobile banking, e-banking, kartu kredit dan lain-lain yang memberikan banyak kemudahan bagi nasabah bank yang pada akhirnya akan memberikan keunggulan kompetitif bagi bank yang memilikinya.
b. Penggunaan tele-conferencing dan video-conferencing yang memungkinkan pimpinan lembaga induk suatu multi-national company berhubungan langsung dengan eksekutif cabang di beberapa negara secara simultan.
c. Penggunaan sistem basis data (database) untuk pencatatan rekam medis pasien di suatu rumah sakit yang memungkinkan pihak rumah sakit memberikan pelayanan yang lebih cepat dan lebih baik kepada pasien.
d. Penggunaan Sistem Informasi Manajemen Audit Terkomputerisasi yang digunakan bagi Lembaga Audit, baik swasta maupun pemerintahan dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan hasil audit.
Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang dilakukan sebelumya oleh Loudon (1991) tentang pengaruh penggunaan teknologi terhadap besarnya efektivitas kinerja karyawan. Dalam penelitian ini, peneliti akan mencoba menganalisis bagaimana keahlian di bidang penggunaan sistem informasi berpengaruh terhadap kinerja auditor dan untuk mengetahui bagaimana sistem informasi dapat memberikan keahlian/kemampuan bagi auditor untuk menemukan
(20)
masalah dengan cepat serta dapat memberikan dukungan terhadap pengambilan
judgement audit.
Kebutuhan terhadap tenaga auditor tidak hanya pada sektor swasta saja, melainkan juga dibutuhkan pada sektor publik. Tenaga Auditor yang bertugas memeriksa keuangan badan-badan usaha yang ada pada kedua sektor tersebut terbagi menjadi dua macam, yaitu auditor pemerintah (auditor eksternal dan/atau auditor internal), yang melakukan pemeriksaan atas pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara/daerah serta auditor swasta (Akuntan Publik).
Di sektor publik, BPK-RI merupakan satu-satunya Auditor Eksternal Pemerintah yang memiliki tanggungjawab yang besar berkaitan dengan pengawasan dan pemeriksaan keuangan negara/daerah. Sebagaimana diketahui obyek pemeriksaan (obrik) BPK-RI tidak hanya berkaitan dengan keuangan pemerintah pusat, tapi juga pengelolaan keuangan pemerintah daerah (Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota), BUMN, BUMD, dan lembaga-lembaga lain yang menggunakan dan memanfaatkan keuangan negara. Semakin banyaknya jumlah obrik yang menjadi tanggungjawab BPK-RI dengan jumlah personil (SDM) yang sangat terbatas menyebabkan BPK-RI belum optimal menjalankan fungsi dan tanggungjawabnya dalam pengawasan dan pemeriksaan keuangan negara. Dengan personil yang lebih produktif akan tercapai efisiensi kerja yang tinggi, sehingga tugas yang dibebankan kepada BPK-RI akan lebih optimal.
(21)
1.2. Batasan Penelitian
Dengan begitu luasnya cakupan sistem informasi dalam penelitian ini, maka peneliti memiliki beberapa batasan terhadap penelitian yang akan diteliti. Batasan-batasan penelitian tersebut adalah :
a. Yang dimaksud dengan sistem informasi di sini adalah sistem informasi yang telah terkomputerisasi, baik itu management information system, decision support system
dan expert system.
b. Objek penelitian adalah knowledge worker, yaitu karyawan/pegawai yang memiliki akses terhadap penggunaan sistem informasi yang disediakan oleh lembaga/instansinya.
c. Daerah penelitian ini mencakup Kantor Perwakilan BPK-RI yang terdapat di wilayah Sumatera Bagian Utara, yaitu Kantor Perwakilan BPK-RI di Banda Aceh, Medan dan Pekanbaru.
1.3. Perumusan Masalah
Dari penelitian ini akan diformulasikan masalah sebagai berikut:
a. Apakah persepsi kegunaan sistem informasi berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja auditor pada Kantor Perwakilan BPK-RI di Wilayah Sumbagut?
b. Apakah tingkat kegelisahan terhadap komputer berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja auditor pada Kantor Perwakilan BPK-RI di Wilayah Sumbagut? c. Apakah tingkat kegelisahan terhadap komputer berpengaruh secara signifikan
(22)
Sumbagut?
d. Apakah tingkat kegelisahan terhadap komputer berpengaruh secara signifikan terhadap persepsi kegunaan sistem informasi pada Kantor Perwakilan BPK-RI di Wilayah Sumbagut?
e. Apakah tingkat kegelisahan terhadap komputer berpengaruh secara signifikan terhadap keahlian di bidang komputer pada Kantor Perwakilan BPK-RI di Wilayah Sumbagut?
f. Apakah kualitas sistem informasi berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja auditor pada Kantor Perwakilan BPK-RI di Wilayah Sumbagut?
g. Apakah kualitas sistem informasi berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat kegelisahan terhadap komputer pada Kantor Perwakilan BPK-RI di Wilayah Sumbagut?
h. Apakah keahlian di bidang komputer berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja auditor pada Kantor Perwakilan BPK-RI di Wilayah Sumbagut?
i. Apakah pelatihan komputer berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja auditor pada Kantor Perwakilan BPK-RI di Wilayah Sumbagut?
j. Apakah pelatihan komputer berpengaruh secara signifikan terhadap keahlian di bidang komputer pada Kantor Perwakilan BPK-RI di Wilayah Sumbagut?
k. Apakah tekanan kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja auditor pada Kantor Perwakilan BPK-RI di Wilayah Sumbagut?
l. Apakah persepsi kegunaan sistem informasi, tingkat kegelisahan terhadap komputer, kualitas sistem informasi, keahlian di bidang komputer, pelatihan komputer, dan
(23)
tekanan kerja secara simultan/bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja auditor pada Kantor Perwakilan BPK-RI di Wilayah Sumbagut?
Berdasarkan perumusan masalah tersebut peneliti tertarik untuk mengambil judul: “PENGARUH KEAHLIAN DALAM PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI TERHADAP KINERJA AUDITOR PADA KANTOR PERWAKILAN BPK-RI DI WILAYAH SUMATERA BAGIAN UTARA”.
1.4. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : a. Pengaruh persepsi auditor mengenai kegunaan sistem informasi terhadap kinerja
auditor pada Kantor Perwakilan BPK-RI di Wilayah Sumatera Bagian Utara.
b. Pengaruh tingkat kegelisahan terhadap komputer terhadap kinerja auditor pada Kantor Perwakilan BPK-RI di Wilayah Sumatera Bagian Utara.
c. Pengaruh tingkat kegelisahan terhadap komputer terhadap tekanan kerja auditor pada Kantor Perwakilan BPK-RI di Wilayah Sumatera Bagian Utara.
d. Pengaruh tingkat kegelisahan terhadap komputer terhadap persepsi auditor mengenai kegunaan sistem informasi pada Kantor Perwakilan BPK-RI di Wilayah Sumatera Bagian Utara.
e. Pengaruh tingkat kegelisahan terhadap komputer terhadap keahlian auditor di bidang komputer pada Kantor Perwakilan BPK-RI di Wilayah Sumatera Bagian Utara.
(24)
f. Pengaruh kualitas sistem informasi terhadap kinerja auditor pada Kantor Perwakilan BPK-RI di Wilayah Sumatera Bagian Utara.
g. Pengaruh kualitas sistem informasi terhadap tingkat kegelisahan terhadap komputer pada Kantor Perwakilan BPK-RI di Wilayah Sumatera Bagian Utara.
h. Pengaruh keahlian di bidang komputer terhadap kinerja auditor pada Kantor Perwakilan BPK-RI di Wilayah Sumatera Bagian Utara.
i. Pengaruh pelatihan komputer terhadap kinerja auditor pada Kantor Perwakilan BPK-RI di Wilayah Sumatera Bagian Utara.
j. Pengaruh pelatihan komputer terhadap keahlian auditor di bidang komputer pada Kantor Perwakilan BPK-RI di Wilayah Sumatera Bagian Utara.
k. Pengaruh tekanan kerja terhadap kinerja auditor pada Kantor Perwakilan BPK-RI di Wilayah Sumatera Bagian Utara.
l. Pengaruh persepsi kegunaan sistem informasi, tingkat kegelisahan terhadap komputer, kualitas sistem informasi, keahlian di bidang komputer, pelatihan komputer, dan tekanan kerja secara simultan/bersama-sama terhadap kinerja auditor pada Kantor Perwakilan BPK-RI di Wilayah Sumbagut
1.5. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan diperoleh dari penelitian ini adalah: a. Bagi penulis, penelitian ini merupakan pelatihan intelektual (intelectual exercise)
yang diharapkan dapat mempertajam daya pikir ilmiah serta meningkatkan kompetensi keilmuan dalam disiplin ilmu yang digeluti.
(25)
b. Penelitian ini diharapkan akan melengkapi temuan-temuan empiris di bidang akuntansi bagi kemajuan dan pengembangannya di masa mendatang.
(26)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
2.1. Tinjauan Pustaka
2.1.1. Pengertian Sistem Informasi
Untuk dapat memahami sistem informasi, pertama-tama kita harus mengetahui apa yang dimaksud dengan sistem informasi. Definisi dari sistem informasi adalah seperangkat komponen yang saling berhubungan (hardware, software, people, data, procedure) yang bekerja bersama untuk mengumpulkan, mengambil, memproses, menyimpan dan menyebarkan informasi (Davis dan Olson, 1985: 17).
Salah satu sistem informasi yang paling sering digunakan dalam organisasi adalah sistem informasi manajemen. Sistem informasi manajemen adalah suatu metode formal yang memungkinkan tersedianya informasi yang akurat dan tepat waktu bagi kepentingan manajemen untuk pembuatan keputusan dan memungkinkan dilaksanakannya perencanaan, pengendalian dan operasional organisasi secara efektif (Stoner; 1989: 645). Sedangkan James O. Hicks mendefinisikan sistem informasi manajemen dalam Loudon (1991: 43) adalah suatu sistem informasi komputer formal yang dapat mengintegrasikan data yang berasal dari berbagai sumber untuk keperluan pembuatan keputusan oleh manajemen.
Jadi pada dasarnya sistem informasi manajemen mentransformasikan data mentah menjadi suatu bentuk informasi yang bermanfaat untuk mengkoordinasikan
(27)
aliran kerja dalam perusahaan, membantu manajer dalam pembuatan keputusan ataupun penyelesaian masalah lain yang dihadapi oleh suatu perusahaan.
2.1.2. Dukungan Sistem Informasi Terhadap Peran Knowledge Worker
Titik berat penelitian ini adalah pada kinerja knowledge worker dalam kaitannya dengan pembuatan keputusan. Oleh karena itu yang dimaksudkan dengan dukungan sistem informasi terhadap knowledge worker dalam penelitian ini adalah dukungan yang diberikan oleh sistem informasi terutama dalam hal pembuatan keputusan.
Dukungan sistem informasi terhadap pembuatan keputusan pada dasarnya dapat dikategorikan menjadi beberapa macam, yaitu :
a. Dukungan sistem informasi dalam tahap-tahap pembuatan keputusan.
Menurut Herbert A. Simon dalam Davis dan Olson (1985: 164), tahapan dalam proses pembuatan keputusan terdiri dari tiga tahap, yaitu :
1) Tahap Intellegence. Tahap ini terdiri dari tahap penemuan masalah dan tahap kemungkinan timbulnya masalah. Dari penemuan ini kemudian dilakukan perumusan masalah dengan mempertimbangkan data-data yang ada.
2) Tahap Design. Tahap ini ditentukan perumusan tindakan yang akan diambil untuk memecahkan masalah. Termasuk di dalamnya pengolahan data, penemuan solusi berdasarkan alat-alat analisis yang sesuai, dan menguji solusi yang dihasilkan.
3) Tahap Choice. Dalam tahap ini dilakukan pemilihan terhadap alternatif solusi yang memberikan pemecahan masalah terbaik. Dalam hal ini sistem informasi
(28)
dapat dirancang sesuai dengan kebutuhan yang dituntut oleh tahapan-tahapan pembuatan keputusan diatas. Untuk lebih lengkapnya dukungan yang diberikan oleh sistem informasi terhadap proses pembuatan keputusan dapat dilihat pada tabel 2.1.
Tabel 2.1 Dukungan Sistem Informasi terhadap Proses Pembuatan Keputusan Tahap Pembuatan
Keputusan
Dukungan Sistem Informasi Terhadap Proses Pembuatan Keputusan
Intelligence Sistem informasi dapat memberikan kemampuan bagi pemakai sistem informasi untuk menemukan masalah dengan cepat dan teliti. Sistem informasi dapat dirancang untuk menemukan permasalahan secara otomatis atau tergantung dari adanya inkuiri pemakai.
Design Sistem informasi dapat dirancang untuk memasukkan modul-modul untuk analisis permasalahan maupun model-model pembuatan keputusan yang dapat digunakan oleh pemakai untuk membuat alternatif solusi.
Choice Sistem informasi dapat dirancang untuk menampilkan alternatif solusi dalam format yang jelas dan mudah dimengerti sehingga memudahkan pemakai untuk mengambil keputusan.
Sumber: Davis dan Oslon, 1985, Management Information System .
b. Dukungan sistem informasi terhadap keputusan terprogram dan tidak terprogram. Dukungan sistem informasi terhadap pembuatan keputusan yang terprogram dilakukan dengan merancang sistem informasi berdasarkan atas adanya prosedur atau aturan yang jelas. Prosedur atau aturan tersebut dapat berupa rumus (formula), diagram alur, tabel keputusan maupun tehnik-tehnik baku lainnya. Sedangkan dukungan terhadap pengambilan keputusan yang tidak dapat terprogram atau semi-terprogram dilakukan dengan memberikan akses terhadap semua data yang diperlukan, dan tersedianya alat-alat analisa yang diperlukan untuk pemecahan masalah.
(29)
c. Dukungan sistem informasi terhadap pembuatan keputusan dibawah tekanan
(under stress).
Dukungan terhadap pembuatan keputusan dibawah tekanan dilakukan dengan merancang sistem informasi yang memasukkan modul pembuatan keputusan yang telah diprogram sebelumnya (pre-programmed) yang memungkinkan sistem informasi untuk dapat memberikan alternatif solusi secara cepat kepada pemakai. d. Dukungan sistem informasi terhadap pembuatan keputusan yang berkualitas.
Sangat sulit bagi kita untuk mengevaluasi kualitas sebuah keputusan yang telah dibuat, tetapi walaupun begitu kita dapat mengevaluasi kualitas proses pembuatan keputusan. Menurut I.L. Janis dan L. Mann dalam Davis dan Olson (1985: 190), mengidentifikasi tujuh kriteria utama untuk menilai kualitas proses pembuatan keputusan. Suatu proses pembuatan keputusan yang berkualitas dapat dicapai apabila seorang pengambil keputusan (sesuai dengan kemampuan terbaiknya dan dalam batas kemampuannya untuk mengolah informasi) :
1) Secara seksama memilih alternatif tindakan yang mungkin.
2) Meneliti keseluruhan tujuan yang akan dicapai dan nilai-nilai (values) yang dipengaruhi oleh pilihan solusi yang dibuat.
3) Secara hati-hati menimbang apakah dia mengetahui mengenai biaya (cost) dan resiko sebagai akibat dampak negatif – begitu pula dengan dampak positif- yang mungkin timbul dari masing-masing alternatif solusi.
4) Secara intensif mencari informasi-informasi baru yang relevan untuk mengevaluasi alternatif solusi secara lebih jauh.
(30)
5) Mengasimilasi dan mempertimbangkan setiap informasi baru yang diperolehnya secara benar.
6) Menguji ulang dampak negatif dan positif dari semua alternatif yang ada termasuk diantaranya alternatif yang semula dianggap tidak dapat diterima
(unacceptable).
7) Membuat prosisi yang seksama dalam penerapan keputusan atau pelaksanaan alternatif tindakan yang telah dipilih dan jangan membuat rencana berkontinjensi apabila berbagai macam resiko yang telah diidentifikasi berubah menjadi kenyataan.
Disini dukungan yang dapat diberikan sistem informasi terhadap pembuatan keputusan yang berkualitas adalah sistem informasi dapat dirancang untuk membuat keputusan dengan berdasarkan prosedur pembuatan keputusan yang memenuhi kriteria-kriteria diatas.
2.1.3. Pendekatan Sosiotehnikal dalam Sistem Informasi Manajemen
Tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu tujuan pembentukan sistem informasi dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja karyawan yang pada akhirnya diharapkan dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja perusahaan pula. Penelitian-penelitian terdahulu membuktikan bahwa kinerja seseorang yang menggunakan komputer (sistem informasi) tidak hanya dipengaruhi oleh faktor teknologi informasi saja, tetapi juga melibatkan banyak faktor lainnya. Konsep sosiotehnikal (Laudon, 1991: 15) menyatakan bahwa pelaksanaan sistem informasi yang baik memerlukan koordinasi yang baik pula dari faktor teknologi, manusia (user) dan organisasi.
(31)
Faktor teknologi memegang peranan yang sangat penting dalam sebuah sistem informasi. Walaupun begitu dalam pelaksanaannya teknologi tidak dapat diterapkan begitu saja tanpa memperhatikan faktor manusia dan faktor organisasi. Pengalaman terdahulu membuktikan bahwa penerapan sistem informasi yang hanya menitikberatkan pada faktor teknologi tidak dapat memberikan hasil yang memuaskan.
Untuk memahami hubungan antara ketiga faktor tersebut, penulis akan menerangkannya melalui dua kerangka pikiran berikut :
a. Karakteristik kemampuan manusia dalam mengolah informasi dan pengaruhnya terhadap desain sistem informasi.
b. Implikasi dari struktur organisasional dan teori manajemen terhadap sistem informasi.
2.1.3.1. Karakteristik Kemampuan Manusia dalam Mengolah Informasi dan
Pengaruhnya terhadap Desain Sistem Informasi
Pembentukan sistem informasi dimaksudkan untuk membantu manusia dalam pelaksanaan tugas dan tanggung-jawabnya. Oleh karena itu untuk dapat memaksimalkan peran sistem informasi, sistem tersebut haruslah dirancang dengan memperhatikan bagaimana manusia memproses dan menangani informasi. Berikut ini adalah karakteristik-karakteristik yang dimiliki manusia dalam mengolah informasi secara umum :
(32)
a. Kebutuhan akan umpan balik (feedback)
Dalam suatu sistem komputer, berbagai macam mekanisme digunakan untuk menentukan bahwa output telah diterima. Sebuah printer mengirimkan suatu sinyal kepada komputer bahwa dirinya telah diaktifkan. Sebuah terminal data mengembalikan sinyal untuk menandakan bahwa sekelompok paket data telah diterima. Mekanisme feedback semacam juga perlu disediakan untuk pemakai sistem informasi, bukan saja untuk tujuan pengawasan kesalahan (error control)
tetapi juga untuk tujuan memenuhi kebutuhan psikologis manusia untuk memastikan bahwa output telah diterima.
Dalam suatu sistem yang telah on-line, salah satu aspek yang penting dari
feedback adalah waktu respon, yaitu waktu antara seorang pemakai memasukkan data atau input dengan diterimanya respon yang diberikan oleh sistem komputer. Kesalahan yang biasa terjadi dalam perancangan sistem informasi adalah waktu respon yang terlalu lama. Hal ini menyebabkan pemakai merasa gelisah dan kehilangan konsentrasi. Di lain pihak waktu respon yang terlalu cepat juga dapat menyebabkan pemakai merasa ditekan oleh sistem informasi dan menyebabkan timbulnya kesalahan. Oleh karena itu, penentuan waktu respon yang sesuai sangat perlu diperhatikan oleh perancang sistem informasi.
1) Nilai psikologis data yang tidak terpakai
Sebuah fenomena yang terdapat dalam suatu sistem informasi suatu organisasi adalah adanya akumulasi dan penyimpanan data yang memiliki kemungkinan
(33)
sangat kecil untuk digunakan. Hal ini dipengaruhi oleh hal-hal sebagai berikut:
a) Adanya tambahan rasa percaya diri pada diri pembuat keputusan dengan adanya tambahan data walaupun itu sebenarnya tidak diperlukan.
b) Informasi digunakan sebagai simbol atas komitmen terhadap pilihan rasional (rational choice). Dalam suatu kultur organisasi, tersedianya informasi merupakan suatu simbol dari kompetensi dan menumbuhkan rasa percaya diri terhadap kemampuan untuk membuat suatu keputusan, tanpa memperhatikan apakah informasi tersebut digunakan atau tidak. 2) Berlebihnya informasi (information overload)
Adanya kemajuan di bidang tehnologi yang diikuti dengan semakin murahnya biaya untuk mendapatkan teknologi tersebut telah menyebabkan dapat disimpannya data dalam jumlah yang tidak dapat dibayangkan sebelumnya. Dengan adanya kemampuan untuk menyimpan data dalam jumlah yang sangat banyak ini menyebabkan manusia dijejali oleh informasi.
Salah satu kelemahan manusia dalam mengolah informasi adalah terbatasnya kapasitas otak manusia untuk menerima input dari lingkungan. Dengan keterbatasan ini manusia tidak akan mampu untuk menerima informasi yang terlalu banyak. Oleh karena itu dalam perancangan sistem informasi perlu dipikirkan adanya mekanisme yang memungkinkan adanya proses penyaringan dan peringkasan terhadap proses data sehingga pemakai dapat memperoleh informasi yang dikehendaki.
(34)
3) Perbedaan-perbedaan individual
Pemakaian sistem informasi selalu melibatkan banyak individu yang berbeda. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh adanya faktor psikologis, kepribadian, demografi, situasional dan lain-lain. Adanya perbedaan-perbedaan ini dapat mempengaruhi kinerja dan kepuasan kerja para pemakai sistem informasi. Adanya perbedaan-perbedaan ini mengharuskan para perancang sistem untuk dapat mengidentifikasi adanya perbedaan-perbedaan yang secara kritis dapat mempengaruhi kesuksesan penerapan sistem informasi dan mengakomodasinya dalam sistem informasi yang tengah dirancangnya, dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut ini.
(35)
Tabel 2.2 Perbedaan-Perbedaan Individu dan Implikasinya terhadap Sistem Informasi
Perbedaan Individu Keterangan Pengaruh terhadap Pengolahan Informasi
Dogmatism (tinggi-rendah)
Sampai sejauh mana seseorang positif terhadap kepercayaan dan opini
Dogmatism rendah berhubungan dengan lebih banyak kegiatan untuk menceri informasi, pertimbangan yang lebih masak, dan kurangnya kepercayaan dalam pembuatan keputusan
Keberanian mengambil resiko
(tinggi-rendah)
Sampai sejauh mana seseorang berani untuk mengambil resiko
Lebih berani seseorang mengambil resiko berhubungan dengan semakin banyaknya kativitas untuk mencari informasi
Intelegensia (tinggi-rendah)
Berhubungan dengan tingkat kepandaian seseorang
Semakin tinggi tingakat intelegensia seseorang berarti makin cepat dia mengolah informasi, pemilihan informasi yang lebih efisien, lebih cepat membuat keputusan dan lain-lain
Kemampuan kualitatif (tinggi-rendah)
Berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan perhitungan, pembuatan rumus, dan keputusan yang berdasarkan angka
Kemampuan kuantitatif yang tinggi berhubungan dengan penggunaan ingatan jangka pendek yang lebih banyak dibandingkan dengan ingatan jangka panjang
Kemampuan verbal (tinggi-rendah)
Berhubungan dengan kemampuan kosa kata dan penggunaannya untuk mengungkapkan pikiran, pendapat dan lain-lain
Tingginya kemampuan verbal menunjukkan ingatan jangka pendek yang lebih efektif
Pengalaman dalam pembuatan keputusan
Berhubungan dengan pengalaman dalam pembuatan keputusan formal
Pengalaman berhubungan dengan lebih efektifnya seleksi informasi, kurang efektifnya integrasi, lebih fleksibel, dan lebih sedikit kepercayaan
Pengetahuan terhadap tugas
(tinggi-rendah)
Berhubungan dengan pengetahuan untuk mengerjakan tugas
Pengetahuan yang lebih tinggi berhubungan dengan semakin sedikitnya aktivitas pencarian informasi
Level manajemen Yaitu tingkatan manajemen dalam organisasi
Manajemen tingkat tinggi berhubungan dengan semakin sedikitnya waktu untuk membuat keputusan
Sumber : Davis dan Olson, 1985, Management Information System
2.1.3.2 Implikasi Struktur Organisasional dan Teori Manajemen terhadap Sistem
Informasi
Dalam pelaksanaannya, sistem informasi dan struktur organisasi dapat saling mempengaruhi. Sistem informasi manajemen dapat mempengaruhi struktur
(36)
organisasi di masa depan, sedangkan struktur organisasi yang ada saat ini
mempengaruhi bagaimana sistem informasi dirancang, dapat dilihat pada tabel 2.3 berikut ini:
Tabel 2.3 Struktur Organisasional dan Implikasinya terhadap Sistem Informasi
Konsep Implikasi terhadap sistem informasi
Hirarki kekuasaan Hirarki kekuasaan yang panjang dengan cakupan pengendalian yang relatif sempit membutuhkan pengendalian information force yang lebih banyak dibandingkan hirarki kekuasaan yang rata (flat) dengan cakupan pengendalian yang relatif luas
Kultur organisasi Kultur organisasi mempengaruhi kebutuhan informasi (information requirements) dan penerimaan sistem (system acceptance)
Kekuatan organisasional
(Organizational Power)
Kekuatan organisaional mempengeruhi perilaku organisasional selama tahap perencanaan sistem, alokasi sumber daya dan implementasi. Sistem komputer dapat memberikan kekuatan organisasional melalui akses terhadap informasi
Siklus pertumbuhan organisaional (growth cycle)
Sistem informasi mungkin memerlukan perubahan atau modifikasi seiring dengan tahapan perkembangan organisasi
Organisasi sebagai sosiotehnikal
Menyediakan pendekatan terhadap penentuan persyaratan dan desain kerja atau tugas dimana baik pertimbangan sosial maupun tehnis dilibatkan
Modifikasi atas model dasar (basic model)
Sistem informasi dapat dirancang untuk mendukung produk atau jasa organisasi, organisasi proyek, hubungan lateral (horisontal), dan matriks organisasi
Model informasi dari organisasi
Mekanisme-mekanisme organisasi mengurangi kebutuhan pengolahan informasi dan komunikasi. sistem informasi digunakan untuk mengkoordinasikan aktivitas lateral
Sentralisasi Sistem informasi dapat dirancang untuk memenuhi setiap level dari
sentralisasi Ketidaktepatan penetapan
sasaran
Perlu diberikan perhatian pada saat penentuan tujuan dalam proses
penentuan kebutuhan (requirements determination) untuk
menghindari adanya ketidaktepatan penetapan sasaran (goal)
Sumber : Davis dan Olson, 1985, Management Information System
2.1.4. Pengertian Auditor dan Pengukuran Kinerja Auditor
2.1.4.1. Pengertian Auditor
Auditor adalah seseorang yang memiliki keahlian dalam menghimpun dan menafsirkan bukti pemeriksaan (Amir Abadi Jusuf, 1996), dapat dibedakan menjadi:
(37)
a. Auditor Internal, yaitu auditor yang bekerja pada suatu perusahaan untuk melakukan audit bagi kepentingan manajemen.
b. Auditor Eksternal, yaitu auditor yang memberikan jasa profesionalnya kepada pihak ekstern di luar perusahaan.
c. Auditor Pemerintahan, yaitu auditor yang bekerja bagi kepentingan pemerintahan, yaitu melaksanakan fungsi sebagai Badan Pemeriksa Keuangan. Auditor Pemerintahan inilah yang menjadi fokus pembahasan pada penelitian ini, yaitu auditor yang bekerja pada Kantor Perwakilan BPK-RI.
2.1.4.2. Pengukuran Kinerja Auditor BPK-RI
Dalam rangka perwujudan BPK sebagai lembaga negara yang profesional, bebas, dan mandiri melalui pengembangan kelembagaan yang terintegrasi dan komprehensif, telah ditetapkan Implementasi Rencana Strategis BPK 2006-2010 yang disusun berdasarkan suatu kerangka kerja yang memenuhi kriteria keunggulan kinerja berdasarkan Metode Malcolm Baldrige, yang disebut dengan Baldrige Criteria for Excelellence Performance. Evaluasi keunggulan kinerja tersebut digunakan untuk menilai tingkat pencapaian kinerja Badan dan unit kerja berdasarkan Rencana Implementasi yang telah disetujui.
Keberhasilan pelaksanaan tugas dan fungsi BPK diuji dengan “bagaimana kinerja BPK dalam melaksanakan tugas pemeriksaan, menyajikan laporan hasil pemeriksaan baik yang berupa laporan hasil pemeriksaan (LHP) parsial maupun yang berbentuk Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semesteran (IHPS), memenuhi kebutuhan dan harapan pemilik kepentingan, pemberdayaan SDM, mengelola tugas pendukung dan
(38)
penunjang pemeriksaan, menyusun dan menyampaikan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi BPK dalam mendorong terwujudnya pengelolaan dan tangung jawab keuangan negara yang semakin baik, akuntabel dan transparan” (BPK-RI, 2006).
Menurut Rencana Strategis BPK 2006-2010, Indikator-indikator sukses yang menjadi dasar pengukuran kinerja BPK dibagi menjadi 6 (enam) bidang, yaitu bidang kepegawaian, pemilik kepentingan, hasil, kualitas, ketepatan waktu dan biaya.
2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Tinjauan atas penelitian terdahulu berupa nama peneliti, tahun penelitian, topik penelitian, dan variabel yang digunakan serta hasil penelitiannya dapat dilihat seperti pada tabel 2.4 berikut ini :
Tabel 2.4 Tinjauan atas Penelitian Terdahulu
No. Nama Peneliti/Ta hun Topik Penelitian Variabel yang Digunakan Hasil Penelitian 1. Cheri Speier, Michael G. Morris dan Carl M. Briggs (1985) Pengaruh peng-gunaan sistem informasi terhadap efektivitas kerja karyawan Kemudahan peng-gunaan komputer Kemudahan penggunaan komputer berpengaruh terhadap kinerja seorang karyawan dalam peng-gunaan sistem informasi
2. Loudon (1991) Pengaruh peng-gunaan teknologi terhadap tingkat efektivitas kerja karyawan Kepuasan kerja (manusia), tek-nologi dan organisasi Pelaksanaan teknologi informasi yang baik membutuhkan koordinasi dari 3 komponen utama sistem informasi, yaitu unsur manusia, teknologi dan organisasi
3. M. Nasir
(2002)
Analisis pengaruh
Persepsi kegunaan
Semua variabel berkorelasi positif dengan kinerja
(39)
No. Nama Peneliti/Ta hun Topik Penelitian Variabel yang Digunakan Hasil Penelitian sistem informasi terhadap kinerja karyawan pada PT. Jasa Raharja sistem informasi, tingkat kegelisahan terhadap komputer, kualitas sistem informasi, keahlian di bidang komputer, pelatihan komputer, dan tekanan kerja
karyawan, kecuali tingkat kegelisahan terhadap komputer terhadap tekanan kerja dan pelatihan komputer terhadap keahlian di bidang komputer
2.3. Kerangka Konseptual
Dalam penelitian ini penulis mengidentifikasikan enam faktor yang diperkirakan baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi kinerja auditor yang menggunakan sistem informasi. Selain itu model penelitian yang penulis ajukan juga didasarkan pada penelitian-penelitian yang pernah dilakukan di bidang sistem informasi. Model penelitian tersebut dapat dilihat pada gambar 2.1. berikut ini:
(40)
Tekanan Kerja (X6)
Kualitas Sistem Informasi
(X3)
Persepsi Kegunaan Sistem Informasi
(X1)
Pelatihan Komputer
(X4)
Kegelisahan thd Komputer
(X2)
Kinerja Auditor (Y) H4 H7 H6 H5 H8 H10 H3 Keahlian di Bidang Komputer (X5) H9 H11 H2 H1
Gambar 2.1. Model Penelitian
2.4. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian dikembangkan dari telaah teoritis sebagai jawaban sementara dari masalah atau pertanyaan yang memerlukan pengujian secara empiris. Dengan demikian dikemukakan hipotesis yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
a. H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan persepsi kegunaan sistem
informasi secara individual terhadap kinerja auditor pada Kantor Perwakilan BPK-RI di Wilayah Sumbagut.
(41)
komputer secara individual terhadap kinerja auditor pada Kantor Perwakilan BPK-RI di Wilayah Sumbagut.
c. H3 : Terdapat pengaruh yang signifikan tingkat kegelisahan terhadap
komputer secara individual terhadap tekanan kerja pada Kantor Perwakilan BPK-RI di Wilayah Sumbagut.
d. H4 : Terdapat pengaruh yang signifikan tingkat kegelisahan terhadap
komputer secara individual terhadap persepsi kegunaan sistem informasi pada Kantor Perwakilan BPK-RI di Wilayah Sumbagut. e. H5 : Terdapat pengaruh yang signifikan tingkat kegelisahan terhadap
komputer secara individual terhadap keahlian di bidang komputer pada Kantor Perwakilan BPK-RI di Wilayah Sumbagut.
f. H6 : Terdapat pengaruh yang signifikan kualitas sistem informasi secara
individual terhadap kinerja auditor pada Kantor Perwakilan BPK-RI di Wilayah Sumbagut.
g. H7 : Terdapat pengaruh yang signifikan kualitas sistem informasi secara
individual terhadap tingkat kegelisahan terhadap komputer pada Kantor Perwakilan BPK-RI di Wilayah Sumbagut.
h. H8 : Terdapat pengaruh yang signifikan keahlian di bidang komputer
secara individual terhadap kinerja auditor pada Kantor Perwakilan BPK-RI di Wilayah Sumbagut.
(42)
i. H9 : Terdapat pengaruh yang signifikan pelatihan komputer secara
individual terhadap kinerja auditor pada Kantor Perwakilan BPK-RI di Wilayah Sumbagut.
j. H10 : Terdapat pengaruh yang signifikan pelatihan komputer secara
individual terhadap keahlian di bidang komputer pada Kantor Perwakilan BPK-RI di Wilayah Sumbagut.
k. H11 : Terdapat pengaruh yang signifikan tekanan kerja secara individual
terhadap kinerja auditor pada Kantor Perwakilan BPK-RI di Wilayah Sumbagut.
l. H12 : Terdapat pengaruh yang signifikan persepsi kegunaan sistem
informasi, tingkat kegelisahan terhadap komputer, kualitas sistem informasi, pelatihan komputer, keahlian di bidang komputer, dan tekanan kerja secara simultan terhadap kinerja auditor pada Kantor Perwakilan BPK-RI di Wilayah Sumbagut.
(43)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Rancangan Penelitian
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode survey responden, dimana sumber datanya berasal dari responden dengan memberikan lembaran kuesioner secara langsung. Instrumen dalam kuesioner tersebut berjumlah 57 pertanyaan dan 8 item data dari responden. Bagian utama kuesioner dibagi dalam sembilan bagian, masing-masing mewakili satu variabel, item pertanyaan dalam kuesioner tersebut sebagian besar diambil dan diadaptasi dari beberapa penelitian mengenai sistem informasi yang pernah dilakukan sebelumnya.
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah tenaga auditor yang bekerja pada Kantor Perwakilan BPK-RI di Wilayah Sumatera Bagian Utara (Sumbagut), yaitu Kantor Perwakilan di Banda Aceh, Medan dan Pekanbaru. Dipilihnya Kantor Perwakilan BPK-RI di Wilayah Sumbagut tersebut adalah karena mempertimbangkan sisi kemudahan dalam penelitian, baik tenaga, biaya dan waktu dalam melakukan pengumpulan data nantinya.
Tenaga Auditor BPK-RI yang bekerja pada 3 (tiga) Kantor Perwakilan tersebut mempunyai perjenjangan/tingkatan auditor dan dalam penelitian ini
(44)
dinamakan sebagai sub-populasi. Kriteria dalam perjenjangan auditor tersebut didasarkan atas sertifikasi peran, tingkat kepangkatan dan golongan kepegawaian auditor tersebut, yaitu sebagai berikut:
a. Pengendali Teknis Senior (PTS), bagi auditor yang mempunyai golongan minimal IV/a atau Pembina dan/atau sudah memiliki sertifikat PTS.
b. Pengendali Teknis Yunior (PTY), bagi auditor yang mempunyai golongan minimal III/d atau Penata Tingkat I dan sudah memiliki sertifikat PTY.
c. Ketua Tim Senior (KTS), bagi auditor yang sudah mempunyai golongan minimal III/c atau Penata dan sudah memilliki sertifikat KTS.
d. Ketua Tim Yunior (KTY), bagi auditor yang sudah mempunyai golongan minimal III/b atau Penata Muda Tingkat I dan sudah memiliki sertifikat KTY.
e. Auditor Ahli Pertama, bagi auditor yang sudah mempunyai golongan minimal III/a atau Penata Muda dan sudah memiliki sertifikat.
f. Auditor Penyelia, bagi auditor yang sudah mempunyai golongan minimal II/d atau Pengatur dan sudah memiliki sertifikat.
g. Auditor Pelaksana Lanjutan, bagi auditor yang sudah mempunyai golongan minimal II/b atau Pengatur Muda Tingkat I atau sudah memiliki sertifikat.
Hierarkhi Auditor berdasarkan perjenjangan auditornya, adalah seperti pada tabel 3.1. berikut ini:
(45)
Tabel 3.1. Hierarkhi Auditor Berdasarkan Perjenjangan
Jumlah Pegawai (orang)
No. Jabatan Auditor Pwk.
Banda Aceh
Pwk. Medan
Pwk. Pekanbaru
Jumlah
1. Pengendali Teknis Senior 1 1 - 2
2. Pengendali Teknis Yunior 4 6 4 14
3. Ketua Tim Senior 13 14 5 32
4. Ketua Tim Yunior 4 6 3 13
5. Auditor Ahli Pertama 25 25 20 70
6. Auditor Penyelia 2 7 4 13
7. Auditor Pelaksana Lanjutan 3 2 2 7
Total 49 69 32 150
Sumber : Data Primer
Berdasarkan populasi yang telah ditentukan tersebut didapatkan jumlah auditor yang memenuhi kriteria tersebut sebanyak 150 orang. Penelitian ini selanjutnya dilakukan dengan menggunakan metode survey secara sensus.
3.3. Pengukuran Variabel
3.3.1. Klasifikasi Variabel
Berdasarkan perumusan masalah, uraian teoritis dan hipotesis yang diajukan, maka variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Variabel Bebas (Independent Variable), yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi keahlian dalam penggunaan sistem informasi, terdiri dari persepsi kegunaan sistem informasi, tingkat kegelisahan terhadap komputer, kualitas sistem informasi, keahlian di bidang komputer, pelatihan komputer dan tekanan kerja. b. Variabel Terikat (Dependent Variable), yaitu kinerja auditor yang bekerja pada
(46)
3.3.2. Definisi Variabel Operasional
Untuk menghindari kesalahpahaman atau untuk memberikan gambaran yang jelas dan memudahkan pelaksanaan penelitian ini, maka perlu diberikan definisi variabel operasional yang akan diteliti sebagai dasar dalam menyusun kuesioner penelitian, sebagai berikut:
a. Persepsi kegunaan sistem informasi (X1)
Sikap akan mempengaruhi perilaku (behaviour) seseorang termasuk kinerja seseorang yang menggunakan komputer (sistem informasi). Persepsi kegunaan komputer yang dimaksud adalah tingkat dimana seseorang yakin bahwa menggunakan sistem informasi tertentu akan meningkatkan kinerjanya.
Apabila seseorang menganggap bahwa sistem informasi yang ada bermanfaat bagi pelaksanaan kerjanya, maka hal ini akan mempengaruhi perilakunya untuk menggunakan sistem informasi yang ada, akan tetapi sebaliknya apabila dia menganggap bahwa sistem informasi yang ada tidak ada gunanya, maka dia tidak akan menggunakan sistem informasi tersebut.
Jumlah pertanyaan dalam item ukuran persepsi kegunaan sistem informasi ini berjumlah delapan pertanyaan. Sedangkan skala yang digunakan adalah dari sangat tidak setuju sampai dengan sangat setuju yang dibagi dalam lima Skala Likert. Pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam item ukuran ini diperoleh dan diadaptasi dari item pertanyaan kuesioner yang digunakan dalam penelitian oleh Davis (1989) dan Thompson (1989).
(47)
b. Tingkat kegelisahan terhadap komputer (X2)
Kegelisahan terhadap komputer (Computer Anxiety) didefinisikan sebagai kecendrungan seseorang menjadi susah, khawatir atau ketakutan dalam penggunaan komputer di masa sekarang atau di masa yang akan datang. Sebenarnya kegelisahan terhadap komputer menunjukkan suatu tipe stress tertentu karena berasosiasi dengan kepercayaan yang negatif mengenai komputer, masalah-masalah dalam menggunakan komputer dan penolakan terhadap mesin. Dalam item ini digunakan enam pertanyaan dengan skala dari sangat tidak setuju sampai dengan sangat setuju. Item pertanyaan yang digunakan dalam ukuran diperoleh dan diadaptasi dari penelitian yang dilakukan oleh Compeau dan Higgins (1995).
c. Kualitas Sistem Informasi (X3)
Sistem informasi yang memiliki kualitas yang baik diharapkan dapat meningkatkan kinerja karyawan yang menggunakan sistem informasi. Salah satu cara untuk menentukan kualitas suatu sistem informasi adalah dengan mengukur kualitas informasi yang dihasilkan oleh suatu sistem informasi formal.
Definisi kualitas sistem informasi mengacu pada tingkat dimana seseorang pemakai sistem informasi merasa terpuaskan oleh output (informasi) yang dihasilkan oleh suatu sistem informasi formal. Kepuasan informasi ini diukur berdasarkan karakteristik-karakteristik tertentu, yaitu antara lain kelengkapan data, keakuratan data, ketelitian data, informasi yang tepat waktu, output yang relevan, output yang berarti, mudah digunakan dan lain-lain.
(48)
Dalam item ini digunakan empat belas pertanyaan dengan skala dari sangat tidak setuju sampai dengan sangat setuju. Item pertanyaan yang digunakan dalam ukuran ini diperoleh dan diadaptasi dari penelitian yang dilakukan oleh Goodue (1995), Doll dan Torzadeh (1988), Raymond (1985), Balley dan Pearson (1983). d. Pelatihan Komputer (X4)
Pendidikan dan pelatihan (training) komputer yang diberikan oleh perusahaan sangat mempengaruhi keberhasilan seseorang pemakai sistem informasi dalam pelaksanaan kerja yang melibatkan penggunaan sistem informasi. Hal ini disebabkan karena setiap perusahaan memiliki sistem informasi yang berbeda-beda bahkan dalam satu perusahaan pun dapat memiliki sistem informasi yang berbeda antara satu bagian dengan bagian yang lain.
Dengan adanya perbedaan pengoperasionalan ini menuntut para penggunanya untuk dapat menguasai cara penggunaan sistem informasi yang telah dibakukan oleh masing-masing perusahaan. Untuk dapat menguasai pengoperasionalan sistem informasi tersebut setiap karyawan biasanya harus diberikan pendidikan dan pelatihan komputer. Dengan diberikannya pendidikan dan pelatihan komputer maka diharapkan kinerja karyawan dapat meningkat.
Jumlah pertanyaaan yang digunakan dalam item ukuran pelatihan komputer ini berjumlah lima pertanyaan. Sedangkan skala yang digunakan adalah dari sangat tidak setuju sampai sangat setuju. Pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam item ukuran pelatihan komputer ini diperoleh dan diadopsi dari item pertanyaan kuesioner yang digunakan dalam penelitian oleh Goodhue (1995), Raymond
(49)
(1985), dan Balley dan Person (1983). e. Keahlian di Bidang Komputer (X5)
Seseorang akan menggunakan komputer apabila dia memiliki kemampuan yang sesuai dengan pekerjaan yang dihadapinya. Untuk mampu menggunakan suatu sistem informasi secara efektif dan efisien, seorang pemakai dituntut untuk memiliki kemampuan atau keahlian (skill) di bidang pengetahuan komputer. Dimilikinya kemampuan dalam bidang komputer oleh seorang auditordiharapkan dapat meningkatkan kinerja auditortersebut.
Dalam item ini digunakan sembilan pertanyaan dengan skala dari sangat rendah sampai dengan sangat tinggi. Item pertanyaan yang digunakan dalam ukuran ini diperoleh dan diadaptasi dari penelitian yang dilakukan oleh Nelson (1991). f. Stres/Tekanan Kerja (X6)
Tekanan kerja dapat timbul disebabkan karena adanya pengaruh ketegangan pada seorang karyawan oleh tekanan-tekanan yang diberikan oleh pekerjaan yang dilakukannya yang berkaitan dengan kerja untuk menyelesaikan suatu pekerjaan itu dalam batas tengat waktu (dead line) yang harus dipenuhi. Adapun sumber dari tekanan kerja bermacam-macam antara lain lingkungan kerja yang tidak menyenangkan baik secara fisik maupun mental, adanya konflik kepentingan, adanya peran ganda dalam kerja dan lain-lain.
Dalam item ini digunakan sembilan pertanyaan dengan skala dari sangat tidak setuju sampai dengan sangat setuju. Item pertanyaan yang digunakan dalam ukuran ini diperoleh dan diadaptasi dari Carrel (1997).
(50)
g. Kinerja Auditor (Y)
Kinerja auditor tersebut antara lain dapat dipengaruhi oleh kecepatan dan ketepatan waktu dalam penyelesaian pekerjaan audit, kualitas temuan pemeriksaan yang dilaporkan oleh auditor dan efisiensi penggunaan sumber daya yang ada, termasuk penggunaan sistem informasi. Terdapat enam pertanyaan yang digunakan dalam pengukuran kinerja responden ini. Adapun skala yang digunakan dalam ukuran ini adalah dari sangat tidak setuju sampai dengan sangat setuju. Item pertanyaan yang digunakan dalam ukuran ini diperoleh dan diadaptasi dari penelitian yang dilakukan oleh Davis (1989), Thompson dan Sanders (1984).
3.4. Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner, sehingga kesungguhan responden dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan merupakan hal yang penting. Oleh sebab itu suatu alat pengukur perlu diuji dengan menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas.
3.4.1. Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas dilakukan dengan melihat nilai r hitung dibandingkan dengan nilai r table. Jika r hitung lebih besar dari r table (dengan tingkat signifikansi 5%), maka item pertanyaan tersebut dinyatakan valid. Apabila tidak memenuhi syarat tersebut, maka istrument tersebut harus digugurkan dan tidak digunakan lagi dalam analisis berikutnya.
(51)
Untuk melihat reliabilitas masing-masing instrument yang digunakan, yaitu dengan menggunakan koefisien cronbach alpha, suatu instrument dikatakan reliable
jika memiliki nilai cronbach alpha lebih besar dari 0,5 (Nunnaliiy, 1967).
3.4.2. Disain Analisis Jalur
Analisis jalur adalah sebuah metode untuk menentukan arah keterhubungan sejumlah variabel independen dengan variabel dependen. Analisis jalur dikembangkan oleh Dewall Wright untuk menentukan variabel independen tertentu yang mempunyai keterhubungan atau pengaruh (effect) langsung dan tidak langsung terhadap variabel dependen. Sesuai dengan hakikatnya, analisis jalur bukan difungsikan untuk mencari faktor penyebab (causes), tetapi hanya membuat model kausal yang dapat digunakan oleh peneliti untuk membuat penjelasan teoritis. Oleh karena itu, analisis jalur akan lebih tepat digunakan untuk menguji keberadaan sebuah teori dan bukan untuk membangun teori-teori baru.
Dalam analisis jalur ini, setiap keterhubungan antar dua variabel dinyatakan dengan koefisien jalur (path koefisien).Sebagai model kausal, dalam analisis jalur ini terdapat dua jenis variabel, yaitu variabel eksogen (exogenous) dan indogen
(endogenous). Disebut eksogen bila variabilitas pada sebuah variabel dijelaskan oleh faktor lain di luar model kausal, dan disebut indogen bila variabilitas pada sebuah variabel dijelaskan oleh variabel eksogen dan variabel indogen.
(52)
3.4.3. Pengujian Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi, maka diperlukan pengujian asumsi klasik, yang meliputi pengujian : (1) normalitas, (2) linieritas, dan (3) multikolinieritas.
3.4.3.1. Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah tiap-tiap bagian variabel berdistribusi normal atau tidak. Untuk pengujian hipotesis penelitian, data diasumsikan bersifat normal, dengan kata lain distribusi skor yang diperoleh dari instrumen penelitian akan dibandingkan dengan distribusi normal. Uji normalitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Kolmogorov-Smirnov. Uji Kolmogorov-Smirnov digunakan untuk menentukan seberapa baik sebuah sampel random data menjajagi distribusi teoritis tertentu.
Kriteria pengujian satu sampel menggunakan pengujian satu sisi (one-tailed), yaitu dengan membandingkan probabilitas dengan tingkat signifikansi tertentu, yaitu 0,05. Jika probabilitas lebih besar dari tingkat signifikansi, maka distribusi data normal. Sedangkan jika probabilitas lebih kecil atau sama dengan tingkat signifikansi maka distribusi data tidak normal.
3.4.3.2. Uji Linieritas
Uji linieritas dimaksudkan untuk mengetahui apakah hubungan antara variabel independen (bebas) dengan variabel dependen (terikat) bersifat linier atau tidak. Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan F Test. Kriteria pengambilan keputusan adalah apabila harga F hitung lebih kecil dari pada F tabel dengan taraf signifikansi 5% atau nilai probabilitas F (sig.) lebih kecil dari 0,050, maka hubungan
(53)
antara variabel bebas dan variabel terikat bersifat linier, dan sebaliknya apabila F hitung lebih besar dari pada F tabel, maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat bersifat tidak linier.
3.4.3.3. Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas adalah suatu kondisi dimana terjadi hubungan yang sempurna/kuat antar variabel-variabel independen. Uji multikolinieritas terjadi karena variabel independen lebih dari satu (multivariat) dan dikhawatirkan ada hubungan yang kuat diantaranya. Adanya hubungan yang kuat diantara variabel-variabel independen menyebabkan informasi yang dihasilkan menjadi sangat mirip dan sulit memisahkan pengaruh dari variabel independen secara individual sehingga menimbulkan bias dalam spesifikasi. Pengujian multikolinieritas dilakukan dengan menggunakan variance inflation factor (VIF) dan Tolerance. Multikolinieritas terjadi jika VIF lebih besar dari 10 dan nilai tolerance kurang dari 0,1.
3.4.4. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi linier. Analisis regresi bermanfaat terutama untuk tujuan peramalan (estimation), yaitu bagaimana variabel independen digunakan untuk mengestimasi nilai variabel dependen. Analisis regresi juga dapat digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Selain itu, regresi juga digunakan untuk membuktikan hipotesis yang telah dirumuskan.
(54)
Untuk menguji hipotesis penelitian tentang ada tidaknya pengaruh antar variabel tersebut dapat dilakukan dengan:
a. Membandingkan antara nilai t hitung dengan t tabel dalam tingkat probabilitas 5% dua sisi (5% two-tailed), apabila t hitung lebih besar daripada t tabel atau t hitung lebih kecil daripada –t tabel maka hipotesis penelitian diterima (Ha diterima = nilai t hitung > t tabel atau t hitung < -t tabel) dan begitu pula sebaliknya.
b. Membandingkan tingkat signifikansi (alpha), jika tingkat signifikansi kurang dari 0,05 maka signifikan, jika lebih berarti tidak signifikan.
Sedangkan untuk mengetahui sifat hubungan dapat pula digunakan perhitungan dari regreri linearnya (beta). Jika koefisien regresi adalah positif berarti ada pengaruh positif dan jika negatif berarti ada pengaruh negatif.
Dalam penelitian ini selain digunakan analisis regresi linear sederhana juga digunakan analisis regresi linear berganda (multiple-linear regression).Pengujian hipotesis ditujukan untuk menguji ada tidaknya pengaruh dari varibel independen secara keseluruhan terhadap variabel dependen. Pengujian hipotesis dengan menggunakan Uji F atau yang biasa disebut dengan Analysis of Varian (ANOVA).
Pengujian ANOVA atau Uji F bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan melihat tingkat signifikansi atau dengan membandingkan F hitung dengan F tabel. Pengujian dengan tingkat signifikansi dilakukan dengan ketentuan yaitu apabila hasil signifikansi pada tabel ANOVA < g 0,05, maka Ha diterima, sementara sebaliknya apabila tingkat signifikansi pada tabel ANOVA > g 0,05, maka Haditolak.
(55)
Pengujian dengan membandingkan F hitung dengan F tabel dilakukan dengan ketentuan yaitu apabila F hitung > F tabel (g 0,05) maka Ha diterima, sementara sebaliknya apabila F hitung < F tabel (g 0,05) maka Ha ditolak. Adapun F tabel dicari dengan memperhatikan tingkat kepercayaan (g) dan derajat bebas (degree of freedom).
(56)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Statistik
Deskripsi statistik memberikan suatu gambaran tentang data, seperti nilai rata-rata, standar deviasi, dan lainnya.
Tabel 4.1 Deskripsi Statistik Variabel Penelitian
Variabel N Mean
Std.
Deviation Minimum Maximum
Faktor Persepsi Kegunaan Sistem Informasi 130 32,88 4,60 8 40
Faktor Kegelisahan terhadap Komputer 130 11,72 3,00 6 20
Faktor Ukuran Kualitas Sistem Informasi 130 47,71 7,28 31 70
Faktor Pelatihan Komputer 130 14,73 3,96 5 25
Faktor Keahlian Komputer 130 30,35 5,66 17 45
Faktor Stress/Tekanan Kerja 130 18,51 4,74 7 34
Faktor Kinerja Responden 130 23,28 3,47 12 30
Sumber : Data primer setelah diolah
Dari tabel 4.1. diatas, dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata dan standar deviasi dari masing-masing variabel penelitian sangat bervariasi.
4.2. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Data
Jumlah populasi pada penelitian ini sebanyak 150 responden, yaitu auditor yang bekerja pada Kantor Perwakilan BPK-RI di Wilayah Sumbagut, namun kuesioner yang kembali sebanyak 130 responden. Dengan tingkat signifikansi 5% dan sampel sebanyak 130, maka dengan df 129 (130-1) besarnya nilai r tabel adalah 0,160. Ringkasan hasil pengujian validitas dan reliabilitas dari program SPSS dapat dilihat pada tabel 4.2. berikut ini:
(57)
Tabel 4.2 Uji Validitas dan Reliabilitas Data
No. Variabel Item Faktor Korelasi (r) Status Alpha
Cronbach
1. Persepsi Kegunaan Sistem Informasi (KSI) KSI_1 0,6288 Valid 0,8650
KSI_2 0,6689 Valid
KSI_3 0,7209 Valid
KSI_4 0,3346 Valid
KSI_5 0,7745 Valid
KSI_6 0,6383 Valid
KSI_7 0,7897 Valid
KSI_8 0,6041 Valid
2. Kegelisahan terhadap Komputer (KGK) KGK_1 0,5405 Valid 0,8240
KGK_2 0,6351 Valid
KGK_3 0,6790 Valid
KGK_4 0,7489 Valid
KGK_5 0,5297 Valid
KGK_6 0,4559 Valid
3. Ukuran Kualitas Sistem Informasi (UKSI) UKSI_1 0,6484 Valid 0,9079
UKSI_2 0,7017 Valid
UKSI_3 0,7068 Valid
UKSI_4 0,5781 Valid
UKSI_5 0,5807 Valid
UKSI_6 0,5498 Valid
UKSI_7 0,4416 Valid
UKSI_8 0,5407 Valid
UKSI_9 0,6126 Valid
UKSI_10 0,6714 Valid
UKSI_11 0,7285 Valid
UKSI_12 0,4992 Valid
UKSI_13 0,6652 Valid
UKSI_14 0,6900 Valid
4. Training Komputer (TRK) TRK_1 0,7110 Valid 0,9206
TRK_2 0,8573 Valid
TRK_3 0,8103 Valid
TRK_4 0,8371 Valid
TRK_5 0,7618 Valid
5. Keahlian Bidang Komputer (KBK) KBK_1 0,8082 Valid 0,9340
KBK_2 0,7601 Valid
KBK_3 0,8337 Valid
KBK_4 0,7997 Valid
KBK_5 0,8165 Valid
KBK_6 0,6466 Valid
KBK_7 0,6656 Valid
KBK_8 0,7675 Valid
KBK_9 0,7757 Valid
6. Stres/Tekanan Kerja (STK) STK_1 0,6020 Valid 0,7402
STK_2 0,6781 Valid
STK_3 0,6634 Valid
STK_4 0,5603 Valid
STK_5 0,6054 Valid
STK_6 0,5507 Valid
STK_7 0,0192 Tdk Valid
STK_8 -0,2100 Tdk Valid
STK_9 0,3823 Valid
7. Kinerja Auditor (KA) KA_1 0,8089 Valid 0,9581
KA_2 0,8664 Valid
KA_3 0,9036 Valid
KA_4 0,9250 Valid
KA_5 0,9179 Valid
(58)
Berdasarkan tabel 4.2 tersebut di atas menunjukkan bahwa seluruh item pertanyaan variabel-variabel penelitian mempunyai nilai korelasi (r) yang lebih besar dari titik kritis yaitu 0,160, kecuali untuk item pertanyaan 7 dan 8 dari variabel stres/tekanan kerja (STK_7 dan STK_8) yang mempunyai nilai korelasi lebih kecil dari titik kritis. Oleh karena seluruh item pertanyaan dari variabel-variabel dalam penelitian ini adalah valid, maka seluruh item pertanyaan dapat digunakan dalam analisis selanjutnya, kecuali item pertanyaan 7 dan 8 dari variabel tekanan kerja sehingga harus dibuang dan/atau tidak digunakan dalam analisis selanjutnya.
Setelah diuji validitas, maka perlu dilakukan uji reliabilitas instrumen. Uji reliabilitas yang digunakan adalah dengan menggunakan Coefisien Alpha Cronbach,
yang berguna untuk mengukur sejauh mana item-item pertanyaan yang diajukan adalah homogen dan mencerminkan konstruk-konstruk yang sama. Instrumen penelitian dapat dikatakan reliable apabila pengujian tersebut menunjukkan alpha lebih besar dari 0,5. Semakin reliabel suatu alat ukur akan mempunyai Coefisien Alpha Cronbach yang semakin mendekati 1,00 karena indeks 1,00 menunjukkan reliabilitas yang semakin sempurna.
Dari tabel 4.2 di atas juga menunjukkan bahwa koefisien Alpha Cronbach
variabel penelitian berkisar antara 0,7402 s.d. 0,9581. Oleh karena, ketujuh variabel instrumen tersebut memiliki alpha mendekati 1,00 dan lebih dari 0,5, maka pengukuran atribut-atribut variabel instrumen dinyatakan reliabel (andal) secara statistik, dan juga menunjukkan konsistennya pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner.
(59)
4.3. Disain Analisis Jalur
Sebagimana telah diuraikan sebelumnya, sebelum melakukan pengujian hipotesis penelitian, terlebih dahulu diketahui analisis jalur untuk menentukan arah keterhubungan antara sejumlah variabel independen dengan variabel dependen. Analisis jalur juga bermanfaat untuk menentukan variabel independen tertentu yang mempunyai keterhubungan atau pengaruh langsung dan tidak langsung terhadap variabel dependen.
Dalam analisis jalur, setiap keterhubungan antar dua variabel dinyatakan dengan koefisien jalur (path coeficient). Dalam penelitian ini, untuk menetukan koefisien jalur digunakan korelasi bivariat. Uji korelasi bivariat berguna untuk mengetahui bagaimana hubungan antar variabel yang saling berhubungan secara simultan. Suatu hubungan dikatakan signifikan apabila mempunyai nilai signifikansi lebih rendah daripada standar error-nya (5%). Persamaan hubungan dan signifikansi antar variabel dari program SPSS dapat dilihat dalam Tabel 4.3 berikut ini:
Tabel 4.3 Matriks Koefisien Korelasi Bivariat dan Taraf Signifikansi Antar Variabel
KSI (X1) KGK (X2) UKSI (X3) TRK (X4) KBK (X5) STK (X6) KA (Y)
U Sig. U Sig. U Sig. T Sig. U Sig. U Sig. T Sig.
KSI (X1) 1 0,000 -0,392 0,000 0,280 0,001 -0,051 0,566 0,193 0,028 0,019 0,834 0,373 0,000
KGK (X2) 1 0,000 -0,198 0,024 -0,242 0,007 -0,370 0,000 0,303 0,000 -0,410 0,000
UKSI (X3) 1 0,000 0,481 0,000 0,202 0,021 -0,151 0,087 0,341 0,000
TRK (X4) 1 0,000 0,220 0,015 0,209 0,017 0,196 0,045
KBK (X5) 1 0,000 -0,022 0,803 0,441 0,000
STK (X6) 1 0,000 -0,173 0,049
KA (X7) 1 0,000
Sumber : Data primer setelah diolah
Berdasarkan tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa hubungan antar variabel dari masing-masing variabel telah berkorelasi secara signifikan karena mempunyai nilai signifikansi yang lebih rendah daripada 0,050, kecuali variabel persepsi
(60)
kegunaan sistem informasi (X1) yang tidak berkorelasi secara langsung dengan
pelatihan komputer (X4) dan tekanan kerja (X6), variabel tekanan kerja (X6) tidak
berkorelasi secara langsung dengan kualitas sistem informasi (X3) dan keahlian di
bidang komputer (X5).
Berdasarkan hasil uji analisis jalur tersebut dapat disimpulkan bahwa model penelitian yang diajukan dalam penelitian dapat dilanjutkan karena pembangunan model keterhubungan ini variabel persepsi kegunaan sistem informasi (X1) diabaikan
pengaruh langsungnya dengan pelatihan komputer (X4) dan tekanan kerja (X6),
variabel tekanan kerja (X6) diabaikan pengaruh langsungnya dengan kualitas sistem
informasi (X3) dan keahlian di bidang komputer (X5), sedangkan semua variabel
independen (X1...6) mempunyai hubungan langsung dengan variabel dependen (Y).
4.4. Pengujian Asumsi Klasik
Sebelum melangkah ke uji regresi untuk pengujian hipotesis, suatu data harus memenuhi beberapa persyaratan agar dapat dilakukan uji regresi. Beberapa persyaratan yang harus yang dilewati sering disebut sebagai uji asumsi klasik. Pembahasan dimulai dengan beberapa uji asumsi klasik untuk mengetahui bisa tidaknya data atau variabel diregresikan. Adapun uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian (multivariat), yaitu diasumsikan bahwa data berdistribusi normal, tidak terjadi multikolinieritas antar variabel independen, dan tidak terjadi otokorelasi.
(61)
4.4.1. Uji Normalitas
Kriteria pengujian satu sampel Kolmogorov-Smirnov (K-S) menggunakan pengujian satu sisi (one-tailed), yaitu dengan membandingkan probabilitas dengan tingkat signifikansi tertentu, yaitu 0,05. Jika probabilitas lebih besar dari tingkat signifikansi, maka data penelitian terdistribusi normal. Sedangkan jika probabilitas lebih kecil atau sama dengan tingkat signifikansi, maka data penelitian tidak terdistribusi normal. Ringkasan hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini:
Tabel 4.4 Uji Normalitas Data dengan Uji Kolmogorov-Smirnov
Variabel/Faktor K-S Value K-S
Probabilitas
Status
Persepsi Kegunaan Sistem Informasi (X1) 1,362 0,049 Normal
Kegelisahan terhadap Komputer (X2) 2,536 0,000 Normal
Kualitas Sistem Informasi (X3) 1,713 0,039 Normal
Pelatihan Komputer (X4) 1,449 0,030 Normal
Keahlian di Bidang Komputer (X5) 1,984 0,027 Normal
Stress/Tekanan Kerja (X6) 1,068 0,020 Normal
Kinerja Auditor (Y) 3,094 0,000 Normal
Sumber : Data primer setelah diolah
Berdasarkan tabel 4.4 di atas diketahui bahwa nilai probabilitas K-S untuk semua variabel/faktor lebih besar dari nilai tingkat signifikansi yang disyaratkan yaitu 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi secara normal.
4.4.2. Uji Linieritas
Uji linieritas dimaksudkan untuk mengetahui apakah hubungan antara variabel independen (bebas) dengan variabel dependen (terikat) bersifat linier atau
(62)
tidak. Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan F Test. Kriteria pengambilan keputusan adalah apabila harga F hitung lebih kecil dari pada F tabel dengan taraf signifikansi 5%, maka hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat bersifat linier, dan sebaliknya apabila F hitung lebih besar dari pada F tabel tabel maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat bersifat tidak liniear. Ringkasan hasil uji linieritas dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut ini:
Tabel 4.5 Uji Linieritas Variabel
Variabel/Faktor F Value F Sig. Status
Persepsi Kegunaan Sistem Informasi (X1) 22,822 0,000 Linier
Kegelisahan terhadap Komputer (X2) 35,963 0,000 Linier
Kualitas Sistem Informasi (X3) 19,035 0,000 Linier
Pelatihan Komputer (X4) 5,268 0,043 Linier
Keahlian di Bidang Komputer (X5) 32,925 0,000 Linier
Stress/Tekanan Kerja (X1) 2,198 0,047 Linier
Sumber : Data primer setelah diolah
Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat disimpulkan bahwa hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat adalah bersifat linier, karena mempunyai nilai signifikansi F lebih kecil daripada 0,050 yang dipersyaratkan.
4.4.3. Uji Multikolinieritas
Pengujian ini dimaksudkan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen (bebas). Jika terjadi korelasi, maka terdapat problem multikolinearitas. Pengujian multikolinieritas dilakukan dengan menggunakan Variance Inflation Factor (VIF) dan Collinearity Tolerance. Multikolinieritas terjadi jika VIF lebih besar dari 10 dan nilai
(63)
tolerance kurang dari 0,1. Ringkasan hasil pengujian multikolinieritas dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini:
Tabel 4.6 Uji Multikolinearitas
Variabel/Faktor Collinearity
Tollerance
Statistic VIF
Status
Persepsi Kegunaan Sistem Informasi (X1) 0,748 1,336 Tidak ada multiko
Kegelisahan terhadap Komputer (X2) 0,720 1,389 Tidak ada multiko
Kualitas Sistem Informasi (X3) 0,668 1,497 Tidak ada multiko
Pelatihan Komputer (X4) 0,703 1,423 Tidak ada multiko
Keahlian di Bidang Komputer (X5) 0,839 1,191 Tidak ada multiko
Stress/Tekanan Kerja (X6) 0,956 1,046 Tidak ada multiko
Summary Durbin-Watson 2,163 Tidak ada multiko
Sumber : Data primer setelah diolah
Berdasarkan tabel 4.6. di atas, dapat disimpulkan bahwa tidak ditemukan terjadinya multikolinieritas antar variabel independen. Mulitikolinieritas terjadi apabila angka tollerance-nya lebih besar dari 0,1 dan VIF lebih besar dari 10.
4.5. Pengujian Hipotesis a. Pengujian Hipotesis 1
Pengujian pada hipotesis 1 bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh signifikan persepsi kegunaan sistem informasi terhadap kinerja auditor pada Kantor Perwakilan BPK-RI di Wilayah Sumbagut. Model regresi sederhana digunakan untuk menguji pengaruh persepsi kegunaan sistem informasi (X1) terhadap kinerja auditor (Y). Hasil pengujian menunjukkan
(64)
1. Nilai koefisien regresinya adalah 0,282 positif. 2. Nilai t hitung sebesar 4,548.
3. Tingkat signifikansi sebesar 0,000.
Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa nilai t hitung lebih besar daripada nilai t tabelnya (4,548 > 1,980) dengan nilai tingkat signifikansi yang jauh lebih kecil daripada tingkat signifikansi yang dipersyaratkan (0,000 < 0,050), sedangkan nilai koefisien regresinya positif sebesar 0,282. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian pertama dapat diterima.
b. Pengujian Hipotesis 2
Pengujian pada hipotesis 2 bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh signifikan tingkat kegelisahan terhadap komputer terhadap kinerja auditor pada Kantor Perwakilan BPK-RI di Wilayah Sumbagut. Hasil perhitungan analisis regresi antara variabel tingkat kegelisahan komputer (X2)
dengan kinerja auditor (Y) menunjukkan bahwa : 1. Nilai koefisien regresinya adalah 0,532 negatif. 2. Nilai t hitung sebesar -5,856.
3. Tingkat signifikansi sebesar 0,000.
Dari hasil perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa nilai t hitungnya lebih kecil daripada nilai -t tabelnya (-5,856 < -1,980) dengan nilai tingkat signifikansi yang jauh lebih kecil daripada tingkat signifikansi yang dipersyaratkan (0,000 < 0,050), sedangkan nilai koefisien regresinya berbeda
(1)
penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa adanya pengaruh antar variabel tersebut (M. Nasir, 2002).
f. Terdapat pengaruh yang signifikan antara kualitas sistem informasi (X6) terhadap
kinerja auditor (Y) pada Kantor Perwakilan BPK-RI di Wilayah Sumbagut. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat kualitas sistem informasi yang digunakan oleh auditor, maka kinerja auditor tersebut akan semakin meningkat. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa adanya pengaruh antar variabel tersebut (M. Nasir, 2002). g. Terdapat pengaruh yang signifikan antara kualitas sistem informasi (X3) terhadap
tingkat kegelisahan auditor terhadap komputer (X2) pada Kantor Perwakilan
BPK-RI di Wilayah Sumbagut. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat kualitas sistem informasi yang digunakan oleh auditor, maka akan semakin rendah tingkat kegelisahan yang dialami auditor tersebut terhadap komputer. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa adanya pengaruh antar variabel tersebut (M. Nasir, 2002). h. Terdapat pengaruh yang signifikan antara keahlian yang dimiliki auditor di
bidang komputer (X5) terhadap kinerja auditor (Y) pada Kantor Perwakilan
BPK-RI di Wilayah Sumbagut. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi keahlian yang dimiliki oleh seorang auditor di bidang komputer, maka akan semakin meningkat pula kinerja auditor tersebut. Hasil penelitian ini juga konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya yang juga menyatakan adanya pengaruh antar variabel tersebut.
(2)
i. Terdapat pengaruh yang signifikan antara pelatihan komputer yang diterima oleh auditor (X4) terhadap kinerja auditor (Y) pada Kantor Perwakilan BPK-RI di
Wilayah Sumbagut. Hal ini menunjukkan bahwa semakin sering pelatihan komputer yang diberikan kepada auditor, maka akan semakin meningkat pula kinerja yang akan dihasilkan oleh auditor tersebut. Hasil penelitian ini juga konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya yang juga menyatakan adanya pengaruh antar variabel tersebut.
j. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara pelatihan komputer yang diterima oleh auditor (X4) terhadap keahlian yang dimiliki auditor di bidang komputer (X5)
pada Kantor Perwakilan BPK-RI di Wilayah Sumbagut. Dengan demikian hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat pelatihan yang diberikan kepada auditor, maka akan semakin tinggi pula keahlian yang dimiliki oleh seorang auditor di bidang komputer tidak berlaku dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa adanya pengaruh antara pelatihan komputer yang diberikan oleh organisasi terhadap keahlian yang dimiliki oleh seorang karyawan di bidang komputer. Hasil yang berbeda ini terjadi karena auditor pada Kantor Perwakilan BPK-RI di Wilayah Sumbagut jarang memperoleh pelatihan komputer yang terkait dengan sistem informasi.
k. Terdapat pengaruh yang signifikan antara tekanan kerja (X6) terhadap kinerja
auditor (Y) pada Kantor Perwakilan BPK-RI di Wilayah Sumbagut. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tekanan kerja yang dialami oleh seorang
(3)
auditor, maka akan semakin rendah kinerja yang dihasilkan oleh auditor tersebut. Hasil penelitian ini juga konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya yang juga menyatakan adanya pengaruh antar variabel tersebut.
l. Terdapat pengaruh yang signifikan antara persepsi kegunaan sistem informasi (X1), tingkat kegelisahanterhadap komputer (X2), kualitas sistem informasi (X3),
pelatihan komputer (X4), keahlian di bidang komputer (X5), dan tekanan kerja
(X6) secara simultan (bersama-sama) terhadap kinerja auditor pada Kantor
Perwakilan BPK-RI di Wilayah Sumatera Bagian Utara. Hasil penelitian ini juga konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa semua variabel tersebut secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja karyawan (M. Nasir, 2002).
5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan tersebut di atas, maka penyempurnaan yang disarankan penulis dalam penelitian ini adalah:
a. Mengingat masih rendahnya tingkat variasi pada faktor-faktor keahlian dalam penggunaan sistem informasi terhadap kinerja auditor, maka disarankan untuk memasukkan variabel lain yang diduga turut mempengaruhi, antara lain faktor kepuasan kerja, faktor motivasi kerja, dan faktor lainnya.
(4)
b. Nilai koefisien determinasi yang masih rendah dan adanya beberapa variabel yang tidak mempunyai pengaruh yang signifikan dalam penelitian ini, hendaknya dijadikan pertimbangan oleh penelitian berikutnya untuk mengubah model penelitian.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Alter, Steven, 1992, Informations Systems: A Management Perspective, Addison-Wesley Publishing Co. Inc.
Amir, F. Muhammad, 2006, Mengolah dan Membuat Interprestasi Hasil Olahan SPSS Untuk Penelitian Ilmiah, EDSA Mahkota, Jakarta.
Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia, 2005, Rencana Strategis BPK Tahun 2006-2010, Sekretariat Jenderal BPK-RI, Jakarta.
Davis and Olson, 1985, Management Inforamtion System, Addison Wesley Publishing Co. Inc.
Djarwanto, Drs., dan Pangestu Subagyo, Drs., 1994, Statistik Deskriptif, Bagian Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Dergibson, S., dan Sugiarto, 2000, Metode Statistika Untuk Bisnis dan Ekonomi, PT Gramedia, Jakarta.
Flaatten, Per O., 1993, Foundations of Business Systems, Second Edition, The Dryden Press, Orlando.
Gibson and Donnely, 1992, Organisasi Perilaku, Struktur, Proses, Erlangga, Jakarta. Gellerman, Saul W, 1984, Motivasi dan Produktivitas, Seri Manajemen no.91. PT.
Pustaka Binaman Presindo.
Halim dan Supomo, 1998, Akuntansi Manajemen, BPFE, Yogyakarta.
Handoko, T. Hani, 1992, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, Edisi 2, BPFE, Yogyakarta.
Jusuf, Amir Abadi, 1996, Auditing: Pendekatan Terpadu, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Kiennar, Thomas, C., and James R. Taylor, 1996, Marketing Research : An Applied Approach, Fifth Edition, Mc Graw-Hill, Inc.
Laudon, Kenneth C., and Jane P. Laudon, 1991, Business Information Systems : A Problem Solving Approach, The Dryden Press, Orlando.
(6)
Minner, John, B, 1988, Organization Behavior: Performance and Productivity, Random House, Inc.
Mitchell, Terence, R., 1983, People In Organization: An Introduction to Organization Behavior, McGraw-Hill, Inc.
Nasir, Muhammad, 2002, Analisis Pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap Kinerja Karyawan, Thesis, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Sugiono, 2002, Statistika Untuk Penelitian, AlfaBeta, Bandung.
Stoner, J, 1989, Fundamental Managements, McGraw-Hill Publishing Co. Supranto, J., 2003, Pengukuran Kepuasan Pelanggan, Rineka Cipta, Jakarta. Swarsono, Jonathan, 2006, Analisis Data Penelitian, Penerbit Andi, Yogyakarta. Universitas Sumatera Utara, April, 2003, Pedoman Penulisan Proposal dan Tesis,