Tabel 1.1. Kondisi Penyimpanan Uterotonika WHO 1993
2
Simulation condition
Ergometrine Methylergometrine
Oxytocin
Refrigeration for 12 months
Lost 4-5 active ingredient No loss
30
o
C, dark Lost 25
Lost 14 21–25
o
C, light Lost 21–27 in one month
90 in 12 months Lost 5
40
o
C dark Lost 50
Lost 80
II.3. MANAJEMEN AKTIF KALA III
Kebanyakan kasus dari perdarahan pasca persalinan terjadi mulai dari kala III persalinan. Kala III persalinan adalah waktu yang dimulai dari lahirnya bayi
hingga lahirnya plasenta. Proses alami yang terjadi pada kala akhir ini termasuk diantaranya berhentinya pulsasi dari tali pusat, terpisahnya plasenta dari dinding
uterus dan lahirnya plasenta melalui jalan lahir. Banyaknya darah yang keluar tergantung dari berapa lamanya yang dibutuhkan untuk terpisahnya plasenta dari
dinding uterus dan seberapa efektifnya kontraksi otot uterus segera setelah periode pasca persalinan.
17,18,19
Perdarahan pasca persalinan sering terjadi pada wanita yang tidak memiliki faktor resiko. Atonia uteri adalah penyebab paling sering perdarahan pasca
persalinan. Pemberian uterotonik contoh : oksitosin, ergot alkaloid dan
Abdul Hadi : Implementasi Manajemen Aktif Kala Tiga Oleh Bidan Bersertifikasi Asuhan Persalinan Normal Di Kodya Medan, 2008 USU Repository © 2008
prostaglandin telah dipergunakan secara luas di negara-negara berkembang dan telah menjadi standard pengobatan dalam penatalaksanaan perdarahan
pasca persalinan.
1
Menurunnya prevalensi dari perdarahan pasca persalinan pada kebanyakan negara berkembang kemungkinan adalah dengan semakin membaiknya
penatalaksanaan pada kala III persalinan. Pada negara-negara berkembang perdarahan pasca persalinan diperkirakan bertanggung jawab terhadap 28
kematian maternal. Kejadian pada negara-negara tersebut dimana banyaknya multiparitas, persalinan lama, fibroid dan anemia berat kemungkinan
disebabkan rapatnya kehamilan, gizi buruk atau infeksi parasit sering ditemukan. Resiko kematian dari perdarahan pasca persalinan tergantung dari
jumlah darah yang hilang dan juga status kesehatan ibu. Pada saat wanita tersebut sebelumnya telah mengalami anemia berat dan penyakit penyerta,
kehilangan darah sebanyak 250 ml dapat berakibat fatal.
7,10
Pada manajemen aktif kala III penolong memfasilitasi pelepasan dan kelahiran plasenta dan menjadikan kontraksi uterus lebih efektif untuk memperpendek
durasi dari kala III persalinan dan mengurangi resiko perdarahan pasca persalinan.
7,10
Manajemen aktif kala III persalinan adalah intervensi yang mudah dan tidak mahal yang dapat menolong ribuan wanita. Manajemen aktif kala III ini terdiri dari
Abdul Hadi : Implementasi Manajemen Aktif Kala Tiga Oleh Bidan Bersertifikasi Asuhan Persalinan Normal Di Kodya Medan, 2008 USU Repository © 2008
tiga prosedur dasar : penggunaan agen uterotonika dianjurkan oksitosin dalam satu menit sesudah lahirnya bayi, melahirkan plasenta dengan penegangan tali
pusat terkendali dan pemijatan uterus sesudah lahirnya plasenta. Berdasarkan percobaan klinis, International Confederation of Midwives ICM dan International
Federation of Gynecology and Obstetrics FIGO menyatakan pada tahun 2003, bahwa setiap wanita hendaknya dilakukan penanganan aktif kala III yang berarti
menurunkan kejadian perdarahan pasca persalinan. The World Health Organization WHO, merekomendasikan setiap penolong melakukan
penanganan aktif kala III persalinan pada setiap persalinan untuk mencegah perdarahan post partum.
7,8,20
Adapun komponen dari manajemen aktif kala III persalinan adalah :
6,9,10,12
1. Pemberian obat-obatan uterotonika dalam satu menit setelah kelahiran bayi.
2. Pengkleman dan pemotongan tali pusat sesegera mungkin setelah lahir bayi.
3. Melakukan penegangan tali pusat terkendali pada tali pusat sambil melakukan tekanan balik pada uterus melalui abdomen.
4. Sesegera mungkin melakukan pijatan pada fundus uterus melalui perut ibu sampai uterus berkontraksi.
Hal ini telah dibuktikan dapat menurunkan angka kejadian perdarahan pasca persalinan secara bermakna bila dibandingkan penatalaksanaan secara
Abdul Hadi : Implementasi Manajemen Aktif Kala Tiga Oleh Bidan Bersertifikasi Asuhan Persalinan Normal Di Kodya Medan, 2008 USU Repository © 2008
fisiologis. Manajemen aktif persalinan kala III ini biasa dilakukan di Inggris, Australia dan beberapa negara lain.
21
Di Indonesia, aturan dan kurikulum manajemen aktif kala tiga telah tercakup dalam Asuhan Persalinan Normal APN. Definisi yang digunakan pada APN
sedikit berbeda dari definisi FIGO dan ICM. Pada APN pemberian obat-obatan uterotonika diberikan dalam waktu 2 menit setelah kelahiran bayi, yang
selanjutnya sama dengan komponen dari FIGO dan ICM.
14,15,16
Angka kejadian tentang bentuk pelaksanaan dari manajemen aktif kala III ini masih terbatas. Pada penelitian Global Network for Perinatal and Reproductive
Health 2003, 15 pusat pendidikan obstetri dan ginekologi di negara maju dan berkembang memperlihatkan banyak variasi, hanya satu di Dublin,irlandia yang
secara konsisten menggunakan ketiga komponen keseluruhan dari manajemen aktif kala tiga. Variasi dalam penggunaan oksitosin profilaksis berkisar dari 0
sampai 100 ; pelaksanaan penegangan tali pusat terkendali bervariasi dari 13 – 100. Hasil ini menunjukkan meskipun penggunaan manajemen aktif kala tiga
relatif rendah sesuai definisi tetapi prakteknya definisinya bervariasi.
21,22,23
1. Uterotonika
Penyuntikan obat uterotonika segera setelah melahirkan bayi adalah suatu intervensi yang paling penting yang digunakan untuk mencegah perdarahan
pasca persalinan. Obat uterotonika yang paling umum digunakan adalah oksitosin yang telah terbukti efektif dalam mengurangi kasus Perdarahan
Abdul Hadi : Implementasi Manajemen Aktif Kala Tiga Oleh Bidan Bersertifikasi Asuhan Persalinan Normal Di Kodya Medan, 2008 USU Repository © 2008