Penjepitan tali pusat Peregangan tali pusat terkendali

Prostaglandin E2, F2 g dan analog F2g telah digunakan dengan sukses secara injeksi langsung terhadap otot uterus melalui dinding abdomen atau pada waktu laparatomi. Pemberian melalui dinding abdomen meningkatkan resiko injeksi terhadap vena yang berakibat pasien kolaps akibat efek vasodilator. Prostaglandin PG E2 dapat diberikan secara intravagina atau perrektal atau dimasukkan secara langsung ke kavum uteri dengan kompresi bimanual. Dosis alternatif prostaglandin : 23 1. PGF 2 g 0,25-1 mg disuntikkan langsung ke miometrium 2. Secara intramuskuler atau disuntikkan secara langsung ke miometrium secara langsung setiap 15-90 menit 15 metil PGF2 g 0,25 mg. 3. PGE2 dengan pemberian perrektal setiap 4-6 jam. Efek samping yang dilaporkan pada pemberian prostaglandin adalah gangguan gastrointestinal pada pireksia sedang, hipotensi berat juga pernah dilaporkan. 27 Hogdall menyimpulkan bahwa penggunaan prostaglandin untuk mengontrol perdarahan pasca persalinan yang berat yang disebabkan atonia uteri dapat menghindari intervensi secara bedah sampai 60 kasus. 28

2. Penjepitan tali pusat

Pada manajemen aktif persalinan kala III, tali pusat segera dijepit dan dipotong setelah persalinan, untuk memungkinkan intervensi manajemen aktif Abdul Hadi : Implementasi Manajemen Aktif Kala Tiga Oleh Bidan Bersertifikasi Asuhan Persalinan Normal Di Kodya Medan, 2008 USU Repository © 2008 yang lain. Pada manajemen menunggu, penjepitan tali pusat biasanya dilakukan setelah tali pusat berhenti berdenyut. Walaupun tampaknya kedua praktek tersebut tidak mempunyai perbedaan dalam pengaruhnya terhadap ibu, penjepitan segera dapat mengurangi jumlah darah plasenta yang dialirkan pada bayi yang baru lahir. Diperkirakan bahwa penjepitan tali pusat secara dini mencegah 20 sampai 50 darah janin mengalir dari plasenta ke bayi. 30,31 Berkurangnya aliran darah mengakibatkan tingkat hematokrit dan hemoglobin yang lebih rendah pada bayi baru lahir, dan dapat mempunyai pengaruh anemia zat besi pada pertumbuhan bayi. 27,32 Satu studi menemukan bahwa menunggu untuk menjepit tali pusat sampai ia berhenti berdenyut mengurangi separuh dari tingkat anemia bayi pada usia 2 bulan. 33

3. Peregangan tali pusat terkendali

Pada keadaan normal menurut Caldeyro-Barcia plasenta akan lahir spontan dalam waktu + 6 menit setelah anak lahir lengkap. Untuk mengetahui apakah plasenta telah lepas dari tempat implantasinya, dipakai beberapa perasat antara lain : 1 a. Perasat Kustner b. Perasat Strassmann c. Perasat Klein d. Perasat Crede Pada manajemen aktif kala III, dilakukan pelepasan plasenta secara Peregangan Tali Pusat Terkendali. Penegangan Tali pusat Terkendali PTT Abdul Hadi : Implementasi Manajemen Aktif Kala Tiga Oleh Bidan Bersertifikasi Asuhan Persalinan Normal Di Kodya Medan, 2008 USU Repository © 2008 dilakukan dengan cara : satu tangan diletakkan pada korpus uteri tepat diatas simpisis pubis, selama kontraksi tangan mendorong korpus uteri dengan gerakan dorsokranial kearah belakang dan kearah kepala ibu; Tangan yang satu memegang tali pusat dengan klem 5 – 6 cm didepan vulva; Jaga tahanan ringan pada tali pusat dan tunggu adanya kontraksi kuat 2 – 3 menit; Selama kontraksi, lakukan tegangan terkendali pada tali pusat yang terus menerus, dalam tegangan yang sama dengan tangan ke uterus. 14,33,34 Praktek ini membantu dalam pemisahan plasenta dari uterus dan pelepasannya. Dengan melakukannya hanya selama kontraksi uterus, maka mendorong tali pusat secara hati-hati ini membantu plasenta untuk keluar. Tegangan pada tali pusat harus dihentikan setelah 30 atau 40 detik bila plasenta tidak turun, tetapi tegangan dapat diusahakan lagi pada kontraksi uterus yang berikut. 14,35 Jika plasenta belum lahir dalam waktu 15 menit, berikan 10 unit oksitosin Intramuskular dosis kedua, penegangan tali pusat dapat dilanjutkan dan bila sampai 30 menit tidak juga lahir maka plasenta dikeluarkan secara manual. 14,15,36 Bagi ibu hamil yang melahirkan, resiko potensial yang berkaitan dengan peregangan tali pusat terkendali adalah resiko uterus untuk inversio dan tali pusat putus dari plasenta. Pada 5 uji klinik terkontrol mengenai manajemen aktif dibandingkan dengan manajemen menunggu, tidak tercatat kasus tentang adanya uterus terbalik atau tali pusat putus. 37,38 Abdul Hadi : Implementasi Manajemen Aktif Kala Tiga Oleh Bidan Bersertifikasi Asuhan Persalinan Normal Di Kodya Medan, 2008 USU Repository © 2008

4. Massase Fundus Uteri