fisiologis. Manajemen aktif persalinan kala III ini biasa dilakukan di Inggris, Australia dan beberapa negara lain.
21
Di Indonesia, aturan dan kurikulum manajemen aktif kala tiga telah tercakup dalam Asuhan Persalinan Normal APN. Definisi yang digunakan pada APN
sedikit berbeda dari definisi FIGO dan ICM. Pada APN pemberian obat-obatan uterotonika diberikan dalam waktu 2 menit setelah kelahiran bayi, yang
selanjutnya sama dengan komponen dari FIGO dan ICM.
14,15,16
Angka kejadian tentang bentuk pelaksanaan dari manajemen aktif kala III ini masih terbatas. Pada penelitian Global Network for Perinatal and Reproductive
Health 2003, 15 pusat pendidikan obstetri dan ginekologi di negara maju dan berkembang memperlihatkan banyak variasi, hanya satu di Dublin,irlandia yang
secara konsisten menggunakan ketiga komponen keseluruhan dari manajemen aktif kala tiga. Variasi dalam penggunaan oksitosin profilaksis berkisar dari 0
sampai 100 ; pelaksanaan penegangan tali pusat terkendali bervariasi dari 13 – 100. Hasil ini menunjukkan meskipun penggunaan manajemen aktif kala tiga
relatif rendah sesuai definisi tetapi prakteknya definisinya bervariasi.
21,22,23
1. Uterotonika
Penyuntikan obat uterotonika segera setelah melahirkan bayi adalah suatu intervensi yang paling penting yang digunakan untuk mencegah perdarahan
pasca persalinan. Obat uterotonika yang paling umum digunakan adalah oksitosin yang telah terbukti efektif dalam mengurangi kasus Perdarahan
Abdul Hadi : Implementasi Manajemen Aktif Kala Tiga Oleh Bidan Bersertifikasi Asuhan Persalinan Normal Di Kodya Medan, 2008 USU Repository © 2008
Pasca Persalinan dan persalinan kala III yang lama.
24
Sintometrin campuran ergometrin dan oksitosin ternyata malah lebih efektif daripada oksitosin saja.
Namun, tetapi sintometrin dikaitkan dengan lebih banyak efek samping, seperti sakit kepala, rasa mual, muntah, dan tekanan darah tinggi.
1
Perempuan dengan tekanan darah tinggi atau pre-eklampsia atau eklampsia, yang diderita kira-kira 10 dari seluruh ibu hamil tidak dapat
menggunakan ergometrin. Dibandingkan dengan oksitosin, ergometrin kurang stabil pada suhu ruangan dan cenderung lebih cepat kehilangan
potensinya, khususnya di daerah iklim tropis.
25
Pada manajemen aktif kala tiga, satu menit setelah lahirnya bayi, lakukan palpasi abdomen untuk menyingkirkan kemungkinan adanya bayi lain dan
kemudian berikan oksitosin 10 IU secara intramuskular. Oksitosin lebih dianjurkan dibanding uterotonika lain karena efektif setelah 2 – 3 menit
setelah injeksi, memberikan efek samping yang sedikit dan dapat digunakan pada semua wanita. Jika oksitosin tidak tersedia, uterotonika lain dapat
digunakan seperti ergometrin 0,2 mg IM, Syntometrine 1 ampul IM atau 400 – 600 ug secara oral.
14,15,16
Prostaglandin juga efektif untuk mengendalikan perdarahan, mudah diberikan melalui mulut, vagina ataupun anus, murah dan stabil.
26
Efektifitasnya, dibandingkan dengan obat-obatan uterotonika yang lain dalam mengurangi
perdarahan pasca persalinan telah menjadi objek penelitian akhir-akhir ini.
Abdul Hadi : Implementasi Manajemen Aktif Kala Tiga Oleh Bidan Bersertifikasi Asuhan Persalinan Normal Di Kodya Medan, 2008 USU Repository © 2008
Prostaglandin E2, F2 g dan analog F2g telah digunakan dengan sukses
secara injeksi langsung terhadap otot uterus melalui dinding abdomen atau pada waktu laparatomi. Pemberian melalui dinding abdomen meningkatkan
resiko injeksi terhadap vena yang berakibat pasien kolaps akibat efek vasodilator. Prostaglandin PG E2 dapat diberikan secara intravagina atau
perrektal atau dimasukkan secara langsung ke kavum uteri dengan kompresi bimanual. Dosis alternatif prostaglandin :
23
1. PGF
2
g 0,25-1 mg disuntikkan langsung ke miometrium 2.
Secara intramuskuler atau disuntikkan secara langsung ke miometrium secara langsung setiap 15-90 menit 15 metil PGF2
g 0,25 mg.
3. PGE2 dengan pemberian perrektal setiap 4-6 jam.
Efek samping yang dilaporkan pada pemberian prostaglandin adalah gangguan gastrointestinal pada pireksia sedang, hipotensi berat juga pernah
dilaporkan.
27
Hogdall menyimpulkan bahwa penggunaan prostaglandin untuk
mengontrol perdarahan pasca persalinan yang berat yang disebabkan atonia uteri dapat menghindari intervensi secara bedah sampai 60 kasus.
28
2. Penjepitan tali pusat