Hak Individu Merger Bank Umum Dalam Rangka Implementasi Single Presence Policy (Spp) Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/16/Pbi/2006 Tentang Kepemilikan Tunggal Pada Perbankan Indonesia

ini. 214 Namun demikian, perlu diperhatikan bahwa dalam hal perseroan mengeluarkan lebih dari satu jenis klasifikasi saham, maka hak-hak pemegang saham yang ada untuk tiap-tiap klasifikasi dapat dibaca dalam anggaran dasar perseroan. Untuk tujuan pembahasan, maka hak pemegang saham dapat diklasifikasikan sebagai hak individu atau hak perseorangan dan hak derivatif. Berikut penjabaran dari hak-hak pemegang saham tersebut: 215

1. Hak Individu

Hak individu adalah hak yang melekat pada diri pemegang saham pribadi, atas setiap lembar saham yang dimilikinya. 216 Hak individu dapat dibagi lagi ke dalam: 214 Pada umumnya syarat-syarat menjadi pemegang saham perseroan diatur dalam Anggaran Dasarnya, dengan memperhatikan persyaratan yang ditetapkan oleh instansi yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Instansi yang berwenang adalah instansi yang berdasarkan undang-undang berwenang mengawasi perseroan yang melakukan kegiatan usahanya di bidang tertentu, misalnya Bank Indonesia yang berwenang mengawasi perseroan di bidang perbankan, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral berwenang mengawasi perseroan di bidang energi dan pertambangan. Selanjutnya pemegang saham diberi bukti pemilikan saham untuk saham yang dimilikinya di perseroan bersangkutan. Jika persyaratan kepemilikan saham telah ditetapkan dan tidak terpenuhi, pihak yang memperoleh kepemilikan saham tersebut tidak dapat menjalankan hak selaku pemegang saham dan saham tersebut tidak diperhitungkan dalam kuorum yang harus dicapai sesuai dengan ketentuan undang-undang ini danatau anggaran dasar. Gunawan Widjaja, Op.,Cit., hlm.68. 215 Ibid., hlm.70-78. 216 Hak individuil disebut hak perseorangan personal right yang merupakan hak yang lahir dari perikatan. Dalam hubungan dengan UUPT,hak ini timbul dari ketentuan Pasal 1 butir 1 dan pasal 7 ayat 1. Dimana pasal 1 butir 1 berbunyi:” Perseroan Terbatas yang selanjutnya disebut perseroan adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dam memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang ini serta peraturan pelaksananya. Sedangkan Pasal 7 ayat 1 berbunyi: “Perseroan didirikan oleh 2dua orang atau lebih dengan akta notaris yang dibuat dalam bahasa Indonesia.” Ketentuan di atas menegaskan bahwa perseroan terbatas sebagai suatu badan hukum dibentuk berdasarkan perjanjian dan karena itu memiliki lebih dari 1 satu orang pemegang saham. Perjanjian adalah sumber dari hak dan kewajiban. Dengan demikian, hubungan antara pemegang saham dan perseroan lebih didasarkan pada hubungan perikatan yang bersumber pada hak dan kewajiban yang diatur dalam peraturan perundang-undangan dan yang diperjanjkan sebagaimana tertuang dalam anggaran dasar perseroan. Hak perseorangan ini dapat dilihat dalam kasus Pender v. Gilang Medina : Merger Bank Umum Dalam Rangka Implementasi Single Presence Policy Spp Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 816Pbi2006 Tentang Kepemilikan Tunggal Pada Perbankan Indonesia, 2009 a. hak yang melekat pada penyelenggaraan atau pelaksanaan suatu Rapat Umum Pemegang Saham, terdiri dari : 1. Hak untuk memanggil RUPS. 217 2. Hak untuk hadir dan bersuara dalam RUPS. 218 b. Hak yang sama sekali tidak berkaitan atau berhubungan dengan pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham, terdiri dari: 1. Hak untuk memperoleh saham dari penerbitan saham selanjutnya first right of refusal; 219 2. Hak mendahulu untuk ditawarkan dan untuk membeli saham dari pemegang saham lainnya yang hendak menjual sahamnya manakala diatur dalam anggaran dasar perseroan; 220 Lushington 1877 6 Chd 70 Court of Appeal, perseroan dimana Pender menjadi pemegang sahamnya, anggaran dasar menentukan bahwa setiap pemegang saham memperoleh 1 satu suara untuk setiap 10 sepuluh saham, dan maksimum memiliki hak suara sebanyak 100 seratus suara. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham RUPS, ketua RUPS menggagalkan suatu usul dari Pender, yaitu dengan cara tidak mencatat suara dari nominee. Pender mengajukan gugatan atas namanya sendiri terhadap direksi dan perseroan. Hakim yang memutus perkara ini menyatakan tidak menjadi persoalan apakah suara Pender memihak mayoritas atau minoritas, perseroan harus mencatat suara Pender dari nominees-nya, karena hal itu merupakan kepentingan dari pemegang saham. Kasus ini membenarkan adanya hak perseorangan untuk dapat menuntut perseroan atau direksi.Chatamarrasjid Ais, Op.,Cit.,hlm.27-28. 217 Hak ini terjabar dalam Pasal 79 ayat 2 UUPT dan Pasal 80 ayat 1 UUPT. Pasal 79 ayat 2 terkait dengan hak 1 satu orang atau lebih pemegang saham yang bersama-sama mewakili 110 satu persepuluh atau lebih dari jumlah seluruh saham dengan hak suara, kecuali anggaran dasar menentukan suatu jumlah yang lebih kecil untuk meminta penyelenggaran RUPS kepada Direksi, sedngkan Pasal 80 ayat 1, terkait dengan keadaan Direksi atau Dewan Komisaris tidak melakukan pemanggilan RUPS dalam jangka waktu yang ditentukan, pemegang saham yang meminta penyelenggaraan RUPS dapat mengajukan permohonan kepada Ketua Pengadilan Negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat kedudukan perseroan untuk menetapkan pemberian izin kepada pemohon melakukan sendiri pemanggilan RUPS tersebut. 218 Hak ini terjabar dalam Pasal 85 ayat 1 UUPT dimana pemegang saham , baik sendiri maupun diwakili berdasarkan surat kuasa berhak menghadiri RUPS dan menggunakan hak suaranya sesuai dengan jumlah saham yang dimilkinya. 219 Hak ini terjabarkan dalam Pasal 43 ayat 1 UUPT yaitu hak untuk ditawarkan terlebih dahulu jumlah saham yang seimbang dengan pemilikan sahamnya untuk klasifikasi saham yang sama, manakala perseroan terbatas bermaksud mengeluarkan saham baru dengan kelas saham yang sama; dan Pasal 43 ayat 2 UUPT yang menyatakan dalam hal saham yang akan dikeluarkan untuk penambahan modal merupakan saham yang klasifikasinya belum pernah dikeluarkan, pemegang saham yang ada berhak mengambil bagian terlebih dahulu adalah seluruh pemegang saham sesuai dengan perimbangan jumlah saham yang dimilikinya. 220 Hak ini diatur dalam Pasal 57 ayat 1 jo.Pasal 58 UUPT, dimana bila diatur dalam Anggaran Dasar Perseroan, pemegang saham penjual terlebih dahulu menawarkan kepada pemegang Gilang Medina : Merger Bank Umum Dalam Rangka Implementasi Single Presence Policy Spp Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 816Pbi2006 Tentang Kepemilikan Tunggal Pada Perbankan Indonesia, 2009 3. Hak untuk menjaminkan saham-saham tersebut sebagai jaminan utang; 221 4. Hak untuk mengajukan gugatan terhadap perseroan ke pengadilan negeri apabila dirugikan karena tindakan perseroan yang dianggap tidak adil dan tanpa alasan wajar sebagai akibat keputusan RUPS direksi, danatau dewan komisaris; 222 5. Hak meminta kepada perseroan agar sahamnya dibeli dengan harga yang wajar apabila yang bersangkutan tidak menyetujui tindakan perseroan yang merugikan pemegang saham atau perseroan, berupa: 223 a perubahan anggaran dasar; b pengalihan atau penjaminan kekayaan perseroan yang mempunyai nilai lebih dari 50 lima puluh persen kekayaan bersih perseroan; atau c penggabungan, peleburan, pengambilalihan, atau pemisahan 6. Hak untuk exit atau keluar menjual atau mengalihkan sahamnya kepada pihak lain dari perseroan terbatas; 224 saham saham dengan klasifikasi tertentu atau pemegang saham lainnya dan apabila dalam jangka 30 hari sejak tanggal penawaran dilakukan ternyata pemegang saham tersebut tidak membeli, pemegang saham penjual dapat menawarkan dan menjual sahamnya kepada pihak ketiga. 221 Hak ini terlihat dalam Pasal 60 ayat 2, yang menyatakan bahwa saham dapat diagunkan dengan gadai atau jaminan fidusia sepanjang tidak ditentukan lain dalam anggaran dasar. Akan tetapi yang perlu dicermati ketentuan dalam pasal ini adalah bahwa hak suara atas saham yang diagunkan dengan gadai atau jaminan fidusia tetap berada pada pemegang saham. Hal ini dikarenakan UUPT menganut prinsip perlekatan antara kepemilikan saham dengan hak suara, maksudnya adalah bahwa antara kepemilikan saham dengan hak suara tidak dapat dipisahkan eksistensinya, sehingga siapa yang memegang saham atau tercatat sebagai pemegang saham, dialah yang berhak atas hak suara, akan tetapi hak lain di luar hak suara dapat diperjanjikan sesuai dengan kesepakatan di antara pemegang saham dan pemegang agunan. Munir Fuady, Perlindungan Pemegang Saham…Op.,Cit, hlm., 112. 222 Hak ini dapat dilihat dalam Pasal 61 ayat 1 UUPT yang secara tegas memberikan hak kepada setiap pemegang saham untuk mengajukan gugatan terhadap perseroan ke pengadilan negeri apabila dirugikan karena tindakan perseroan yang dianggap tidak adil dan tanpa alasan wajar sebagai akibat keputusan RUPS, Direksi, danatau Dewan Komisaris. Gugatan tersebut pada dasarnya memuat permohonan agar perseroan menghentikan tindakan yang merugikan pemegang saham tersebut dan mengambil langkah tertentu baik untuk mengatasi akibat yang sudah timbul maupun untuk mencegah tindakan serupa di kemudian hari. 223 Hak ini terjabar dalam Pasal 62 ayat 1 UUPT, yaitu hak untuk meminta kepada perseroan agar sahamnya dibeli dengan harga yang wajar apabila yang bersangkutan tidak menyetujui tindakan perseroan yang merugikan pemegang saham atau perseroan, berupa: a. perubahan anggaran dasar; b. pengalihan atau penjaminan kekayaan perseroan yang mempunyai nilai lebih dari 50 kekayaan bersih perseroan; atau c. penggabungan, peleburan, pengambilalihan, atau pemisahan. 224 Hak untuk menjual dan atau mengalihkan dalam bentuk apapun saham yang dimiliki pemegang saham diatur dalam Pasal 56 UUPT. Pengalihan hak milik atas saham dapat terjadi dengan berbagai macam yang memungkinkan terjadinya peralihan hak milik atas benda lainnya. Pada umumnya peralihan hak milik dapat terjadi karena: a. perjanjian, misalnya dalam bentuk jual beli, tukar menukar atau hibah; b. undang-undang, misalnya dalam hal terjadi pewarisan; c. karena putusan hakim yang berkekuatan hukum tetap atau yang dipersamakan dengan itu, seperti halnya pelelangan. Gunawan Widjaja, Op.,Cit.,hlm.71-72. Gilang Medina : Merger Bank Umum Dalam Rangka Implementasi Single Presence Policy Spp Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 816Pbi2006 Tentang Kepemilikan Tunggal Pada Perbankan Indonesia, 2009 7. Hak untuk memperoleh dividen; 225 8. Hak untuk melakukan pemeriksaan terhadap perseroan; 226 9. Hak untuk memperoleh pembayaran sisa hasil likuidasi. 227 10. Hak untuk mengajukan usul pembubaran perseroan kepada RUPS. 228

2. Hak Derivatif