Bank Syariah Uraian Teoritis

11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Teoritis

2.1.1 Bank Syariah

Menurut UU No. 10 Tahun 1998, pengertian bank adalah suatu badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Menurut UU No. 19 tahun 1998 tugas bank adalah membantu pemerintah dalam hal mengatur, menjaga dan memelihara stabilitas nilai rupiah, mendorong kelancaran produksi dan pembangunan serta memperluas kesempatan kerja guna peningkatan taraf hidup rakyat banyak. Sejarah awal bank Islam bermula dari beroperasinya Mith Ghamr Local Saving Bank di Mesir pada tahun 1963 dan ini merupakan tonggak sejarah perkembangan sistem perbankan Islam. Perkembangan selanjutnya adalah berdirinya Islamic Development Bank IDB di Jeddah tahun 1975 atas prakarsa dari sidang menteri luar negeri Negara-Negara OKI Organisasi Kerja Sama Islam. Dalam sidang tersebut di usulkan penghapusan suatu sistem keuangan berdasarkan prinsip bunga dan menggantinya dengan sistem bagi hasil Danupranata, 2013:32. Di Indonesia, pendirian bank Islam atas rekomendasi Lokakarya yang diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia MUI. Pada tahun 1992, disahkannya UU No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan, dimana perbankan bagi hasil diakomodasikan. Bank Muamalat Indonesia didirikan sebagai Bank Universitas Sumatera Utara 12 Umum Islam pertama yang beroperasi di Indonesia. Dan dengan diterbitkannya UU No. 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan UU No. 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan, sistem perbankan syariah secara tegas ditempatkan sebagai bagian dari sistem perbankan nasional. Pada tahun 2008, UU No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah telah disahkan, dimana UU tersebut menambah kuatnya eksistensi perbankan syariah di Indonesia Danupranata, 2013:33. Perbankan syariah memiliki tujuan yang sama seperti perbankan konvensional, yaitu agar lembaga perbankan dapat menghasilkan keuntungan dengan cara meminjamkan modal, menyimpan dana, membiayai kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya. Menurut UU No. 21 Tahun 2008 perbankan syariah harus memenuhi prinsip syariah, yaitu kegiatan usaha yang bebas dari Riba bunga, maisir perjudian dan spekulasi yang disengaja, gharar ketidakjelasan dan manipulatif, zalim dan perniagaan atas barang-barang yang haram. Tabel 2.1 Perbandingan Antara Bank Syariah dan Bank Konvensional Bank Syariah Bank Konvensional 1. Melakukan hanya investasi yang halal menurut hukum Islam. 2. Memakai prinsip bagi hasil, jual-beli, dan sewa. 3. Berorientasi keuntungan dan falah kebahagiaan dunia dan akhirat sesuai ajaran Islam. 4. Hubungan dengan nasabah dalam bentuk kemitraan. 5. Penghimpunan dan penyaluran dana sesuai fatwa Dewan Pengawas Syariah. 1. Melakukan investasi baik yang halal atau haram menurut hukum Islam. 2. Memakai perangkat suku bunga. 3. Berorientasi keuntungan 4. Hubungan dengan nasabah dalam bentuk kreditur-debitur. 5. Penghimpunan dan penyaluran dana tidak diatur oleh dewan sejenis Sumber: Antonio, 2001:34 Universitas Sumatera Utara 13 Beberapa produk jasa yang disediakan oleh bank berbasis syariah antara lainAntonio, 2001: 1. Titipan atau Simpanan, terdiri dari: 1. Al- Wadi’ah jasa penitipan, adalah jasa penitipan dana dimana penitip dapat mengambil dana tersebut sewaktu-waktu. Dengan sistem ini, bank tidak berkewajiban namun diperbolehkan untuk memberikan bonus kepada nasabah. 2. Mudharabah, yaitu nasabah menyimpan dana di bank dalam kurun waktu tertentu. Keuntungan dari investasi terhadap dana nasabah yang dilakukan bank akan dibagikan antara bank dan nasabah dengan nisbah bagi hasil tertentu. 2. Bagi Hasil, terdiri dari: 1. Al-Musyarakah Joint Venture, konsep ini diterapkan pada model partnership atau joint venture. Keuntungan yang diraih akan dibagi dalam rasio yang disepakati, sementara kerugian akan dibagi berdasarkan rasio ekuitas yang dimiliki masing-masing pihak. 2. Al-Mudharabah, adalah perjanjian antara penyedia modal dengan pengusaha. Setiap keuntungan yang diraih akan dibagi menurut rasio tertentu yang disepakati. Risiko kerugian ditanggung penuh oleh pihak bank kecuali kerugian yang diakibatkan oleh kesalahan pengelolaan, kelalaian dan penyimpangan pihak nasabah. Universitas Sumatera Utara 14 3. Al- Muzara’ah, adalah bank memberikan pembiayaan bagi nasabah yang bergerak dalam bidang pertanianperkebunan atas dasar bagi hasil dari hasil panen. 4. Al-Musaqah, adalah bentuk yang lebih sederhana dari muzara’ah, dimana nasabah hanya bertanggungjawab atas penyiraman dan pemeliharaan, dan sebagai imbalannya nasabah berhak atas nisbah tertentu dari hasil panen. 3. Jual-Beli, terdiri dari: 1. Bai’ Al-Murabahah, adalah penyaluran dana dalam bentuk jual beli. Bank akan membelikan yang dibutuhkan pengguna jasa dengan harga yang dinaikkan sesuai margin keuntungan yang ditetapkan bank, dan pengguna jasa dapat mengangsur barang tersebut. Besarnya angsuran flat sesuai akad diawal dan besarnya angsuran = harga pokok ditambah margin yang disepakati. 2. Bai’ As-Salam, bank akan membelikan barang yang dibutuhkan di kemudian hari, sedangkan pembayaran dilakukan dimuka. Barang yang dibeli harus diukur dan ditimbang secara jelas dan spesifik, dan penetapan harga beli berdasarkan keridhaan yang utuh antara kedua belah pihak. 3. Bai’Al-Istishna, merupakan bentuk As-Salam khusus dimana harga barang bisa dibayar saat kontrak, dibayar secara angsuran, atau dibayar di kemudian hari. Bank mengikat masing-masing kepada pembeli dan penjual secara terpisah. Dengan demikian, bank sebagai pihak yang mengadakan barang bertanggungjawab kepada nasabah atas kesalahan pelaksanaan pekerjaan dan jaminan yang timbul dari transaksi tersebut. Universitas Sumatera Utara 15 4. Sewa, terdiri dari: 1. Al-Ijarah, adalah akad pemindahan hak guna atas barang dan jasa melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas barang itu sendiri. 2. Al-Ijarah Al-Muntahia Bit-Tamlik, sama dengan ijarah yaitu akad pemindahan hak guna atas barang dan jasa melalui pembayaran upah sewa, namun dimasa akhir sewa terjadi pemindahan kepemilikan atas barang sewa. 5. Jasa, terdiri dari: 1. Al-Wakalah, adalah suatu akad pada transaksi perbankan syariah, yang merupakan akad perwakilan yang sesuai dengan prinsip-prinsip yang diterapkan dalam syariat Islam. 2. Al-Kafalah, adalah memberikan jaminan yang diberikan oleh penanggung kepada pihak ketiga untuk memenuhi pihak kedua atau yang ditanggung, dengan kata lain mengalihkan tanggung jawab seorang yang dijamin dengan berpegang pada tanggung jawab orang lain sebagai jaminan. 3. Al-Hawalah, adalah akad perpindahan dimana dalam prakteknya memindahkan hutang dari tanggungan orang yang berhutang menjadi tanggungan orang yang berkewajiban membayar hutang. 4. Ar-Rahn, adalah suatu akad pada transaksi perbankan syariah, yang merupakan akad gadai yang sesuai dengan syariah. 5. Al-Qardh, adalah satu akad yang terdapat pada sistem perbankan syariah yang tidak lain adalah memberikan pinjaman baik berupa uang ataupun Universitas Sumatera Utara 16 lainnya tanpa mengharapkan imbalan atau bunga. Atas dasar tolong menolong bukan komersial. Produk dan jasa yang ditawarkan oleh Bank Syariah tersebut diharapkan dapat membawa kemaslahatan bagi nasabah, karena menjanjikan keadilan yang sesuai dengan syariah dalam sistem ekonominya.

2.1.2 Profitabilitas

Dokumen yang terkait

Analisis pengaruh Non Performing Financing (NPF), Biaya Operasional Terhadapa Pendapatan Operasional (BOPO), Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap laba perbankan syariah di Indonesia periode September 2009 – De

0 4 163

Pengaruh CAR, NPF, FDR dan BOPO Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah (Periode 2011-2015)

1 9 152

Pengaruh Inflasi, Gross Domestic Product, Financing to Deposit Ratio, Non Performing Financing dan Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional terhadap Profitabilitas Bank Syariah di Indonesia

2 13 100

Pengaruh Non Performing Financing, Capital Adequacy Ratio, Financing to Deposit Ratio, dan Biaya operasional Pendapatan Operasional Terhadap Return on Assets Pada Bank Syariah Yang Terdaftar Di BEI

1 5 60

PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO, FINANCING TO DEPOSIT RATIO, NON PERFORMING FINANCING, BIAYA OPERASIONAL PENDAPATAN OPERASIONAL DAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PROFITABILITAS PERBANKAN SYARIAH YANG TERDAFTAR DI BANK INDONESIA.

3 26 41

PENDAHULUAN Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio (Car), Non Performing Financing (Npf), Net Interest Margin (Nim), Financing To Deposit Ratio (Fdr), Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (Bopo) Terhadap Profitabilitas Pada Bank Syariah Di

0 5 9

ANALISIS PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO, NON PERFORMING FINANCING, FINANCING TO DEPOSIT RATIO, DAN BIAYA OPERASIONAL PADA PENDAPATAN OPERASIONAL TERHADAP PROFITABILITAS (ROA) PERBANKAN (Studi Kasus pada Bank Umum Syariah Periode 2010-2014) SKRIPSI

0 0 120

ANALISIS PENGARUH NON PERFORMING FINANCING (NPF), BIAYA OPERASIONAL PENDAPATAN OPERASIONAL (BOPO) DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PROFITABILITAS DENGAN CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi Kasus Bank Umum Syariah di Indonesia Pe

0 0 130

Pengaruh Pembiayaan Jual Beli, Non Performing Financing (NPF), Capital Adequacy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR) dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia

0 0 18

PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON PERFORMING FINANCING (NPF), FINANCING TO DEPOSIT RATIO (FDR), DAN BIAYA OPERASIONAL TERHADAP PENDAPATAN OPERASIONAL (BOPO) TERHADAP PROFITABILITAS BANK UMUM SYARIAH YANG TERDAFTAR DI BANK INDONESIA PERIODE 2014-2

0 0 36