pengelolaan, pertunjukan, dan struktur musik. Dalam hal ini penulis akan memfokuskan meneliti grup musik Sumatera Incidental Music sebagai objek
penelitian dan membuat penelitian ini ke dalam sebuah tulisan ilmiah dengan judul Sumatera Incidental Music Di Taman Budaya Sumatera Utara: Deskripsi
Pengelolaan, Pertunjukan, dan Struktur Musik.
I.2. Pokok Permasalahan
Untuk menghindari
permasalahan yang terlalu luas yang dapat mengaburkan penelitian, maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti,
yaitu bagaimana deskripsi pengelolaan, pertunjukan, dan struktur musik yang disajikan Sumatera Incidental Music.
I.3. Tujuan dan Manfaat I.3.1.
Tujuan Penelitian
Menurut Suharto dan Tata Iryanto dalam bukunya Kamus Bahasa Indonesia mengatakan bahwa tujuan memiliki arti yaitu arah, jurusan, maksud,
dan sasaran. Dengan pengertian ini, maka penulis menyimpulkan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penyajian musik etnik yang di tampilkan
Sumatera Incidental Music dalam setiap pertunjukannya dan juga mengetahui sistem pengelolaan grup music tersebut. Di samping itu, tulisan ini juga bertujuan
untuk mengetahui bagaimana pengaruh musik Sumatera Incidental Music terhadap grup-grup ataupun sanggar-sanggar tari, teater maupun grup musik
tradisional khususnya yang di kota Medan.
Universitas Sumatera Utara
I.3.2 Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan pengetahuan tentang keberadaan dan eksistensi Sumatera
Incidental Music yang menyajikan musik kontemporer etnis Sumatera Utara dalam setiap pertunjukannya.
2. Sebagai bahan pengetahuan tentang sistem pengelolaan sebuah grup musik
yang bersifat tradisional. 3.
Merupakan bentuk pengaplikasian ilmu yang diperoleh penulis selama studi di Departemen Etnomusikologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas
Sumatera Utara. 4.
Menambah wawasan mengenai musik tradisional, musik kontemporer dan perkembangannya, khususnya di kota Medan.
1.4. Konsep dan Teori 1.4.1. Konsep
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 1995:456 konsep diartikan sebagai rancangan ide atau pengertian yang diabstrakkan dari pengertian
konkret, gambaran mental dari objek atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain.
Menurut Murgianto 1996:156 kata seni pertunjukan pertunjukan budaya secara umum memiliki arti tontonan yang bernilai seni, seperti teater, tari,
musik yang disajikan secara khusus di depan penonton. Seni pertunjukan, yang terbagi menjadi seni musik, tari dan teater. Bidang disiplin ilmu tersebut meluas
Universitas Sumatera Utara
sampai kepada siklus, kabaret dan olahraga, ritual, upacara prosesi pemakaman, dan lain-lain.
Pertunjukan adalah sebuah komunikasi yang dilakukan oleh satu orang atau lebih pengirim pesan, yang merasa berperan kepada seseorang atau lebih
sebagai penerima pesan. Komunikasi itu terjadi jika pengirim pesan dalam pertunjukannya mempunyai maksud dan tujuan sedangkan penonton memiliki
perhatian untuk menerima pesan. Dalam sebuah pertunjukan harus ada penyaji, penonton, pesan yang dikirim, dan cara penyampaian pesan yang khas.
Mediumnya boleh auditif visual atau hubungan keduanya, gerak laku, secara multimedia dan sebagainya. Di depan kata pertunjukan biasanya dibubuhkan kata
seni yang berarti bahwa tontonan yang memiliki nilai seni bila disampaiakan kepada sejumlah penonton. Dalam hal ini, kata seni juga sering digunakan
dengan kata yang sepadan yaitu kata “performance“ sumber: http:en.wikipedia.orgwikiThe arts.
Sumatera Incidental Music adalah sebuah grup musik yang selalu memnyajikan suatu struktur musik dengan tujuan untuk di pertontonkan. Grup
musik ini menggarap musik-musik tradisional Sumatera Utara menjadi musik kontemporer yang menggunakan alat musik etnik Sumatera Utara sendiri dan
dikolaborasi dengan instrument musik Barat dan digarap sebaik mungkin. Sehingga dalam setiap pertunjukan yang dilakukan, penonton dapat menikmati
musik mereka dan mengambil pesan yang disampaikan. Manajemen pengelolaan adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang
melibatkan bimbingan suatu kelompok orang-orang ke arah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata. Menurut George R. Terry dan
Universitas Sumatera Utara
Leslie W. Rue dalam bukunya yang berjudul Dasar-dasar Manajemen, dituliskan bahwa
Manajemen adalah Suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah
tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata. Manajemen adalah suatu kegiatan, pelaksanaannya adalah
”managing” –pengelolaan-, sedang pelaksananya disebut manajer
2
.
Manajemen adalah sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran goals
secara efektif dan efesien Ricky W. Griffin. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang
ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal. Sumatera Incidental Music adalah sebuah organisasi musik yang diketuai
oleh Hendri Perangin angin, walaupun Hendri Perangin Angin memiliki posisi sebagai ketua Sumatera Incidental Music, tetapi dalam mengambil sebuah
keputusan Hendri Perangin Angin selalu terlebih dahulu diskusi dengan anggota lainnya, sehingga nantinya keputusan yang diambilnya dapat diterima oleh
anggota. Menurut Hendri Perangi Angin grup musik Sumatera Incidental Music adalah sebuah grup musik yang pengelolaannya dilakukan secara tradisional.
Dalam hal ini menurut Hendri Perangin angin bersifat tradisional itu berarti struktur pengelolaannya tidak terlalu tertata dengan sistematis tetapi lebih kepada
kepengurusan yang lebih mementingkan apa yang dibutuhkan oleh anggota dan akan dibicarakan secara bersama-sama untuk mengambil sebuah keputusan.
2
Baca: Dasar-dasar Manajemen yang ditulis George R Terry dan Leslie W Rue.
Universitas Sumatera Utara
Musik kelompok Sumatera Incidental Music biasanya diaransemen oleh Hendri Perangin Angin dan dalam latihan kerap ada perubahan dari struktur
musik dari aransemen Hendri Perangin Angin dikarenakan adanya masukan dari anggota yang lain untuk mengubah aransemen musik tersebut.
Hendri Perangin Angin ditunjuk sebagai ketua atas keputusan bersama dan sebagai pertimbangan Hendri Perangin Angin adalah salah satu pendiri dari
Sumatera Incidental Music sekaligus sebagai pemilik sebagian besar instrumen musik yang di gunakan grup Sumatera Incidental music baik itu saat latihan
maupun pada saat sedang melakukan pertunjukan.
1.4.2. Teori
Dalam membahas secara lebih detail pengelolaan organisasi, pertunjukan, dan struktur musik Sumatera Incidental Music, penulis menggunakan beberapa
teori. Diantaranya adalah teori untuk mengkaji seni pertunjukan digunakan teori semiotika. Teori semiotika digunakan penulis dalam rangka usaha untuk
memahami bagaimana makna diciptakan dan dikomunikasikan melalui simbol yang membangun sebuah peristiwa seni. Dua tokoh perintis semiotika adalah
Perdinan de Saussure seorang ahli bahasa dari Swiss dan Charles Sanders Peirce, seorang Filosof dari Amerika Serikat . Saussure melihat bahasa sebagai system
yang membuat lambang bahasa itu terdiri dari sebuah imaji bunyi sound image atau signifier yang berhubungan dengan konsep signified. Setiap bahasa
mempunyai lambang bunyi tersendiri. Peirce juga menginterpertasikan bahasa sebagai system lambang, tetapi terdiri dari tiga bagian yang saling berkaitan: 1
representatum, 2 pengamat interpretani, dan 3 objek. Dalam kajian kesenian
Universitas Sumatera Utara
berarti kita harus memperhitungkan peranan seniman pelaku dan penonton sebagai pengamat dari lambang-lambang dan usaha kita untuk memahami proses
pertunjukan atau proses penciptaan. Dalam hal ini penulis menggunakan Sumatera Incidental Music sebagai
objek penelitian, yang mana penulis akan membahas bagaimana Sumatera Incidental Music mengkomunikasikan musik melalui simbol yang membangun
sebuah peristiwa seni. Dengan menggunakan pendekatan semiotika, dua pakar pertunjukan budaya Tadeuz Kowzan dan Patrice Pavis dari Perancis
mengaplikasikannya dalam pertunjukan. Kowzan menawarkan 13 sistem lambang dari sebuah pertunjukan yaitu kata-kata, nada bicara, mimik, gestur, gerak, make-
up, gaya rambut, kostum, properti, setting, lighting, musik, dan efek suara. Sedangkan Pavis dalam Murgianto, 1996 menyusun daftar pertanyaan
yang lugas dan diteil untuk mengkaji sebuah pertunjukan yaitu 1 diskusi umum tentang pertunjukan, 2 skenografi, 3 system tata cahaya, 4 properti panggung,
5 kostum, 6 pertunjukan, 7 fungsi music dan efek suara, 8 tahapan pertunjukan, 9 interpretasi cerita dalam pertunjukan, 10 teks dalam
pertunjukan, 11 penonton, 12 mencatat produksi pertunjukan secara teknis dan imaji apa yang menjadi fokus, 13 apa yang tidak dapat diuraikan dari tanda-
tanda pertunjukan, 14 masalah-masalah khusus yang perlu dijelaskan. Kemudian untuk mengkaji tentang pengelolaan organisasi penulis juga
menggunakan teori yang dikemukakan oleh George R. Terry dan Leslie W. Rue dalam bukunya yang berjudul Dasar-dasar Manajemen, yang mengatakan:
Manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-
orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata. Manajemen adalah suatu kegiatan, pelaksanaannya
Universitas Sumatera Utara
adalah ”managing” –pengelolaan-, sedang pelaksananya disebut manajer.
Sedangkan menurut H.B. Siswanto dalam bukunya pengantar Manajemen disebutkan juga bahwa:
Manajemen adalah Ilmu dan seni untuk melakukan tindakan guna mencapai tujuan yang spesifikasinya meliputi perencanaan,
pengarahan, pemotivasian, dan pengendalian terhadap orang agar mencapai tujuan.
Oleh karena itu, penulis mengambil kesimpulan bahwa dalam pengelolaan suatu organisasi diperlukan perencanaan, pengarahan, pemotivasian dan
pengendalian terhadap orang lain. Untuk mengkaji struktur musik Sumatera Incidental Music, dalam hal ini
penulis menggunakan teori weigted scale yang di kemukakan oleh William P. Malm 1977: 8 yang di gunakan untuk mengkaji aspek musikal yang terdiri dari:
1 tangga nada, 2 nada dasar pitch center, 3 Wilayah nada ambitus, 4 jumlah pemakaian nada, 5 interval yang dipakai, 6 pola kadensa, 7 formula
nada, 8 kantur garis melodi.
Universitas Sumatera Utara
1.5. Metode Penelitian
Untuk mendapatkan data yang akurat, penulis mengadakan metode penelitian kualitatif, baik itu penelitian lapangan, kerja laboratorium dan Studi
kepustakaan library research.
1.5.1 Penelitian Lapangan
Penelitian lapangan yaitu dengan cara mengikuti berbagai pertunjukan yang dilakukan Sumatera Incidental Music, melakukan wawancara kepada para
pelaku pertunjukan atau kepada anggota Sumatera Incidental Music dan juga kepada pengunjung disaat Sumatera Incidental Music melakukan sebuah
pertunjukan. Dalam penelitian lapangan, penulis melakukan beberapa hal yang begitu
sering dilakukan diantaranya : 1
Observasi, terlibat dalam pertunjukan, tanpa memposisikan diri sebagai pelaku pertunjukan, sering menyaksikan berlangsungnya pertunjukan dari
awal sampai akhir. Hal ini berguna untuk mengenal dengan baik dan lebih jauh lagi jalannya pertunjukan dan aspek-aspek yang terkandung di
dalamnya. 2
Wawancara, wawancara terfokus dan wawancara bebas. Wawancara terfokus dilakukan untuk memperoleh informasi yang lebih kaya dan tidak
membosankan atau membuat kaku suasana antara penulis dan informan. Sedangkan wawancara bebas dilakukan secara tidak terfokus, tetapi
mendapatkan banyak informasi yang dibutuhkan.
Universitas Sumatera Utara
Dalam penelitian lapangan ini, penulis berhubungan langsung dengan informan kunci yaitu, anggota grup musik Sumatera Incidental Music khususnya
Hendri Perangin angin yang juga sebagai ketua dari Sumatera Incidental Music. Penulis mengadakan perkenalan, ngobrol, wawancara dan semampu mungkin
untuk menjalin hubungan emosional kepada para informan ini agar penelitian ini berjalan lancar. Penulis berusaha meyakinkan kalau penulis adalah teman baik
mereka yang mampu membawakan diri kedalam lingkungan mereka. Dalam penelitian lapangan ini penulis menggunakan alat tulis dalam
wawancara. Setiap pembicaraan yang memberikan informasi penting sesegera mungkin dicatat, namun tidak pada saat ngobrol atau wawancara berlangsung,
tetapi pada saat kita tidak mengobrol lagi atau ada pembicaraan singkat dari informan kepada orang lain dan dalam dokumentasi penulis melakukan rekaman
baik itu audio visual atau video atau pun mengambil gambar dengan kamera,
kemudian menganalisis semua data yang diperoleh.
1.5.2 Kerja laboratorium
Kerja laboratorium yaitu dengan cara mengolah data yang didapat sewaktu penelitian lapangan dan disaring sebaik mungkin untuk dijadikan sebagai tulisan.
Kerja laboratorium disebut juga analisis yang merupakan pengolahan data yang diperoleh dari kerja lapangan, setelah pengolahan data dianalisis kemudian
disusun secara sistematis sehingga hasilnya dapat dikembangkan sebagai bahan yang akurat dalam pembahasan masalah yang dihadapi. Dalam tahapan ini penulis
mengumpulkan data-data yang didapat dari lapangan, kemudian memilih data- data yang relevan dengan tulisan ini.
Universitas Sumatera Utara
1.5.3 Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan dilakukan dengan cara membaca berbagai buku dan skripsi yang berhubungan dengan tulisan sehingga dapat menambah wawasan
peneliti untuk mengembangkan tulisan tersebut. Selain itu penulis juga mengambil sebagian data dari internet yang berhubungan dengan tulisan dengan
tujuan untuk membuat tulisan semakin sempurna. Studi kepustakaan dilakukan
penulis untuk memperoleh data tambahan di luar data lapangan, baik berupa konsep-konsep dan teori-teori yang dapat digunakan sebagai acuan dalam
penelitian dan juga dalam pembahasan serta penulisan.
1.6 Menentukan Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang dipilih penulis adalah Taman Budaya Sumatera Utara yang merupakan tempat sekretariat Sumatera Incidental Music. Selain
Taman Budaya Sumatera Utara, peneliti juga memilih lokasi penelitian tempat- tempat di mana grup Sumatera Incidental Music melakukan pertunjukan
khususnya di kota Medan, selain itu peneliti juga melakulan observasi ke beberapa sanggar tari dan teater yang menggunakan musik Sumatera Incidental
Music sebagai pengiring teater ataupun tarian mereka.
Universitas Sumatera Utara
BAB II SEJARAH DAN KEBERADAAN
SUMATERA INCIDENTAL MUSIC DI KOTA MEDAN
2.1 Sejarah Terbentuknya Sumatera Incidental Music
Musik tradisional adalah musik yang hidup di masyarakat secara turun temurun, dipertahankan sebagai sarana hiburan tau ritual. Tiga komponen yang
saling memengaruhi di antaranya adalah seniman, musik itu sendiri, dan masyarakat penikmatnya. Hal ini bermaksud untuk mempersatukan persepsi
antara pemikiran seniman dan masyarakat tentang usaha bersama dalam mengembangkan dan melestarikan seni musik tradisional. Menjadikan musik
tradisional sebagai perbendaharaan seni di masyarakat, sehingga musik tradisional lebih menyentuh pada sektor komersial umum.
Kegiatan ini diharapkan mampu memberi kontribusi bagi peserta juga kepada masyarakat luas, sehingga musik tradisional dapat berperan sebagai
hiburan untuk menjalankan bisnis para pengusaha. Musik tradisional juga adalah musik yang berkembang secara tradisional, di kalangan suku-suku tertentu.
Keberadaan musik tradisional yang digunakan sebagai hiburan, tentunya sudah sangat sering dilakukan dalam sebuah seni pertunjukan. Dalam sebuah
pertunjukan seni, musik tradisional sering diaransemen kembali menjadi sebuah musik kontemporer. Salah satu grup musik di Kota Medan yang menggarap musik
tradisional menjadi musik kontemporer adalah Sumatera Incidental Music.
Universitas Sumatera Utara