Pengelolaan Perwakafan tanah pada Masyarakat Tionghoa

62

C. Pengelolaan Perwakafan tanah pada Masyarakat Tionghoa

Pengelola wakaf berdasarkan ketentuan harus berada di wilayah atau tempat dimana harta wakaf itu berada. 93 Tokoh masyarakat Tionghoa di Kota Medan bahwa meski sudah memasuki era reformasi, masyarakat etnis Tionghoa masih mendapat perlakuan diskriminatif. Khususnya dalam hal kepemilikan atas tanah. Masyarakat keturunan Tionghoa jika membeli sebidang tanah paling-paling hanya diizinkan dengan hak guna bangunan HGB. Kebijakan yang tidak mengizinkan keturunan Tionghoa memiliki hak milik atas tanah di Kota Medan. Keturunan Tionghoa sudah boleh memiliki tanah dengan sertifikat hak milik. Keturunan Tionghoa pun kerap bisa kerepotan jika harus menyelesaikan urusannya yang berkaitan dengan pemerintahan. Dalam era reformasi, lanjutnya, memang sudah ada perbaikan secara aturan. Yakni, dengan adanya pencabutan berbagai peraturan Sejak dahulu orang-orang Tionghoa di negeri leluhurnya telah hidup secara teratur, dibandingkan dengan suku-suku bangsa lainnya. Mereka telah hidup menetap di daerah lembah dan hidup dari pertanian. Mereka telah hidup suatu perkampungan serta telah dapat mencukupi kebutuhan sendiri, sedangkan suku-suku lainnya pada masa itu masih banyak yang hidup berkelana. Perkampungan-perkampungan itu kemudian menjadi dasar pengelompokan sistem kekeluargaan patrilineal. Tiap komune mula-mula hanya terdiri dari keluarga keturunan dari garis keturunan ayah. Keluarga ayah semua saudara laki-lakinya dengan keluarga anak-anak laki-lakinya, keluarga kakek dan saudara laki-lakinya. 93 Taufiq Hamami, Perwakafan Tanah dalam Politik Hukum Agraria Nasional, Cetakan Pertama, Jakarta: Tatanusa, 2003, hal 101. 63 perundangan yang diskriminatif. Namun, pada tataran pelaksanaan di bawah masih tampak belum jalan. 94 94 Persoalan wakaf dalam masyarakat tidak asing lagi terdengar, namun pengaturan tentang sumber hukum, tata cara, prosedur, dan praktek perwakafan dalam bentuk Undang-Undang bisa dibilang baru. Selama ini praktek perwakafan tidak jarang dilakukan dengan cara-cara konvensional, kurang memperoleh penanganan yang sungguh-sungguh baik dari pengelolaannya maupun pendaftarannya. Sebetulnya kalau wakaf dikelola secara baik, dapat meningkatkan taraf hidup masayarakat. Selama ini, peruntukan wakaf di Indonesia kurang mengarah pada pemberdayaan ekonomi umat, cenderung terbatas hanya untuk kepentingan kegiatan ibadah, pendidikan, dan pemakaman semata, kurang mengarah pada pengelolaan wakaf produktif. Beban sosial ekonomi yang dihadapi bangsa saat ini, seperti tingginya tingkat kemiskinan dapat dipecahkan secara mendasar dan menyeluruh melalui pengelolaan wakaf dalam ruang lingkup yang lebih luas yakni pengelolaan wakaf produktif. Untuk melihat potret perkembangan wakaf di Indonesia, akan diawali dengan menguraikan sekilas sejarah perkembangan wakaf dan regulasi yang dilakukan terhadap perwakafan di Indonesia. Sesuai dengan kehendak politik yang tertuang dalam undang-undang ini pemerintah bukanlah sebagai pelaksana operasional pengelola wakaf tapi pemerintah hanya berfungsi sebagai regulator, motivator, fasilitator, dan publik servis bagi pengelolaan wakaf. Dalam menjalankan tugasnya, pemerintah dibantu oleh Badan Wakaf Indonesia BWI. https:groups.yahoo.comneogroupspecinanconversationstopics2586. html diakses tanggal 13 Juli 2015 64 Dalam konteks pembangunan masyarakat Tionghoa sumbangan tanah wakaf pada masa sekarang ini merupakan suatu pengganti untuk meningkatkan pertumbuhan serta pembangunan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Tionghoa. Pada umumnya wakaf tanah masyarakat Tionghoa yang merupakan sumbangan yang memberikan hasil positif apabila pengelolaannya dibawah kawasan masyarakat Tionghoa seperti di Medan Sumatera Utara. Pihak Deli Maatschappij memberikan kepada pihak Tjong Yong Hian Kapten Cina - kelak pada tahun 1998 menjadi Mayor Cina di Medan tanah seluas 92.300 m2 di wilayah Kampung Durian untuk digunakan sebagai tempat pemakaman orang- orang Cina. Kemudian pemakaman bagi orang-orang dari Hokian dan The Tiochus Tio Ciu dari Kwantung Kanton, Cina, di Jalan Binjai diresmikan oleh keputusan pejabat lokal pada tanggal 6 Juni 1923. Selanjutnya bagi orang-orang Cina yang bekerja di Deli Maatschappij pemakamannya di lokasi yang sama, menempati bagian sisi barat. Adapun untuk pemakaman keluarga Tjong Yong Hian mengambil tempat di selatan Jalan Taman dan untuk keluarga Oei Swee Bee di Jalan Padang Bulan. 95 Masyarakat Tionghoa menganut sistem kekerabatan patrilineal yaitu menarik garis keturunan dari pihak laki-laki ayah dan memakai marga dari pihak ayah. Oleh sebab itu, anak laki-laki sangat dipentingkan, karena akan meneruskan marga keluarga. Anak laki-laki tertua yang biasanya lebih diutamakan. Perbuatan U Lee Moy yang membeli tanah tetapi diatasnamakan anak laki-laki tertuanya Hadi Soetjipto adalah sesuai dengan kebiasaan masyarakat Tionghoa pada umumnya di mana anak laki-laki tertua memdapat posisi dan status yang lebih 95 https:www.facebook.cominformasimedanposts493757960731357 diakses tanggal 22 April 2015 65 diutamakan dari anak-anak yang lainnya. Pewarisan semasa hidup bagi orang Tionghoa, yaitu ketika orang tua masih hidup, harta-hartanya sudah dibagi-bagikan pada anak-anaknya, biasanya dalam pembagian tersebut anak laki-laki juga mendapatkan bagian yang lebih besar daripada anak perempuan. Biasanya anak laki-laki memperoleh rumah atau tanah, sedangkan anak perempuan hanya memperoleh perhiasan saja. Di samping perbedaan-perbedaan tersebut di atas, antara hukum waris Tionghoa dengan hukum waris dari KUH Perdata terdapat pula persamaan dalam cara pewarisan, yaitu : Cara pewarisan menurut KUH Perdata maupun menurut hukum adat Tionghoa dapat dibedakan menjadi 2 dua yaitu menurut peraturan dan kehendak terakhir pewaris. Kehendak terakhir dari pewaris terhadap harta kekayaan pewaris diutamakan untuk dilaksanakan. Baik hukum adat Tionghoa maupun KUH Perdata di samping memberikan kebebasan terhadap ahli waris, juga memberikan pembatasan antara lain yaitu Legitime Portie LP atau bagian mutlak. 96 Tata cara pengelolaan wakaf dalam masyarakat Tionghoa telah diatur berdasarkan Undang-undang wakaf. Harta wakaf, menurut ajaran Tionghoa muslim, hanya diambil manfaatnya, sementara barang asalnya harus tetap. Karena itu, harta wakaf tidak boleh dijual, dihibahkan, atau diwariskan. Sistem menegeman pengelolaan wakaf merupakan salah stu aspek penting dalam pengembengan wakaf agar produktif. Managemen yang selama ini ada masih terhitung trdisional-konsummtif baik dari sisi kepemimpinanya, lenazhirannya, operasionalnya, pemanfaatan dan sistem kontrol dan pertanggungjawabannya. 97 96 Ibid. 97 http:wwwaninovianablogspotcom.blogspot.com201008pengelolaan-benda-wakaf- wakaf-produktif.html diakses tanggal 22 April 2015 66 Masyarakat Tionghoa membangun sarana Mesjid dan Ibadah Kelenteng di Klingenstraat skr Jl Keling dan di Pulo Brayan, Ia juga menyediakan tanah pemakaman di Pulo Brayan dan mendirikan perkumpulam kematian untuk merawat kuburan tersebut. Ia juga mendirikan Rumah Sakit Khusus Lepra di Pulau Sicanang. Rasa hormatnya yang besar kepada Sultan Deli Makmun Al Rasyid dan para penduduk Islam di Medan diwujudkan dalam pembangunan Masjid Raya Medan dengan menyumbang sepertiga dari seluruh biaya pembangunannya. Di Kota Medan terdapat sebuah masjid yang sangat unik dan masjid ini merupakan simbol toleransi beragama dan kesukuan di kota Medan. Masjid Lama Gang Bengkok itulah nama masjid unik berarsitektur China tersebut. Masjid ini terletak di Jalan Masjid Kelurahan Kesawan, Kota Medan. Masjid Lama Gang Bengkok didirikan pada tahun 1890 di atas tanah wakaf Datuk Kesawan dengan pendanaan dari Tjong A Fie, Saudagar Tionghoa yang bukan beragama muslim. Bukan saja dari pendanaan, arsitektur masjid ini juga menunjukkan tingginya toleransi di Kota Medan. Sekilas masjid ini seperti klenteng, tetapi sesungguhnya masjid ini memadukan arsitektur China, Melayu dan Timur Tengah. 98 Tanah-tanah yang dikuasaidimiliki oleh masyarakat Tionghoa dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan tanah-tanah wakaf tersebut digunakan untuk Keperluan keperdataan seperti masjid, keperluan sosial dan perkeburan. Tanah yang diterima masyarakat Tionghoa beberapa tahun sebelumnya, sampai saat terakhir memang belum dibuatkan Akta Ikrar Wakaf, Akta Pengganti Akta Ikrar Wakaf ataupun bentuk surat penyerahan lainnya kepada BWI. Dengan demikian tanda bukti hak atas tanah tersebut baik berupa segel adat, sertifikat atau tanda 98 http:backpacksejarah.blogspot.com201402masjid-lama-gang-bengkok-masjid- unik.html diakses tanggal 22 April 2015 67 lunas penyicilan kapling tanah, tetap atas nama perorangan pemilik lama yaitu si wakif. Tanda bukti hak ini tidak dapat di balik nama karena tidak ada bukti transaksi yaitu pewakafan. Dengan demikian secara formal tanah itu dianggap bukan milik masyarakat Tionghoa, satu badan hukum yang bergerak dalam kegiatan keagamaan, sosial, pendidikan dan kesehatan yang sebenarnya dapat dibebaskan. Walaupun sudah berada ditangan masyarakat Tionghoa selama beberapa tahun atau bahkan puluhan tahun, diatas tanah wakaf tersebut belum didirikan satu bangunan pun, baik berupa ibabah, pertokoan, sekolah atau perkuburan. Dengan demikian secara rill tidak bisa dibuktikan bahwa diatas tanah wakaf tersebut memang akan dibangun sarana pelayanan umum pada masyarakat Tionghua. Pada umumnya pengelolaan tanah wakaf masyarakat Tionghoa masih dalam periode tradisional dana bersifat kunsumtif, sehingga lembaga wakaf belum menyentuh dan terasa manfaatnya secara optimal bagi kesejahteraan masyarakat. Wakaf yang ada selama ini digunakan untuk kepentingan produktif seperti pembangunan perkantoran, perumahan dan sebagainya. Pengelola wakaf masyarakat Tionghua untuk diajak kompromi kearah pemanfaatan tanah wakaf yang produktif masih sulit sebab penggunaan tanah wakaf hanya didasarkan pasa wasiat pemberi wakaf. 68

BAB IV PELAKSANAAN PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP TANAH