Status Hukum Tanah Wakaf pada Masyarakat Tionghoa di Kota Medan

74 Peraturan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam tanggal 18 April 1978 No. KepD7578. 5. PPAIW segera membuat Akta Ikrar Wakaf rangkap 3 tiga dengan dibubuhi materai dan Salinan Akta Ikrar Wakaf rangkap 4. Akta Ikrar Wakaf tersebut paling sedikit memuat : nama dan identitas waqif, nama dan identitas Nazhir, data dan keterangan harta benda wakaf, peruntukan harta benda wakaf dan jangka waktu wakaf. Disamping membuat akta, PPAIW wajib membukukan semua itu dalam Daftar Akta Ikrar Wakaf dan menyimpannya dengan baik bersama aktanya. 6. Pendaftaran tanah wakaf di Kantor Pertanahan setempat. Mengenai pendaftaran tanah wakaf pada sub Direktorat Agraria KabupatenKota. 102

B. Status Hukum Tanah Wakaf pada Masyarakat Tionghoa di Kota Medan

Tanah wakaf adalah suatu hak atas tanah yang diperoleh dari seseorang atau badan hukum yang diperuntukkandigunakan untuk peribadatan atau kepentingan umum masyarakat banyak, bukan untuk kepentingan pribadi, sesuai dengan peruntukkannya atau tujuan wakaf. Sedangkan tanah yang dapat di wakafkan, adalah tanah yang berstatus tanah milik, karena ia mempunyai sifat terkuat dan terpenuh bagi si empunya tanah. Oleh karena itu apabila tanah tersebut diwakafkan, maka tidak menimbulkan akibat yang dapat menggangu sifat kekekalan dan keabadian kelembagaan tanah wakaf itu sendiri. 103 102 https:bolmerhutasoit.wordpress.com20110804hukum-agaria-lanjut-prosedur- dan-tata-cara-perwakafan-tanah-menurut-uu-no-41-tahun-2004. html, diakses tanggal 23 April 2015 103 http:pujiamn.blogspot.com201405penerapan-hukum-wakaf-terhadap-tanah.html, diakses tanggal 23 April 2015 75 Tanah-tanah landerijenberzitrecht oleh Gouw Giok Siong disebut Tanah- tanah tionghoa karena subyeknya terbatas pada golongan Timur Asing, terutama golongan cina. Golongan Timur Asing disekitar jakarta banyak yang mempunyai Tanah diatas apa yang disebut “Tanah partikelir” dengan “Hak usaha”, seperti orang-orang pribumi. Jika Tanah partikelir yang bersangkutan kembali kepada negara, maka Hak usaha yang pemegang Haknya menjadi apa yang disebut “altijddurende erpacht”, kemudian dengan S.1926-121 menjadi lenderijenbizitrecht. Maka jatuh ditangan orang pribumi menurut Hukum menjadi Hak milik Adat, Hooggerechts Hof Putusan Maret 1940 dalam Gouw giok Siong0, Himpunan Keputusan-keputusan Hukum. 104 Status hukum tanah wakaf pada masyarakat Tionghoa di Kota Medan ada tiga, sebagai berikut: 105 1. Status tanah yang digunakan untuk tanah wakaf, walaupun secara formal belum memperoleh sertifikat wakaf. Oleh karena itu, tanah wakaf pada masyarakat Tionghoa di Kota Medan yang belum berstatus wakaf wajib diusahakan untuk disertifikasi sebagai wakaf. 2. Tanah wakaf pada masyarakat Tionghoa di Kota Medan yang sebagaimana dimaksud dalam point kesatu tidak boleh dihibahkan, tidak boleh dijual, tidak boleh dialihkan atau diubah peruntukannya. 3. Benda wakaf dan status tanah wakaf pada masyarakat Tionghoa di Kota Medan tidak boleh diubah kecuali dengan syarat-syarat tertentu. Syarat tersebut yaitu, 104 Al-Ashady, Peranan Hukum Agraria pada masa sebelum, melalui http:al-ashady. blogspot.com201209peranan-hukum-agraria-pada-masa-sebelum.html, diakses tanggal 23 April 2015 105 Ikhram, Alasan MUI tentang Boleh tidaknya Tanah Wakaf Tinghoa dihibahkan, melalui http:media.ikhram.comini-alasan-mui-tentang-boleh-tidaknya-tanah-wakaf-Tionghoa- dihibahkan.hmtl, diakses tanggal 23 April 2015 76 penukaran benda wakaf atau istidlal wakaf diperbolehkan sepanjang untuk merealisasikan kemaslahatan dan mempertahankan keberlangsungan manfaat wakaf. Penukaran benda wakaf ini harus dilakukan dengan pengganti yang memiliki nilai sepadan atau lebih baik. Status hukum tanah wakaf yang dikuasai oleh masyarakat Tionghoa secara turun temurun merupakan Tanah yang digarap dan dikuasai sebelumnya oleh nenek moyang mereka terdahulu. Hak Garap yang dimaksud oleh mereka mempunyai status yang sama dengan Hak Milik Atas Tanah Adat. Akan tetapi ada kekeliruan lahirnya sebuah sertifikat oleh pihak lain karena tidak berdasarkan syarat formil sebuah sertifikat dan melanggar asas contradictoiri delimitatie serta subjek hukum yang dimaksud bukan masyarakat yang tinggal didalam wilayah tersebut. Kemudian upaya hukum masyarakat Tionghoa dalam memperoleh Perlindungan hukum dilakukan dengan mengajukan keberatan kepada pihakpihak yang ingin menguasai tanah mereka secara paksa, menghadirkan pengacara, melakukan mediasi dengan Pemerintah dan memperoleh pengakuan dari masyarakat beserta Pemerintah setempat. Permohonan hak milik dapat dilakukan pada tanah-tanah yang memiliki status sebagai berikut: Tanah Negara; Tanah yang beralaskan Hak Guna Bangunan; Tanah yang beralaskan Hak Pakai; Tanah yang dahulunya beralaskan Hak Guna Usaha; Tanah Wakaf; Tanah Tempat Tinggal; Tanah Pertanian; dan lain-lain. Namun demikian, tidak seluruh tanah dapat diberikan hak milik, misalnya untuk tanah-tanah yang berdasarkan peruntukannya telah diberikan Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, Hak Pakai, atau Hak Pengelola, maka tanah- 77 tanah tersebut harus menjadi tanah negara terlebih dahulu, dan berdasarkan tata ruang yang ada bisa diberikan hak milik. 106

D. Kepastian Hukum Terhadap Tanah Wakaf Pada Masyarakat Tionghoa di