Pentingnya Memahami Agama dengan Benar

49 Ada dua pesan pokok agama yakni: Pertama, memberikan pesan dan ajaran agar seseorang memiliki visi dan makna hidup yang bersumber dari kesadaran iman. Kita semua berasal dari Tuhan dan akan kembali kepada-Nya, sehingga apa pun yang kita perbuat selama di dunia ini mesti dipertanggungjawabkan kelak. Kedua, dengan pemahaman dan penghayatan agama, seseorang bisa tumbuh berkembang menjadi pribadi yang baik, senantiasa menebarkan damai dan manfaat bagi sesamanya. Rasulullah Muhammad Saw. Bersabda, “ sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak “ Dalam sabdanya yang lain dikatakan, “Sebaik-baik manusia adalah yang paling baik akhlaknya dan paling banyak memberi manfaat bagi sesamanya”. 100 Hakikat pembenaran agama bukanlah ucapan dengan lidah, tetapi perubahan positif dalam jiwa yang mendorong kepada kebaikan dan kebajikan terhadap saudaranya sesama manusia, terhadap mereka yang membutuhkan bantuan dan perlindungan. Allah menghendaki terhadap manusia dalam perkataan dan perbuatannya sejalan sebab kalau tidak, maka itu semua hampa, tidak berarti dan tidak dipandang-Nya. 101 Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan mempunyai kewajiban untuk menyembah, kewajiban ini sesuai dengan tujuan al-Khaliq menciptakan manusia. Allah SWT berfirman: 100 Komaruddin Hidayat, Agama Punya Seribu Nyawa Jakarta: Noura Books, 2012, h. 83-84. 101 M. Quraish Shihab. Menabur Pesan Ilahi: al- Qur‟ân dan Dinamika Kehidupan Masyarakat Jakarta: Lentera Hati, 2006, h. 27. 50       Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. Q.S. al-dzâriyât 51: 56. Islam memandang bahwa manusia diciptakan Tuhan dilengkapi dengan kemampuan untuk mematuhi tata tertib kehidupan sebagai satu keseluruhan baik materil maupun spiritual. Jika seseorang mengonsentrasikan pada sisi hidupnya. Dia masih tetap berhubungan dengan pekerjaan untuk makanannya, untuk kepentingan masyarakat, dan anggota keluarganya. Kehadiran agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad saw. Dapat menjamin terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtera lahir dan batin. Di dalamnya terdapat kajian dan petunjuk tentang bagaimana seharusnya manusia itu menyikapi hidup dan kehidupan ini secara lebih bermakna dalam arti yang seluas-luasnya. Mengajarkan kehidupan yang dinamis dan Menghargai akal pikiran manusia melalui pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, mengutamakan waktu, persaudaraan, berakhlak mulia, dan sikap-sikap positif lainnya. Namun kenyataan Islam sekarang menampilkan keadaan Islam yang jauh dari cita-cita ideal tersebut. Ibadah yang dilakukan umat Islam seperti shalat, puasa, dan zakat dilakukan hanya sebatas membayar kewajiban saja, buah dari ibadah tersebut tampak dalam kehidupan beragama di kalangan masyarakat sering terjadi kesalah pahaman dalam menghayati pesan simbol dari keagamaan. Akibatnya agama lebih dihayati sebagai pengalaman individu dan bukan sebagai keberkahan sosial secara umum. Selama ini meningkatnya jumlah orang mengunjungi tempat-tempat ibadah dan munculnya tokoh-tokoh 51 ulama dalam acara sosial agama, itu hanyalah indikasi permukaan dalam masyarakat. Hal ini menerangkan tentang perilaku keagamaan yang sesungguhnya, yaitu nilai-nilai keagamaan menjadi pertimbangan utama dalam berpikir maupun bertindak oleh individu dan sosial. 102 Berbagai pendekatan dalam memahami agama dapat diungkapkan, karena melalui pendekatan tersebut kehadiran agama secara fungsional dapat dirasakan oleh penganutnya dan dapat mengembangkannya dalam kehidupan sehari-hari, baik itu berupa sikap atau amal perbuatan yang mengacu pada arah kebijakan yang tidak merugikan satu dengan yang lainnya. Adapun pedekatan tersebut adalah pendekatan historis, pendekatan sosial budaya, pendekatan antropologi, dan pendekatan psikologi. 1. Berbagai pendekatan dalam memahami Agama a. Pendekatan Historis Pendekatan sejarah ini sangat penting dan dibutuhkan dalam memahami agama, karena agama itu sendiri turun dari situasi yang konkret dan berkaitan dengan kondisi sosial kemasyarakatan. Melalui pendekatan sejarah ini seorang diajak untuk memasuki keadaan yang sebenarnya berkenaan dengan penerapan suatu peristiwa. b. Pendekatan Sosiologi Melalui pendekatan sosiologi agama dapat dipahami dengan mudah, karena agama itu sendiri diturunkan untuk kepentingan sosial. 102 M.Yatimin Abdullah, Studi Islam Kontemporer Jakarta: Amzah , 2006, h. 57-58. 52 c. Pendekatan Teologis Normatif. Pendekatan teologis erat kaitannya dengan ajaran pokok dari Tuhan yang didalamnya belum terdapat penularan pemikiran manusia. Dalam pendekatan teologis ini agama dilihat sebagai suatu kebenaran mutlak dari Tuhan, tidak ada keraguan sedikit pun dan tampak bersikap ideal. Dalam kaitan ini agama tampil prima dengan seperangkat cirinya yang khas. d. Pendekatan Antropologi Pendekatan antropologi dalam memahami agama dapat diartikan sebagai salah satu upaya dalam memahami agama dengan melihat wujud praktik keagamaan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. Melalui pendekatan agama sangat akrab dan dekat dengan masalah-masalah yang dihadapi manusia, berupaya menjelaskan dan memberikan jawabannya. e. Pendekatan Psikologi Dengan pendekatan Psikologi atau ilmu jiwa ini seseorang mengetahui tingkat keagamaan yang dihayati, dipahami, dan diamalkan seseorang. Dapat juga digunakan sebagai alat untuk memasukkan agama ke dalam jiwa seseorang sesuai dengan tingkat usianya. Dengan ilmu ini agama dapat menemukan cara yang tepat dan cocok untuk menanamkannya. 103 103 M.Yatimin Abdullah, Studi Islam Kontemporer, h. 58-70. 53 sebagian orang memahami petunjuk-petunjuk agama secara kaku walaupun itu berkaitan dengan bidang keduniaan dan kemasyarakatan. yaitu, misalnya, mereka mempertahankan teks ajaran dan makna-makna harfiahnya tanpa memerhatikan konteks sosial dan perkembangan masyarakat pada masa petunjuk itu disampaikan. Pola pikir semacam ini akan dapat menyulitkan umat. Bayangkan saja kalau kita kini hanya mempersiapkan panah beserta kuda-kuda yang ditambat untuk menghadapi musuh. Apa gerangan yang akan terjadi bila kita diserang? Jika demikian, kita harus memahami bahwa ada petunjuk-petunjuk Rasulullah saw. Yang diangkatnya sebagai contoh untuk masyarakat beliau lima belas abad yang lalu. Petunjuk semacam ini harus dipahami dalam konteksnya, kemudian disesuaikan dengan konteks kita masa kini, karena junjungan kita Muhammad saw. Tidak selalu berfungsi sebagai rasul. Tapi terkadang beliau berfungsi sebagai mufti yang menyampaikan putusan atau hakim yang memutuskan perkara. Pada saat yang lain, beliau adalah pemimpin yang menyesuaikan petunjuknya dengan kondisi masyarakatnya, bahkan beliau terkadang sebagai seorang manusia biasa yang memiliki keistimewaan, kecenderungan, serta kepentingan yang dapat berbeda dengan manusia-manusia lain. Memahami petunjuk-petunjuk beliau atas dasar pemilahan tersebut, menjadikan agama Islam benar-benar sesuai dengan waktu dan tempat. 104 Yang perlu diperhatikan adalah bahwa hanya agamalah yang bisa membuat manusia menjadi orang beriman yang sebenarnya. Hanya agamalah 104 M. Quraish Shihab, Kisah dan Hikmah Kehidupan Bandung: Mizan, 2008, h. 47. 54 yang memungkinkannya mengatasi sifat mementingkan diri sendiri dan egoisme melalui keimanan dan ideologi, dan untuk menciptakan sejenis kesalehan dan keyakinan di dalam pribadi seseorang, yang dengannya mereka menerima sepenuhnya isu-isu kecil tentang ideologi mereka sekalipun. pada saat yang sama, seorang manusia akan memeluk keimanannya dengan sedemikian menghargai dan memuliakan sehingga hidup tanpanya akan menjadi sia-sia, ia akan memegangnya erat-erat dengan penuh semangat dan ketaatan. Keyakinan keagamaan menyebabkan pengaruh-pengaruh positif yang luar biasa, dipandang dari kemampuannya untuk menciptakan kebahagiaan dan kegembiraan atau memperbaiki hubungan-hubungan sosial, atau mengurangi, bahkan menghapuskan sama sekali kesulitan-kesulitan yang sebelumnya tak terhindarkan di dalam kehidupan. 105 Berdasarkan uraian di atas, secara singkat dapat dikatakan bahwa pemahaman dan penghayatan terhadap agama dengan benar akan memberikan dampak terhadap pribadi yang baik dan memberikan manfaat kepada orang banyak.

B. Pentingnya Penanganan dan Pengelolaan Anak Yatim

Menyantuni anak yatim adalah suatu keniscayaan yang harus dilakukan oleh seorang Muslim yang mengaku beriman kepada Allah, sebagai salah satu bentuk dan realisasi keimanan itu. Dan aturan-aturan dalam menyantuni anak yatim telah dijelaskan dengan tegas, mendetail, terarah 105 Murtadha Muthahhari, Manusia dan Agama: Membumikan Kitab Suci Bandung: Mizam , 2007, h. 92-94. 55 hingga memberikan rambu-rambu untuk berhati-hati jangan sampai memakan harta anak yatim secara haram baik dalam ayat maupun dalam hadis Nabi saw. Para wali anak yatim sangat berperan dalam mengantar mereka, agar mereka menjadi anak-anak yang saleh, cerdas, berguna, dan bermanfaat bagi dirinya, keluarganya, agama bangsa dan negaranya. Sesungguhnya Kebahagiaan yang terindah adalah ketika seseorang dapat membahagiakan saudaranya yaitu anak yatim. Anak yatim merupakan kelompok masyarakat yang lemah yang sangat membutuhkan penanganan dan pengelolaan dari orang-orang disekitarnya. Penanganan dan pengelolaan anak yatim dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1. Hendaklah orang-orang beriman memuliakan mereka dengan memberikan perlindungan kepada anak-anak yatim dari rasa takut, cemas, dan sedih karena kehilangan orang tua. 2. Menanggung biaya hidup mereka dengan sebaik-baiknya secara wajar, layak, dan sederhana sesuai dengan pola hidup yang berlaku pada masyarakatnya. 3. Menjamin kelangsungan pendidikan anak yatim dengan sebaik-baiknya sehingga mereka mendapat bekal pendidikan yang cukup untuk bisa hidup skill life education secara mandiri dan bermartabat. 4. Memposisikan anak-anak yatim sebagaimana anak sendiri dengan mengintegrasikan mereka dalam kehidupan keluarga sehingga mereka