22
lain. Dia menghalang-halangi kalau ada orang yang akan melakukan pertolongan tersebut. Dengan berbagai cara dan dalih dia berusaha agar
pertolongan dan bantuan tidak terjadi. Dalam hatinya hanya ada kebencian terhadap orang-orang yang lemah dan melarat.
48
5. Terma Yatim
Kata yatîm jamaknya aitâm atau yatâmâ dalam al- Qur‟ân disebut
sebanyak 23 kali. Dalam bentuk mufrad sebanyak 8 kali, musannâ 2 kali, dan bentuk jamak sebanyak 14 kali.
49
Anak yatim adalah anak yang tidak mempunyai ayah. Anak yang tidak mempunyai ayah adalah symbol dari kelemahan, karena tidak ada lagi
yang memberinya nafkah, tidak ada lagi yang mendidiknya dan tidak ada tempat hidupnya bergantung. Inilah bentuk pertama dari orang-orang yang
lemah.
50
Ada dua persoalan penting yang dihadapi oleh anak-anak yatim yakni dimensi psikologis dan dimensi ekonomis. Secara psikologis, anak-anak yatim
adalah anak-anak yang kehilangan orang tua, bapak dan ibu, yang memberikan perlindungan, rasa aman, cinta dan kasih sayang. Sementara
secara ekonomis, anak-anak yatim adalah anak-anak yang kehilangan orang tua yang memberikan nafkah untuk kelangsungan hidup, kesehatan dan
pendidikan. Anak-anak yatim dari kalangan kaum dhu‟afâ kehilangan dua-
duanya sekaligus, kehilangan dimensi psikologis maupun dimensi ekonomis.
48
M. Yunan Yusuf, Tafsîr juz „Amma as-Siraju „L Wahhaj: Terang Cahaya Juz „Amma,
vol. XXX. h. 781.
49
Departemen Agama, Tafsîr al- Qur‟ân Tematik: al-Qur‟ân dan Pemberdayaan Kaum
D huafâ‟, h. 219.
50
M. Yunan Yusuf, Tafsîr juz „Amma as-Siraju „L Wahhaj: Terang Cahaya Juz „Amma,
vol. XXX, h. 779.
23
Sementara anak-anak yatim dari kalangan aghniyâ, yakni orang-orang berkecukupan secara materi, hanya kehilangan dimensi psikologis saja
sedangkan dari segi ekonomis, mereka memiliki kekayaan peninggalan orang tua yang dapat menopang kehidupan selanjutnya. bagaimana al-
Qur‟ân menegaskan keharusan orang beriman untuk memberikan perlindungan
terhadap anak-anak yatim berkenaan dengan diri, kehormatan, harta dan hak- hak mereka, kelangsungan pendidikan mereka, serta masalah-masalah sosial
yang muncul karena mereka kehilangan orang tua, sebelum mereka mencapai usia dewasa.
51
Dalam permasalahan anak yatim. al- Qur‟ân mempunyai perhatian
khusus terhadap anak yatim, karena kecilnya dan ketidakmampuannya untuk menjalankan kemaslahatan yang menjamin kebaikan hidupnya di masa depan.
Dengan perhatian ini, umat dapat menghindarkan kejahatan bahaya yang mengepung mereka, yaitu mereka tidak mengecap pendidikan karena
kehilangan orang tua yang mengasuh, mendidik dan memeliharanya.
52
Perhatian ini tampak di dalam al- Qur‟ân semenjak tenggang waktu
pertama wahyu dimulai, hingga tenggang waktu terakhir, yaitu ketika wahyu hampir selesai dan sempurna. Tampak di dalam salah satu sûrah, ketika
wahyu turun kembali kepada Rasulullah saw. Setelah sekian lama Rasul menanti turunnya wahyu itu, sehingga terbetik di dalam hatinya bahwa Allah
telah meninggalkan dan membiarkan beliau. Kemudian turunlah wahyu kepada beliau untuk menjelaskan, bahwa Allah memperhatikan dan tidak
51
PIC UIN Jakarta, Bunga Rampai Islam dan Kesejahteraan Sosial, h. 130.
52
Mahmud Syaltut, Tafsîr al-Qurânul Karîm pendekatan Syaltut Dalam Menggali Esensi al-
Qur‟ân, h. 349.