Tinjauan Kimiawi Madu Madu

4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEP

2.1. Madu

Madu merupakan cairan alami yang mempunyai saturasi gula yang tinggi, serta rasa manis yang dihasilkan oleh lebah. Madu telah dikenal sujak ribuan tahun lalu sebagai salah satu bahan makanan atau minuman alami serta mempunyai peranan penting dalam kehidupan dan kesehatan. Sebagai produk alam yang dihasilkan oleh lebah, madu aman untuk dikonsumsi, karena mengandung berbagai jenis gizi yang sangat essensial. Madu bukan hanya merupakan bahan pemanis, atau penyedap makanan, tetapi sering pula digunakan dalam pengobatan Purbaya, 2002.

2.1.1. Tinjauan Kimiawi Madu

Dari beberapa penelitian, ditemukan beberapa kandungan kimiawi dalam madu, diantaranya adalah : 1. Berbagai jenis gula Kandungan utama madu adalah karbohidrat, khusus nya jenis-jenis gula. Di dalam madu terkandung 38 fruktosa, 31 glukosa, 1 sukrosa, gula lain seperti maltose dan melezitosa sekitar 9. Di dalam 100 gr madu terdapat karbohidrat sebesar 82,4 gr, tidak ditemukan lemak tetapi ada 0,3 gr protein, 0,2 gr serat, serta air 17,1 gr Ika Puspitasari, 2007. Kandungan gula yang berbeda mengindikasikan asal madu. Seperti penelitian yang dilakukan di Spanyol menemukan adanya karakteristik berbeda yang dikandung madu dari berbagai bunga. Gula yang terdapat di dalam madu dianalisis dengan alat gas kromatografi. Kandungan fruktosa, glukosa, sukrosa, dan maltose pada madu yang berasal dari bunga matahari sebanyak 92,9 sementara yang berasal dari eukaliptus hanya 75 Ika Puspitasari, 2007. 2. Kandungan lainnya Selain kandungan gula di atas, di dalam madu juga ditemukan adanya vitamin dan mineral, seperti vitamin B6, tiamin, niasin, riboflavin, asam pantotenat, kalsium, tembaga, besi dan seng. Madu yang diproduksi 5 secara alami oleh lebah yang terdapat di gunung-gnung atau pohon yang tinggi, menghasilkan jumlah zat besi yang jauh lebih besar dibandingkan dengan madu yang diproduksi dari peternakan lebah atau peternak besar Ika Puspitasari, 2007. Beberapa jenis asam amino juga teridentifikasi di dalam madu, seperti fenilalanin, glutamin, tirosin, asam aspartat, dan asam glutamat. Beberapa antioksidan juga ditemukan di dalam madu, seperti krisin, pinobaksin, vitamin C, katalase, dan pinosembrin 5,7 – dihidroksi – flavonon. Jenis bunga tertentu akan menghasilkan madu yang berbeda baik secara kualitatif maupun kuantitatif Ika Puspitasari, 2007. Madu yang berasal dari bunga jeruk akan menghasilkan flavonoid hesperetin hesperetin-7-rutinosida, sedangkan madu yang dihasilkan dari bunga rosemary lavender, bunga matahari, almond, chesnut, eukaliptus, dan calluna tidak mengandung flavonoid hesperitin Ika Puspitasari,2007. Madu Australia memiliki kandungan flavonoid yang berbeda dengan madu eukaliptus dari eropa. Flavonoid yang jarang ditemukan pada madu Australia adalah pinobaksin, pinocebrin, dan krisin. Miricetin, quercetin, luteolin dan koamfenol umumnya banyak ditemukan dalam madu eukaliptus Ika Puspitasari, 2007.

2.1.2. Khasiat madu berdasarkan penelitian ilmiah sebagai anti infeksi