26
Manusia sebagai makhluk jinak membawanya menjadi penghuni surga, sedangkan sebagai makhluk pembangkang membawanya menjadi
penghuni neraka. Manusia sebagai insan adalah totalitas fisik dan psikis. Jika aspek
fisik-biologis banyak dijelaskan dalam term al-basyar, maka pemhasan aspek psikis manusia bisa ditinjau dari dua aspek, yaitu aspek psikologi dan aspek
ruhani.
1. Manusia Menurut Tinjauan Psikologi
Pandangan tentang manusia jika di tilitik dari aspek psikologi tidak terlepas dari paradigma psikologi yang bercorak antroposentrisme yang
menempatkan manusia sebagai pusat dari segala pengalaman dan relasi- relasinya serta penentu utama segala peristiwa yang menyangkut masalah
manusia dan kemanusian. Sampai dengan penhujung abad XX dalam ranah psikologi terdapat
empat aliran besar , yaitu psikoanalisis, behaviorisme behavior psychology,
humanistic humanistic psychology,
transpersonal transpersonal psychology. Masing-masing aliran meninjau manusia dari
sudut pandang yang berbeda, dan dengan metodologi tertentu berhasil menentukan berbagai dimensi dan asa tentang kehidupan
manusia,kemudian membangun teori dan filsafat mengenai manusia.
15
15
Hanna Jumhana Bastaman, Integrasi Psikologi Dengan Islam: Menuju Psikologi Islami, Yogyakarta: Pustaka Pelajar , 1995, cet. I, h. 49
27
Aliran psikoanalisis dipelopori oleh Sigmud Freud 1856-1039.
16
Berangkat dari pengalaman dengan para pasien, Freud menemukan ragam dimensi dan prinsip-prinsip mengenai manusia yang kemudian menyusun
teori psikologi. Dalam pandangan aliran ini kepribadian manusia terdiri atas tiga sistem, yaitu id atau es dorongan-dorongan biologis, libido
seksualita
17
, ego atau ich kesadaran terhadap realitas hidup, dan superego atau uberich kesadaran normative yang berinterksi satu sama
lain dan masing-masing memiliki fungsi dan mekanisme yang khas. Id adalah bagian kepribadian yang menyimpan dorongan-dorongan
biologis manusia. Id selalu berprinsip memenuhi keinginannya sendiri pleasure principle, termasuk di dalamnya naluri seks dan agresivitas.
Ego adalah mediator antara hasrat-hasrat hewani dan tuntutan rasional dan reaslistik. Ego-lah yang menyebabkan manusia mampu menundukkan
hasrat hewaninya dan hidup sebagai wujud yang rasional. Ia bergerak berdasrkan prinsip yang realitas reality principle. Sedangkan superego
berisi ata hati atau conscience. Kata hati ini berhubungan dengan lingkungan sosial dan mempunyai nilai-nilai moral, sehingga merupakan
kontrol atau sensor terhadap dorongan-dorongan yang datang dari id. Superego menghendaki agar dorongan-dorongan tertentu saja dari id yang
16
Freud dilahirkan pada 6 Mei 1856, dari sebuah keluarga Yahudidi Freiberg, Moravia, sebuah kota kecil di Austria kini menjadi bagian di Cekoslowakia. Alex Sobur, Psikologi Umum,
Bandung; Pustka Setia, 2003, cet. I, h. 115
17
Alex Sobur, Psikologi, h. 111-112
28
di realisasikan. Sedangkan dorongan-dorongan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai moral tetap tidak dipenuhi.
18
Selain ketiga sistim tersebut, manusia memiliki tiga strata kesadaran struktur kejiwaan manusia, yaitu alam bawah sadar the
conscious, alam prasadar the preconscious,dan alam tak sadar the unconscious yang secara dinamis berinteraksi satu dengan yang lainnya.
Tiga strata kesadaran ini dapat digambarkan-disederhanakan dan diumpamakan sebagai “gunung es yang terapung disamudra” sebagian
kecil tampak dipermukaan alam sadar, bagian terbesar tidak tampak, karena ada didalam samudra alam tak sadar, dan diantara keduanya ada
bagian yang karena gerak naik-turunnya gelombang kadang-kadang hilang terendam dibawah permukaan kadang-kadang tampak di permukaan alam
prasadar.
19
Dalam hubungannya dengan jiwa seseorang, yang tampak dari luar hanya sebagian kecil, yaitu “alam sadar”. Bagian yang terbesar dari jiwa
seseorang tidak bisa di lihat dari luar, dan ini merupakan “alam tak sadar”. Antara kesadaran dan ketidaksadaran terdapat suatu perbatasan yang
disebut “alam prasadar”. Dorongan yang terdapat dalam “alam prasadar” ini sewaktu-waktu dapat muncul kedalam kesadaran.
Aliran behaviorisme dipelopori oleh Jons Watson
20
1878-1958. Aliran ini mendasarkan diri pada konsep stimulus-respons. Mereka
18
Alex Sobur, Psikologi h. 113-114
19
H. D. Bastaman, Integras, h. 50
20
Linda L, Davidoff, Psikologi:Suatu Pengantar . Penerjemah Mari Juniati. Jakarta: Erlangga, 1998, edisi II, jil. I, h. 15
29
memandang bahwa ketika dilahirkan pada dasarnya manusia tidak membawa bakat apa-apa netral. Manusia akan berkembang berdasarkan
stimulus yang diterimanya dari lingkungan sekitarnya. Lingkungan yang buruk akan menghasilkan manusia yang buruk. Lingkungan yang baik
akan menghasilkan manusia yang baik. Pandangan ini beranggapan bahwa apapun jadinya seseorang, satu-satunya yang menentukan adalah
lingkungannya.
21
Teori behaviorisme memberikan kontribusi penting ditemuaknnya asas-asas perubahan perilaku manusia. Pertama, classical conditioning
pembiasaan klasik: suatu ransangan netral akan menimbulkan pola reaksi tertentu apabila rangsangan itu sering diberikan bersamaan dengan rangsangan
lain yang cara alamiah menimbulkan pola reaki tersebut. Prinsip pembiasaan ini ditemukan oleh Ivan Pavlov dan dikembangkan oleh J. B. Watson.
Kedua, law of effect hukum akibat: perilaku yang menimbulkan akibat-akibat yang memuaskan si pelaku cendurung akan diulangi, sebaliknya,
perilaku yang menimbulkan akibat-akibat yang tidak memuaskan atau merugikan cenderung akan dihentikan. Prinsip ini di temukan oleh Edwar
Thondike dan dikembangkan oleh B. F. Skinner. Ketiga, operant conditioning pembiasaan operant: suatu pola
perilaku akan menjadi mantap apabila dengan perilaku itu berhasil diperoleh hal-hal yang diinginkan pelaku penguat positif, atau mengakibatkan
hilangnya hal-hal yang tak diinginkan penguat negative. Dilain pihak suatu
21
Alex Sobur, Psikologi, h. 123
30
pola perilaku tertentu akan menghilang apabila perilaku itu mengakibatkan dialaminya hal-hal yang tidak menyenangkan hukuman, atau mengakibatkan
hilangnya hal-hal yang menyenangkan si pelaku penghapusan. Prinsip ini dipelopori oleh B. F Skinner.
Keempat, modeling peneladanan: dalam kehidupa sosial perubahan perilaku terjadi karena proses peneladanan terhadap perilaku orang lain yang
disenangi dan di kagumi, prinsip ini dikemukakan oleh Albert Bandura. Keempat asas perbahan perilaku ini berkaitan langsung dengan proses
belajar learning process yang melibatkan unsur-unsur kognisi pemikiran, afeksi perasaan, konasi kehendak, dan aksi tindakan. Atau dengan istilah
lain cipta, rasa, karsa, dan karya.
22
Aliran humanistic dipelopori oleh Abraham Maslow 1908-1970. Aliran ini berasumsi bahwa manusia pada dasarnya memiliki potensi-potensi
yang baik dan memandang manusia sebagai makhluk yang memiliki otoritas atas kehidupannya sendiri. Ia makhluk dengan julukan the self determining
being yang mampu sepenuhnya menentukan tujuan-tujuan yang paling diinginkannya dan cara-cara mencapai tujuan itu yang dianggap paling tepat.
23
Aliran ini sangat menghargai keunikan pribadi, penghayatan subyektif, kebebasan, tanggung jawab dan kemampuan manusia dalam mengembangkan
dan mengaktualisasi diri self actualization.
24
22
H. D. Bastaman, Integrasi, h. 51-52
23
H. D. Bastaman, Integrasi h. 52
24
Djamaluddin Ancok dan Fuad Nashori Suroso, Psikologi Islam, h. 68-69; Linda L Davidoff, Psikologi, h. 7-8
31
Aliran transpersonal transpersonal psychology merupakan kelanjutan atau suatu bentuk pengembangan aliran humanistic humanistic psychology.
Unsur penting yang menjadi sasaran telaah psikologi transpersonal adalah potensi-potensi luhur the highest potentials dan fenomena kesadaran state
of consciousness manusia. The state of consciousness atau lebih populer disebut the altered
states of consciousness adalah pengalaman-pengalaman alih dimensi, memasuki alam-alam kebatinan, kesatuan mistik, komunikasi batiniah,
pengalaman meditasi, dan sebagainya. Potensi luhur the biggest potentials manusia menghasilkan telaah-
telaah seperti altered states of consciousness, extra sensory perception, transendensi diri,keruhanian, potensi luhur dan peripurna, dimensi diatas alam
kesadaran, pengalaman mistik, ekstasi, parapsikologi, paranormal, daya-daya batin, pengalaman spiritual, dan praktek-praktek keagamaan.
Aliran transpersonal transpersonal psychology menaruh perhatian pada dimensi spiritual manusia yang ternyata mengandung berbagai potensi
dan kemampuan luar biasa yang sejauh ini terabaikan oleh psikologi kontemporer dan dianggap sebagai garapan kaum batiniah, agamawan, dan
mistikus.
25
2. Manusia Menurut Tinjauan Ruhani