Manusia Sebagai Basyar MANUSIA DAN MENTAL DISORDER

21 dan adaptasi terhadap perubahan sosial, dan mempunyai minat terhadap macam-macam aktifitas. Disamping itu memiliki moralitas dan kesadaran yang tidak kaku dan sifatnya fleksibel terhadap group dan masyarakatnya. Adanya kemampuan untuk mengadakan konsentrasi terhadap satu usaha. Dan tidak ada konflik-konflik yang serius di dalam dirinya sendiri. 7 Kriteria-kriteria tersebut diatas merupakan ukuran ideal. Dalam arti, merupakan standar yang relative tinggi sifatnya. Seorang yang normal itu tidak bisa diharapkan memenuhi dengan mutlak kriteria-kriteria tersebut. Sebab pada umumnya manusia normal pasti memiliki kekrangan-kekurangan dalam beberapa segi kepribadiannya. Namun demikian ia tetap memiliki kesehatan mental yang cukup baik, sehingga bisa digolongkan dalam kelompok orang yang normal, maka jika seseorang itu terlampau jauh menyimpang dari kriteria-kriteria tersebut, dan banyak segi-segi karakteristiknya yang deficient rusak, tidak efisien, maka pribadi tersebut digolongkan dalam kelompok abnormal.

B. Manusia Sebagai Basyar

Term basyar secara bahasa lughawi, leksikal berarti fisik manusia. 8 Makna ini diambil dari beberapa uraian tentang makna basyar tersebut. Diantara uraian Abu al-Husain Ahmad Bin Faris Zakariya dalam mu’jam al- Maqayis fi al-Lughah bahwa semua kata yang huruf asalnya terdiri dari ba’ ب, syin ش, dan ra’ر berarti sesuatu yang nampak jelas dan biasanya 7 Kartini Kartono, “Psikologi Abnormal”, Bandung: Alumni, 1995, h 5-6 8 Musa Asy’ari, Manusia Pembentukan Kebudayaan dalam al-Qur’an. Yogyakarta: LESFI, 1992, h. 34 22 Al-Qur’an menggunakan term basyar untuk menjelaskan manusia sebanyak 37kali. Dari 37 term basyarini di klasifikasikan kedalam lima kelompokarti pemakaian, yaitu: 1. Menerangkan tentang kemanusian rasul dan nabi adalah basyar. Sebagaimana manusia pada umumnya yang secara biologis mempunyai ciri-ciri yang sama, seperti membutuhkan makan, minum, dan kebutuhan biologis lainnya. Terdapat 24 ayat, yaitu surah Ali Imra n, al-Ma idah, al-An’a m, hu d11:27; Yusu f12;31; Ibrahim14 :10,11; al- Isra 17:93; Al-Kahfi18:110; al-Anbiya 21:3,34 ; al-Mu’minun23: 24, 33, 34, 47; al-Syua’ra26:154, 186; Yassin36: 15 ; Fusshilat41: 6; al- Syu’ara 42; 51; al-Qomar54: 24; al-Tagha bun64: 6 dan al- Muddatstsir74: 25. 12 9 Abu al-Husain Ahmad bin Faris bin Zakaria, Mu’jam al-Maqayis fi al-Lughah, Beirut, Libanon; Dar al-Fikr, 1994, cet I, h. 135 10 Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, Jakarta, Karya Agung, 1990, cet. VIII, h 65; Lihat juga di dalam A. W. Munawwir, Kamus al-Munawwir, Surabaya:Pustaka Progersif,2002, cet XXV, h 86 11 M. Quraish Shihab, Wawasan al-Qur’an: Tafsir MaudhuiAtas Berbagai Persoalan Umat, Bandung: Mizan, 1996, cet. II h. 279 12 Dalam surah al-Kahfi18: 110term basyar oleh Ibn Katsir ditafsirkan bahwa Muhammad sebagai basyar tidak mengetahui hala-hal yang gaib, tidak mengetahui pula data sejarah masa lalu dari bangsa-bangs ayang disebutkan dalam al-Qur’an. Apa yang disampaikan nabi bukan pengetahuannya, karna beliau basyar pengetetahuannya terbatas seperti keterbatasan basyar yang lain, hanya saja Allah Swt memberi beliau informasi tentang hal tersebut melalui wahyu. Lihat Muhamad al-Shabuny, Mukhtasar Tafsir Ibn Katsir, Beirut: Dar al- Qur’an, 1981, jil. II, h. 440 23 2. Menerangkan tentang proses penciptaan manusia. Terdapat 5 ayat yaitu surah : al-Hijr15: 28,33;al-Furqa n25:54; al-Ru m30: 20 dan Sha d38: 71. 3. Menerangkan tentang manusia pada umumnya. Terdapat 5 ayat, yaitu surah al-Nahl16: 103; Maryam19: 17. 26; dan al-Muddasir74: 31.36. 4. Berhubungan dengan masalah hubungan seksual. Terdapat dua ayat yaitu surah Ali Imra n3: 47 dan Maryam19: 20. 5. Menerangkan tentang kulit manusia.terdapat satu ayat, yaitu surah al- Muddatstir74: 29. 13 6. Menerangkan bahwa manusia semuanya akan mati. Terdapat satu ayat yaitu surah al-Anbiya 21: 34. Dilihat dari penggunaan kata basyar dalam seluruh ayat, sebagaimana yang telah dipaparkan diatas, terlihat bahwa kata basyar digunakan untuk menggambarkan manusia dari segi fisik-biologisnya, seperti kulit manusia, kebutuhan biologisnya berupa makan, minum, berhubungan seks dan sebagainya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manusia yang dijelaskan dengan istilah basyar menekankan pada gejala umum yang melekat pada fisik manusia yang secara umum relatif sama. manusia sebagai basyar tidak lain adalah manusia yang dalam kehidupannya sangat tergantung pada kodrat alamiahnya, seperti makan, minum, berhubuangan seks, tumbuh, berkembang, dan akhirnya mati. 13 Ayat ini diartikan kulit manusia sebagaimana pendapat ibn ‘Abbas dan al- Akhfasy. Lihat Shadiq Hasan Khan, Fath al-Bayn fi Maqashid al-Qur’an,Kairo: mathaba’ah al-Ashimah, tt., jil. 10, h. 134 24

C. Manusia Sebagai Insan