BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bukti kasih sayang Allah kepada hambanya adalah dengan adanya al- Qur’an sebagai pedoman dalam segala aspek kehidupan dan juga memberikan
solusi atas segala permasalahan hidup manusia itu sendiri. Al-Qur`an merupakan penyembuh dan rahmat bagi kaum mukminin. Yaitu
menghilangkan segala hal berupa keraguan, kemunafikan, kesyirikan, penyimpangan, dan penyelisihan yang terdapat dalam hati. Al-Qur`an- lah
yang menyembuhkan itu semua. Di samping itu, ia merupakan rahmat yang dengannya membuahkan keimanan, hikmah, mencari kebaikan dan
mendorong untuk melakukannya. Hal ini tidaklah didapatkan kecuali oleh orang yang mengimani, membenarkan, serta mengikutinya. Bagi orang yang
seperti ini, al-Qur`an akan menjadi penyembuh dan rahmat.
1
Pada hakikat nya semua manusia dan aktifitasnya senantiasa mengharapkan efektif dan efisien. Untuk tercapainya harapan tersebut perlu
ditunjang oleh kondisi yang memadai, di antaranya fisik dan psikis harus dalam keadaan sehat. Dengan demikian maka hidup sehat
2
merupakan suatu yang didambakan oleh setiap orang, namun yang dirasakan selama ini dengan
1
Abdullah bin Muha mmad bin Abd al- Rahman bin Ishaq al-Syekh. Tafsir Ibnu Katsir, Penerbit: , Pustaka Imam SyafiI, hal 360
2
WHO1984 menyebutkan bahwa batasan sehat tidak hanya dalam arti fisik, psikologik dan sosial tetapi juga sehat dalam arti spiritualagama. Empat dimensi sehat mencakup : bio, psiko,
sosio, spiritual Dadang Hawari Al-Qur’an Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa. Jakarta Dana Bhakti primayasa, 1996, hlm 12
1
2
perkembangan sains dan teknologi muncul gangguan penyakit yang semakin beragam, muncul kondisi yang dapat mengakibatkan beban psikologis tidak
saja keluarga, masyarakat yang lebih luas tapi juga pribadi, demikian wabah kegelisahan telah melanda masyarakat muslim modern.
3
Menurut Kartini Kartono,” bahwa tingkah laku dan sikap seseorang dianggap normal dan
abnormal tergantung pada lingkungan kebudayaan tempat tinggal tersebut.
4
Sedangkan menurut Hossen Nasr sebagaimana yang dikutip oleh HM Yamin Syukur dalam bukunya Zuhud Di abad Modern dinyatakan bahwa :
Masyarakat modern yang mendewa-dewakan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi telah kehilangan Visi Ilahi sehingga mengakibatkan timbulnya
psikologis yakni adanya kehampaan spiritual. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta filsafat rasionalisme sejak abad XVIII kini dirasakan
tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok manusia dalam aspek nilai-nilai transenden, satu kebutuhan dari itu tidak heran kalau akhir-akhir ini
banyak dijumpain orang steres, bingung, resah gelisah gundah gulana dan setumpuk penyakit kejiwaan yang disebabkan karna tidak mempunyai
pegangan dalam hidup.
5
Memperkuat pendapat di atas Dadang Hawari mengatakan “ “Sebagai dampak modernisasi, industrialisasi, kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi, pola gaya hidup masyarakat dan Negara maju sudah berubah, dimana nilai moral, etika, agam dan tradisi lam aditinggal kan
karna dianggap usang. Kemakmuran materi yang diperoleh ternyata tidak selamnya membawa pada kesejahteraan. Dalam kehidupan sehari-hari
masyarakat Negara maju telah kehilangan aspek spiritual yang merupakan kebutuhan dasar bagi setiap manusia, apakah ia seorang beragama atau
pun orang yang sekuler sekali pun kekosongan spiritual, kerohanian dan kehampaan keagamaan inilah yang menimbulkan permasalahan dibidang
kesehatan jiwa, sehubungan dengan itu para ahli kini berpendapat bahwa
3
Hanna jumhana busthaman, Integrasi Psikologi Dengan Islam Menuju Psikologi Islami, Yogyakarta,: pustaka pelajar, 1995 hlm21
4
Karini kartono, Pskologi Abnormal Dan Patologi Seks bandung : mandar maju : 1989 hlm 21
5
HM. Amin Syukur, Zuhud Diabad Modern Yogyakarta : pustaka pelajar, 2000 hlm 178
3
manusia bukanlah makluk biopsiko social melainkan juga biopsiko spiritual.
6
Berangkat dari problema masyarakat modern di atas Islam datang sebagai rahmatan lil a’lamin ajarannya tidak hanya menyangkut ibadah tetapi
juga mengandung sumber acuan dalam mengatasi gangguan jiwa. Allah Swt berfirman Q.S Yunus : 57
⌦ ⌧
☺ ☺
Hai manusia, Sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit yang berada dalam dada dan
petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.
Ganguan mental mental disorder merupakan salah satu bentuk permasalahan yang sering juga dialami oleh umat muslim yang terkadang
mereka yang mengalaminya hanya terkukung dengan penderitaan yang ada tanpa ada solusi nya karena mereka sendiri kadang tidak menyadari.
Allah SWT telah berfirman dalam Al-Qur’an beberapa ayat yang jelas membicarakan gangguan mental dan dampaknya terhadap kesehatan fisik.
Penjelasan tersebut membuktikan bahwa ada hubungan antara jiwa dan kesehatan fisik. Di samping itu Rasullah Saw juga melarang kita terlalu
terbawa emosi yang berlebihan agar kita bisa menikmati hidup dengan sehat dan bahagia, dan Q.S Al-Nahl: 58
7
6
Dadang Hawari Al-Qur’an Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa. Jakarta Dana Bhakti primayasa, 1996, hlm 12
7
Thalbah, Hisyam dkk Enisklopedi Mu’jizat Al-Qur’an dan hadis,buku jilid 4 pskoterapi islamhlm 3
4
⌧
“
dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan kelahiran anak perempuan, hitamlah merah padamlah mukanya, dan dia sangat marah.”
Akan tetapi, segala sesuatu yang melebihi batas bisa berbalik menjadi tidak berguna. Ketika kondisi tersebut dibiarkan menjadi kebiasaan, pelaku
akan menjadi orang yang selalu bersedih dan terbebani rasa gelisah dan derita. Rasullah Saw mengingatkan kita terhadap sikap marah dalam
sabdanya “ Jangan Marah”, marah yang dimaksud disini bukanlah marah biasa cepat reda, tetapi marah yang terus menerus, melawati batas yang
lumrah, karena marah seperti ini merupakan salah satu pemicu gangguan jantung kronis yang mematikan serta mengurangi sistim imun kekebalan
tubuh, dan tentu saja akan berefek pada mental dan kejiwaan seseorang.
8
Para ahli berpendapat bahwa sejumlah gangguan jiwa mempengaruhi kondisi fisik. Penyakit-penyakit jiwa dan tekanan sosial yang terus menerus
berdampak pada imunitas tubuh dan tentu saja akan menimbulkan bermacam- macam penyakit tertentu. Kondisi seperti ini juga menyebabkan berkurangnya
imunitas pada otak dan lain-lain.
9
Q.S Al-Isra’: 82
⌦ ⌧
☺ ☺
8
Thalbah, Hisyam dkk Enisklopedi Mu’jizat Al-Qur’an dan hadis,buku jilid 4 pskoterapi islam, hal 5
9
Thalbah, Hisyam dkk Enisklopedi Mu’jizat Al-Qur’an dan hadis,buku jilid 4 pskoterapi islam hal 7
5
“ dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada
orang-orang yang zalim selain kerugian”.
Nabi Saw. juga mengisyaratkan bahwa ada keluhan fisik yang terjadi karena gangguan mental. Seseorang datang mengeluhkan penyakit
perut yang diderita saudaranya setelah diberi obat berkali-kali, tetapi tidak kunjung sembuh dinyatakan oleh Nabi Saw. bahwa,
ﺎ ﺛﺪﺣ شﺎﻴ
ﻦﺑ ﺪﻴﻟﻮﻟا
ﺎ ﺛﺪﺣ ﺪ
ﻰ ﻷا ﺎ ﺛﺪﺣ
ﺪﻴ ﻦ
ةدﺎ ﻦ
ﻲﺑأ آﻮ ﻤﻟا
ﻦ ﻲﺑأ
ﺪﻴ :
نأ ﻼﺟر
ﻰ أ ﻲ ﻟا
ﻰ ﺻ ﷲا
ﻴ و
ﻢ لﺎ ﻓ
ﻲﺧأ ﻲﻜ ﺸ
ﻄﺑ لﺎ ﻓ
ا ﻼﺴ
. ﻢﺛ
ﺎ أ ﺔﻴ ﺎ ﻟا
لﺎ ﻓ ا
ﻼﺴ .
ﻢﺛ ﺎ أ
ﺔ ﻟﺎ ﻟا لﺎ ﻓ
ا ﻼﺴ
. ﻢﺛ
ﺎ أ لﺎ ﻓ
ﺪ ﻓ
؟ لﺎ ﻓ
قﺪﺻ ﷲا
بﺬآو ﻦﻄﺑ
ﻚﻴﺧأ ا
ﻼﺴ .
ﺎ ﺴﻓ أﺮ ﻓ
Seseorang mengadukan kepada Nabi Saw bahwa saudaranya sedang sakit perut, Nabi menyuruhnya untuk meminumkan madu kepada saudaranya
tersebut, lalu dia pun memberikan madu itu, namun masih tetap sakit, Nabi Saw menjawab; Maha benar Allah dan telah berbohong perut saudaramu itu
maksudny belum sembuh sakitnya dan minumkan lagi hingga sembuh. Perut saudaramu berbohong HR Bukhari.
10
Penyakit-penyakit kejiwaan pun beraneka ragam dan bertingkat-tingkat. Sikap angkuh, benci, dendam, fanatisme, loba, dan kikir
yang antara lain di sebabkan karena bentuk keberlebihan seseorang. Sedangkan rasa takut, cemas, pesimisme, rendah diri dan lain-lain
adalah karena kekurangannya.
11
10
M. Shihab Quraish, Wawasan Al-Qur’an, Jakarta : Mizan,1996, hlm 189
11
M. Shihab Quraish, Wawasan Al-Qur’an, Jakarta : Mizan,1996, 190
6
Psikologi
12
, sebagaimana ilmu-ilmu lain yang sejenis, selalu berpijak pada hasil penelitian dari fenomena yang tampak, sementara manusia sebagai
objek penelitian psikologi sangatlah kompleks. Kompleksitas manusia secara umum dapat dikaji dari dua sisi. Pertama menyangkut aspek jasmani atau
kebendaan. Kajian pada aspek ini tidak akan banyak mengalami kesulitan dalam merumuskan berbagai teori ilmu pengetahuan karna objeknya dapat
diamati dengan jelas. Kedua menyangkut aspek rohani atau mental spiritual. Pada aspek ini diperlukan suatu usaha yang lebih serius dan pendekatan
multidimensi. Pengamatan yang hanya didasarkan pada indra tidak menjamin akurasi data atau informasi yang diperoleh sebagaimana pada objek jasmani
atau kebendaan yang dapat diamati dengan cermat, bahkan bisa menjadi data atau informasi yang kurang tepat atau keliru. Pendekatan multidimensi pada
aspek rohani di antaranya dapat dilakukan melalui informasi profertik wahyu tuhan.bagi umat islam informasi profertik—yang termaktub dalam al-Qur’an
diyakini sebagai informasi yang absolut, karena bersumber dari Allah Swt yang tentu saja paling tahu tentang manusia ciptaan-Nya.
Pendekatan melalui informasi profetik dalam membahas manusia sangatlah penting mengingat informasi profertik bersumber dari Tuhan
dimana Tuhan sebagai pencipta manusia, siapa yang lebih tahu tentang manusia selain pencipta manusia itu sendiri, Tuhan.
Memang banyak pakar psikologi mencoba melakukan kajian untuk kemudian membuat suatu rumusan mengenai manusia. Dalam ranah ilmu
12
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwamental. Psikologi tidak mempelajari jiwamental itu secara langsung karena sifatnya yang abstrak, tetapi psikologi
membatasi pada manifestasi dan ekspresi dari jiwamental tersebut yakni berupa tingkah laku dan proses atau kegiatannya, sehingga Psikologi dapat didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang
mempelajari tingkah laku dan proses mental.
7
psikologi terdapat empat aliran utama sebagai manusia : pertama aliran behaviorisme
, aliran ini dipeloporioleh Ivan Pavlov, Jonn B. Wasson dan B.F. Skinner. Kedua, aliran psikoanalisis, aliran ini dikembangkan oleh Sigmund
Frued. Ketiga, humanistic, dipelopori oleh Abraham H. Maslow dan Carl Ransom Rogers
13
. Dan keempat aliran transpersonal.
14
Karenanya, untuk dapat menghasilkan suatu pandangan yang tepat dan seimbang dalam memahami manusia terdapat dua model informasi yang dapat
digunakan sebagai analisis dalam mengkaji dan meneliti manusia. Pertama, signal Allah Swt yang terdapat dalam jagad raya sebagai fenomena alam.
Biasa disebut ayat kauniyah, tanda kebesaran Allah Swt yang melekat pada alam. Kedua, informasi yang diperoleh dari ayat-ayat Al-Qur’an. Biasa
disebut ayat qauliyah, tanda kebesaran allah yang diinformasikan melalui firman-Nya. Kedua sumber ini pada dasarnya bersumber dan bertemu pada
satu titik. Karenanya, pada level tertentu kedua informasi ini memberikan kepastian yang sama.
15
Ayat Al-Qur’an dalam menyajikan informasi tentang ayat qauliyah biasanya bersifat global, hanya beberapa hal saja yang bersifat terperinci, dan
tidak sedikit pula yang hanya memberikan motivasi atau ransangan untuk melakukan penelitian terhadap fenomena alam. Manusia diberi motivasi agar
mengguanakan akalnya untuk memahami fenomena alam. Sebagaimana firman Allah Swt :
13
Djamaluddin Ancok dan Fuad Nashori Suroso, Psikologi Islam : Solusi Islam Atas Problem-Problem Psikologi
. Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1995, cet II hal 66-69
14
Hanna Jumhana Bastaman, Integrasi Psikologi Dengan Islam, Menuju Psikologi Islam Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1995 cet I hlm 49
15
Djamaluddin Ancok dan Fuad Nashori Suroso, Psikologi Islam : Solusi Islam Atas Problem-Problem Psikologi
. Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1995, cet II hal 66-69
8
Q.S Al-Nur :43
⌧ ⌧
⌧
43. tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara bagian-bagiannya, kemudian menjadikannya
bertindih-tindih, Maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah juga menurunkan butiran-butiran es dari langit, yaitu dari
gumpalan-gumpalan awan seperti gunung-gunung, Maka ditimpakan-Nya butiran-butiran es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-
Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu Hampir-hampir menghilangkan penglihatan.
☺ ☯
⌧ ☺
Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwa Sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, Maka diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi kemudian
ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanam-tanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu menjadi kering lalu kamu melihatnya kekuning-kuningan,
kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang
mempunyai akal
.
Manusia dirangsang untuk bertanya dan mencari jawab jika sesuatu tidak diketahuinya, Q.S Al-Nahl ;43
9
dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka; Maka bertanyalah kepada orang yang
mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui,
Bahkan manusia juga diransang untuk melakukan penelitian terhadap diri manusia itu sendiri. Q.S Al-Dzariyat:21
⌧
Dan juga pada dirimu sendiri. Maka Apakah kamu tidak memperhatikan? Uraian yang mendetail mengenai gangguan mental banyak dijumpai
dalam kajian Psikologi. Sementara Al-Qur’an juga mempunyai kajian mengenai gannguan mental dan penganggualangannya tetapi tidak
memberikan uraian secara mendetail tentang bagaimana sebenarnya gangguan mental dan penanggulangannya sehingga membutuh kan penafsiran lebih
lanjut . Al-Qur’an hanya berbicara tentang manusia sebagai makhluk Allah sejalan dengan kenyataan dan dinamika kehidupan manusia itu sendiri. oleh
sebab itu penulis ingin membahas apa saja gangguan mental dalam Al-Qur’an dan bagaimana penanggulangannya sesuai dengan kajian Al-Qur’an.
Dan dari pemaparan diatas penulis tertarik untuk memebahas masalah
tersebut dalam skripsi yang berjudul “MENTAL DISORDER DALAM AL- QUR’AN
: Tafsir Maudui’ Tentang Ragam dan Penanggulanganya Dalam Al- Qur’an”.
B. Pembatasan dan perumusan Masalah