Dengki Macam-Macam Gangguan Mental Dalam al-Quran dan Metode

70 Agama Islam melarang kecurigaan apabila tak ada bukti yang meyakinkan. Rasulullah Saw bersabda: seorang muslim adalah suci bagi muslim lainnya: darahnya, hartanya, dan dilarang bagi yang satu untuk berpikir negatif terhadap yang lainnya. Tirmidzi, bab 18; Ibnu Majah, bab 2; muslim , bab 32; Ahmad, II, h.277 dan III, h.49 Ia kemudian menjelaskan kerugian-kerugian dan titik pedih kecurigaan dengan mengatakan, berhati-hatilah terhadap curiga, karena kecurigaan meruntuhkan ibadah dan memperbesar dosa. Ghurar al-Hikam, h.154 Ia bahkan menggambarkan curiga sebagai jenis penindasan, mencurigai orang yang berbuat baik adalah dosa terburuk dan bentuk penindasan yang terjelek. Ghurar al-Hikam, h.698 Imam Ali juga mengatakan mengenai hal ini, jauhilah kecurigaan yang tak pantas, karena hal itu mengajak yang sehat menjadi yang sakit dan yang tak berdosa menjadi sangsi Ghurar al-Hikam. H.152 Ia juga menyatakan bahwa orang yang menderita rasa curiga akan kehilangan kesehatan jasmani dan rohani. orang yang suka curiga tak akan pernah sehat. Ghurar al-Hikam, h. 835 Orang yang suka curiga takut kepada manusia, sebagai mana kata Imam Ali, orang pencuriga takut kepada setiap orang. Ghurar al-Hikam, h.152

2. Dengki

Naluri, seperti kekikiran atau kesombongan, dapat merupakan akar- akar kesengsaraan dalam kehidupan. Dengki adalah salah satu naluri semacam 71 itu, ia menyelewengkan manusia dari jalan yang lurus dan memenjarakan kesadaran untuk mencegah manusia mencapai harapan-harapan yang realistis. Imam al-Ghazali dalam bukunya Ihyaulumuddin juga mengatakan bahwa dengki adalah mengharapkan lenyap kebahagiaan dari orang yang di dengki. Orang yang dengki tak dapat melihat orang lain dalam naungan kebahagiaan. Ia merasakan tekanan besar pada dirinya sendiri, yang lahir dari pandangan pesimis terhadap kemauan baik orang lain. Socrates dilaporkan pernah berkata, Orang dengki melewatkan hari-harinya sambil menghancurkan dirinya sendiri dengan merasa sedih sedih atas apa yang tak dapat dicapainya tetapi dicapai orang lain. Ia merasa sedih dan menyesal dan menghasratkan semua manusia hidup dalam kesengsaraan dan penderitaan sambil membuat rencana jahat untuk merenggut kebahagiaan mereka. Al-Quran mengindetifikasikan karekter dengki dengan ungkapan yang sangat mengena : 120. jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. Q.S. Ali Imran3: 120 Orang yang dengki membuat keberuntungan orang lain sebagai sasarannya. Ia menggunakan setiap cara untuk merenggut kebahagiaan orang lain. Ia menjadi mangsa keinginan-keinginan rendahnya tanpa menyadarinya. Orang dengki mewujudkan niat-niat buruknya dengan menyebarkan tuduhan dan kebohongan tentang orang yang di dengkinya. Dan apabila ia merasa bahwa hawa nafsunya tidak beroleh kepuasan dengan perbuatan itu, ia bahkan 72 merongrong kebebasan orang yang di dengkinya atau bahkan merenggut haknya untuk hidup semata-mata untuk memenuhi keinginannya yang tak berkesudahan. Bukan saja orang yang dengki tidak patut bergelar manusiawi, tetapi ia juga lebih rendah dari hewan. Karena, orang yang tak peduli akan kepedihan orang lain tak dapat menjadi perwujudan kemanusiaan yang sesungguhnya. Penyebab terbakarnya jiwa orang ini dalam api kecemasan dan keresahan, sudah jelas. Karena rezeki Ilahi kepada orang lain terus bertambah, berlawanan dengan harapannya, ia terus menerus menderita kesedihan dan kepedihan yang membayangi hatinya. Dengki ibarat badai kehancuran yang menumbangkan pohon akhlak dari akar-akarnya, yang tak mungkin diperoleh cara menghentikannya oleh si pendengki. Walaupun merupakan watak manusia untuk mencintai dan mencari kemaslahatan bagi dirinya sendiri, Allah Yang Maha Kuasa telah berfirman dalam Al-Quran agar dia menyesuaikan diri dengan hukum, logika, akal, serta kesejahteraan masyarakat ketika berusaha memenuhi tuntutan watak tersebut. Karena itu, ketika Allah mengaruniai seseorang dengan suatu kebajikan, tak ada seorang pun patut merampas atau merenggutnya demi memenuhi nafsu dengkinya atau untuk mengambil keuntungannya. Sebaliknya, manusia diharapkan mengikuti jalan yang patut dan yang mampu membawa ke harapan-harapannya dalam hidup ini. Allah Yang maha kuasa berfirman: ☺ 73 Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. karena bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi Para wanita pun ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu.Q.S An-Nisa : 32 Jadi, kita harus berusaha sebisanya dan memohon kepada Allah untuk mengaruniai kita dengan pembendaharaan abadi-Nya, untuk memudahkan urusan kita, dan menuntun kita kepada tujuan dan harapan-harapan kita. Sekiranya orang yang dengki, yang membiarkan pikiran dan perasaannya yang melanggar batas, mengarahkan pikirannya kepada tujuan yang benar, maka sinar kebahagiaan pasti akan menerangi jalannya. Salah satu unsur yang menimbulkan dengki adalah pendidikan yang buruk di rumah. Apabila orang tua lebih mencintai salah satu anak dan melimpahinya dengan cinta dan kasih sayang yang khusus, tanpa memberikan hal yang sama kepada yang lainnya, anak yang terbiar akan membangun perasaan terhina dan memberontak. Jenis dengki yang menimpa kebanyakan orang umumnya berasal dari rumah, dan menyebabkan kesedihan dan malapetaka bagi sebagian besar masyarakat. Akibat semacam itu juga merupakan hal yang wajar bilamana pemerintah dibangun di atas basis ketidakadilan, penindasan, rasisme, sekretarianisme, dan sebagainya. Para 74 anggota masyarakatnya akan dilanda perpecahan, api kebencian dan dengki akan berkobar di hati mereka. Sedangkan iri hati terhadap ha yang semisal dengan yang dimiliki oleh orang lain, tidaklah tercela, bahkan al-Quran menganjurkan manusia untuk berlomba-lomba memperoleh sesuatu yang diinginkan 6 seperti yang disebutkan dalam surat al-Muthaffin83 ayat 26 ☺ hendaknya orang berlomba-lomba . Dan al-Baqarah2 ayat 148 ☺ ⌧ ⌦ dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya sendiri yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah dalam membuat kebaikan. di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian pada hari kiamat. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

3. Sombong