2.1.4 Uji Toksisitas Akut
Uji toksisitas merupakan uji hayati yang digunakan untuk menentukan tingkat toksisitas dari suatu zat atau bahan pencemar. Suatu senyawa kimia
bersifat “racun akut” jika senyawa tersebut dapat menimbulkan efek racun dalam jangka waktu singkat. Suatu senyawa kimia bersifat “racun kronis” jika senyawa
tersebut dapat menimbulkan efek racun dalam jangka waktu panjang karena kontak yang berulang-ulang walaupun dalam jumlah yang sedikit.
13
Ada tiga cara utama bagi senyawa kimia untuk dapat memasuki tubuh, yaitu melalui paru-paru pernafasan, mulut, dan kulit. Melalui ketiga rute tersebut,
senyawa yang bersifat racun dapat masuk ke aliran darah, dan kemudian terbawa ke jaringan tubuh lainnya.
14
Salah satu perhatian utama dalam toksisitas adalah kuantitasdosis senyawa yang diuji. Sebagian besar senyawa yang berada dalam bentuk murninya memiliki
sifat racun toksik. Sebagai contohnya adalah senyawa oksigen yang berada pada tekanan parsial 2 atm mempunyai sifat toksik. Konsentrasi oksigen yang terlalu
tinggi dapat merusak sel.
11
Median Lethal Concentration LC
50
yaitu konsentrasi yang menyebabkan kematian sebanyak 50 dari organisme uji yang dapat diestimasi dengan grafik
dan perhitungan pada waktu pengamatan tertentu, misalnya LC
50
48 jam, LC
50
96 jam sampai waktu hidup hewan uji.
15
Berdasarkan waktu yang diperlukan, metode penambahan larutan uji dan berdasarkan tujuannya maka uji toksisitas diklasifikasikan sebagai berikut
15
: 1.
Klasifikasi menurut waktu A.
Uji hayati jangka pendek short term bioassay B.
Uji hayati jangka menengah intermediate bioassay C.
Uji hayati jangka panjang long term bioassay 2.
Klasifikasi menurut metode penambahan larutan A.
Uji hayati statik static bioassay B.
Uji hayati pergantian larutan renewal biossay C.
Uji hayati mengalir flow trough bioassay
3. Klasifikasi menurut tujuan penelitian
A. Pemantauan kualitas air limbah
B. Uji bahan atau satu jenis senyawa kimia
C. Penentuan toksisitas serta daya tahan
D. Pertumbuhan organisme uji
Terdapat dua tahapan dalam penelitian menggunakan LC
50
, yaitu
7
: 1.
Uji Pendahuluan. Untuk menentukan batas kritis konsentrasi yaitu
konsentrasi yang dapat menyebabkan kematian terbesar mendekati 50 dan kematian terkecil mendekati 50.
2. Uji Lanjutan.
Setelah diketahui batas kritis, selanjutnya ditentukan konsentrasi akut berdasarkan seri logaritma konsentrasi yang dimodifikasi
oleh Rochini dkk 1982 diacu dalam Rossiana 2006. Adapun kriteria toksisitas suatu perairan adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1. Kategori toksisitas berdasarkan nilai LC
50
Kategori Nilai LC
50
ugml Sangat toksik
30 Toksik
30 – 1000 Tidak toksik
1000
Sumber: Wagner dkk 1993 dalam Rossiana 2006
2.1.5 Simplisia
Simplisia adalah suatu bahan alami yang belum mengalami pengolahan apapun selain pengeringan dan dapat digunakan sebagai obat tradisional.
Simplisia dapat digolongkan sebagai simplisia hewani dan simplisia tumbuhan.
16
Jenis simplisia tumbuhan sangat beragam bergantung jenis dan bagian tumbuhan yang dimanfaatkan seperti daun, bunga, buah, biji, rimpang, batang dan
akar.
17