3. Klasifikasi menurut tujuan penelitian
A. Pemantauan kualitas air limbah
B. Uji bahan atau satu jenis senyawa kimia
C. Penentuan toksisitas serta daya tahan
D. Pertumbuhan organisme uji
Terdapat dua tahapan dalam penelitian menggunakan LC
50
, yaitu
7
: 1.
Uji Pendahuluan. Untuk menentukan batas kritis konsentrasi yaitu
konsentrasi yang dapat menyebabkan kematian terbesar mendekati 50 dan kematian terkecil mendekati 50.
2. Uji Lanjutan.
Setelah diketahui batas kritis, selanjutnya ditentukan konsentrasi akut berdasarkan seri logaritma konsentrasi yang dimodifikasi
oleh Rochini dkk 1982 diacu dalam Rossiana 2006. Adapun kriteria toksisitas suatu perairan adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1. Kategori toksisitas berdasarkan nilai LC
50
Kategori Nilai LC
50
ugml Sangat toksik
30 Toksik
30 – 1000 Tidak toksik
1000
Sumber: Wagner dkk 1993 dalam Rossiana 2006
2.1.5 Simplisia
Simplisia adalah suatu bahan alami yang belum mengalami pengolahan apapun selain pengeringan dan dapat digunakan sebagai obat tradisional.
Simplisia dapat digolongkan sebagai simplisia hewani dan simplisia tumbuhan.
16
Jenis simplisia tumbuhan sangat beragam bergantung jenis dan bagian tumbuhan yang dimanfaatkan seperti daun, bunga, buah, biji, rimpang, batang dan
akar.
17
Terdapat beberapa parameter standar umum untuk simplisia yang baik, yaitu
16
: a
Memiliki 3 kriteria mutu suatu bahan yaitu kebenaran jenis identifikasi, kemurnian bebas dari bahaya kimia, biologis, dan bahaya fisik dan aturan
penstabilan wadah, penyimpanan dan transportasi. Bahaya kimia adalah bahan kimia yang tidak boleh digunakan pada simplisia. Bahaya biologis
adalah bahaya dari bakteri yang dapat menyebabkan penyakit. Bahaya fisik adalah benda-benda yang apabila tertelan dapat menimbulkan luka misalnya
pecahan gelas, kerikil, dan jarum pentul. b
Memenuhi 3 kriteria paradigma obat pada umumnya yaitu Quality-Safety- Efficacy Mutu-Aman-Manfaat.
c Mempunyai spesifikasi kimia yaitu informasi mengenai jenis dan kadar dari
senyawa yang terkandung di dalamnya.
Tahapan-tahapan dalam pembuatan simplisia adalah sebagai berikut
17
: a
Pengumpulan bahan baku Pemilihan bahan baku simplisia dapat berupa buah, biji, daun muda, daun
tua, ranting, akar, umbi, dan rimpang bergantung keperluan peneliti. b
Sortasi basah Sortasi basah merupakan proses untuk mengurangi bahan kontaminasi yang
menempel pada bahan simplisia sebelum proses pengeringan. c
Pencucian Pencucian dilakukan menggunakan air mengalir agar air bekas cucian
langsung terbuang dan tidak mengkontaminasi ulang bahan yang telah dicuci.
d Perajangan
Perajangan dilakukan bertujuan untuk memudahkan pengeringan. Perajangan dapat dilakukan dengan menggunakan pisau ataupun mesin
rajang. e
Pengeringan Pengeringan bertujuan untuk mengurangi kandungan air pada simplisia.
Pengeringan biasanya dilakukan pada suhu 30° – 90° C .
f Sortasi kering
Tahap ini bertujuan untuk memisahkan benda yang tidak digunakan dan mengurangi kontaminasi yang ada setelah pengeringan.
Setelah melalui proses di atas, simplisia dimasukkan ke dalam wadah tertutup dan diletakkan di tempat yang memiliki suhu kamar 15° - 30° C.
17
2.1.6 Metode Ekstraksi Simplisia
Simplisia merupakan bahan alami yang diperlukan sebagai bahan dasar pembuatan obat dan belum mengalami pengolahan. Simplisia nabati adalah
simplisia yang dapat digunakan sebagai obat dan terdiri dari seluruh bagian tanaman mulai dari akar, batang dan daun.
18
Ekstraksi merupakan proses yang bertujuan untuk memperoleh kandungan senyawa kimia dari bagian tumbuhan maupun hewan dengan pelarut yang sesuai.
Ekstrak dapat berupa ekstrak kental, padat atau cair dengan cara menyaring
simplisia.
18
Ekstraksi ini didasarkan pada perpindahan massa komponen zat padat ke dalam pelarut. Ekstraksi yang menggunakan pelarut dapat dilakukan dengan dua
cara, yaitu
18,19
: 1.
Ekstraksi cara dingin a.
Maserasi Maserasi merupakan suatu proses pengeksrtraksian simplisia dengan
cara menggunakan pelarut sebagai perendam dan dilakukan beberapa kali pengadukan dengan suhu kamar yang terlindung dari cahaya.
Metode ini digunakan untuk menarik kandungan kimia yang mudah larut dalam zat cair.
b. Perkolasi
Perkolasi adalah proses ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai sempurna exhaustive extraction. Metode ini umumnya
dilakukan pada temperatur ruangan dan dilakukan dengan cara melewatkan pelarut yang sesuai secara lambat pada simplisia dalam
satu perkulator.