18
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan post test only control group design untuk menguji toksisitas dari ekstrak metanol daun Laban
Abang Aglaia elliptica Blume
terhadap larva Artemia salina
Leach menggunakan metode BSLT.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2014 sampai dengan bulan Agustus 2014 di Laboratorium Farmakognosi dan Fitofarmaka dan Laboratorium
Farmakologi FKIK Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi Populasi pada penilitian ini adalah larva Artemia salina Leach
3.3.2 Sampel 3.3.2.1. Kriteria Inklusi
Larva Artemia salina Leach berumur 48 jam yang masih bergerak aktif. 3.3.2.2. Kriteria Eksklusi
Larva Artemia salina Leach yang tidak menunjukkan pergerakan sebelum perlakuan.
3.3.2.3. Besar Sampel Jumlah larva Artemia salina Leach yang digunakan adalah 10 ekor larva
untuk tiap sumur perlakuan. Pada penilitan ini terdapat 6 konsentrasi yaitu
konsentrasi 500 ppm, 250 ppm, 125 ppm, 50 ppm, 25 ppm, 12,5 ppm dan satu kontrol negatif. Kemudian dilakukan replikasi tiga kali untuk kelompok
perlakuan. Jadi, jumlah sampel total yang diperlukan adalah 210 ekor larva Artemia salina Leach setiap kali perlakuan.
3.3.2.4. Cara Pengambilan Sampel Sampel diambil secara purposive random sampling. Larva Artemia salina
Leach dengan jenis dan cara penyediaan yang sama sehingga mempunyai kesempatan yang sama untuk diseleksi sebagai sampel. Hal ini disebabkan
anggota populasi telah bersihat homogen.
3.4 Determinasi Tanaman
Determinasi dilakukan di Herbarium Bogoriense, Balai Penelitian dan Pengembangan Botani Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi, LIPI Bogor.
Determinasi dilakukan untuk mengetahui struktur dan morfologi makroskopis daun Aglaia elliptica Blume.
3.5 Bahan yang Diuji
Sejumlah 4 kg daun basah Aglaia elliptica Blume diperoleh dari Kebun Raya Bogor dan dipersiapkan simplisia kering dari daun Aglaia elliptica Blume
tersebut. Daun tersebut dipisiahkan dari buah dan rantingnya kemudian dikering- anginkan disuhu ruangan supaya daun tersebut kering dan siap untuk diblender.
Daun yang sudah kering dan terpisah dari rantingnya, kemudian dihaluskan dengan cara diblender sampai berbentuk serbuk halus sehingga didapatkan 2 kg
serbuk halus simplisia kering daun Aglaia elliptica Blume. Serbuk simplisia kering ini yang akan diekstrak.
3.6 Alat dan Bahan Penelitian
3.6.1 Alat Penelitian Rotatory evaporator Eyela, refrigerator, oven, destilator, corong, bejana
maserasi, Erlenmeyer 100 ml, mikropipet 10 ml, mikropipet 5 ml, mikropipet 1 ml, blender, neraca analitik, pipet tetes, spatula, desk lamp, erator, sendok plastik,
hand gloves, seperangkat alat penetasan telur wadah plastik berbentuk kotak dan sterofoam, lup, cawan petri, cawan penguap, kaca arloji, microplate.
3.6.2 Bahan Penelitian Air laut, akuades, aluminium foil, serbuk kering daun Aglaia elliptica
Blume, kertas saring, pelarut metanol teknis BRATACO, telur udang Artemia salina Leach BBAT, dimetilsulfoksida 2 DMSO 2BIOMATIK≠A2A424.
3.7 Cara Kerja Penelitian
3.7.1 Ekstraksi Daun Aglaia elliptica Blume dengan Maserasi Metode ekstraksi dilakukan secara maserasi. Simplisia yang sudah
berbentuk serbuk kering ditimbang sebanyak 2000 g dan dimasukkan kedalam bejana maserasi terlindung dari cahaya. Kemudian dimaserasi selama 2 hari
dengan menggunakan pelarut metanol yang sebelumnya sudah didestilasi. Selama proses maserasi dilakukan pengocokan sekali sehari agar pelarut masuk ke seluruh
permukaan serbuk simplisia dan meratakan konsentrasi larutan. Perendaman dilakukan sampai filtrat mendekati bening.
24
Selanjutnya, hasil rendaman disaring dengan menggunakan kertas saring untuk memisahkan filtrat dan ampasnya. Ampasnya diambil dan direndam
kembali menggunakan metanol untuk mengulangi proses maserasi selama 2 hari. Selanjutnya filtrat dipekatkan dengan rotary evaporator pada suhu 45
C hingga didapatkan
ekstrak kental
metanol daun
Aglaia elliptica
Blume. Ekstrak yang sudah kental kemudian dimasukkan ke dalam cawan penguap.
Kemudian ekstrak kental dalam cawan penguap dioven dengan suhu 45 C selama
tiga hari untuk memastikan ekstrak bebas dari pelarut metanol. Selanjutnya, ekstrak yang sudah bebas dari pelarut metanol ditutup dengan aluminium foil dan
diletakkan di dalam refrigerator. Hasil akhir didapatkan ekstrak kental metanol daun Aglaia elliptica Blume sebanyak 50 gram. Setelah didapatkan ekstrak kental
metanol daun Aglaia elliptica Blume, kemudian dilakukan penghitungan persentase rendaman.
3.7.2 Penetasan Larva Udang Wadah plastik berbentuk kotak disiapkan untuk penetasan telur udang.
Wadah yang diperlukan sebanyak dua buah. Satu wadah dibagi menjadi dua bagian, yaitu ruang terang dan ruang gelap. Kedua bagian tersebut dibatasi dengan
sterofoam. Pada bawah sterofoam dilubangi sebagai tempat keluarnya telur yang telah menetas.
25
Sejumlah 1 liter air laut dimasukkan ke dalam wadah hingga kedua lubang pada sterofoam terendam. Air laut yang digunakan terlebih dahulu diukur pH
dengan kertas lakmus, pH yang digunakan berkisar 8-9.
3,25
Kemudian salah satu ruang dalam wadah tersebut diberi penerangan dengan cahaya lampu pijar untuk menghangatkan suhu dalam wadah penetasan dan
merangasang proses penetasan. Untuk penerangan, lampu dinyalakan selama 24 jam untuk menetaskan telur. Ruangan yang satunya diisi 1 gram telur udang
kemudian ditutup dengan aluminium foil dan lakban agar tidak terkena cahaya lampu.
25
Setelah 24 jam, telur akan menetas menjadi larva dan akan bergerak secara alamiah menuju ruang terang. Kemudian larva yang sehat dan aktif bergerak
dipindahkan ke wadah satunya dengan keadaan yang sama air laut dengan pH berkisar 8-9 dan seluruh bagian wadah terkena cahaya lampu pijar. Setelah 24
jam kemudian, larva sudah berumur 48 jam. Larva yang digunakan untuk hewan uji pada metode BSLT adalah larva yang sudah berumur 48 jam, aktif bergerak
dan bersifat fototropik.
3,25
3.7.3 Pembuatan Konsentrasi Ekstrak yang Diuji Dalam pembuatan konsentrasi ekstrak yang efektif untuk membunuh larva
Artemia salina Leach, dilakukan trial atau orientasi dengan konsentrasi ekstrak sebesar 500 ppm, 250 ppm, 125 ppm, 50 ppm, 25 ppm, dan 12,5 ppm.
Ekstrak kental metanol daun Aglaia elliptica Blume ditimbang dengan menggunakan neraca analitik hingga mencapai berat 2000 mg. Ekstrak kental
tersebut dimasukkan ke dalam tabung Erlenmeyer kemudian dilarutkan dengan DMSO 2 sebanyak 2 ml.
Selanjutnya, diaduk dan ditambah akuades sebanyak 98 ml secara perlahan sehingga di dalam tabung Erlenmeyer terdapat 100 ml larutan dengan konsentrasi
20.000 ppm, konsentrasi ini yang digunakan sebagai larutan induk. Kemudian membuat larutan uji dengan konsentrasi 1000 ppm, 500 ppm,
250 ppm, 50 ppm dan 25 ppm, dengan menggunakan rumus pengenceran : V
1
M
1
=V
2
M
2
Keterangan : V
1
= Volume awal M
1
= Konsentrasi awal M
2
= Konsentrasi akhir V
2
= Volume akhir Konsentrasi tersebut masing-masing akan menjadi
sebesar ½ dari konsentrasi awal karena di dalam microplate sudah terdapat air laut sebanyak 1
ml, sehingga di dalam microplate terdapat 2 ml larutan yang berasal dari air laut sebanyak 1 ml dan larutan konsentrasi awal sebanyak 1 ml.
Dari tindakan tersebut didapatkan konsentrasi akhir masing-masing sebesar 500 ppm, 250 ppm, 125 ppm, 25 ppm, dan 12,5 ppm yang ada di dalam
microplate.
3.7.4 Prosedur Uji Toksisitas dengan Metode BSLT
Pada uji BSLT digunakan microplate yang berisi 24 sumur. Langkah pertama yang dilakukan adalah membagi 6 kelompok sumur untuk masing –
masing konsentrasi dan satu kelompok sumur untuk kontrol negatif air laut. Percobaan ini dilakukan pengulangan 3 kali triplo sehingga masing – masing
perlakuan mendapatkan 3 sumur. Sebagian larva Artemia salina Leach berumur 48 jam dan masih bergerak
aktif dipindahkan ke dalam cawan petri. Untuk memudahkan pengamatan dan perhitungan larva dapat menggunakan lup. Pada masing-masing sumur,
dimasukkan 10 larva udang menggunakan pipet tetes dan dicampur 1 ml air laut yang terlebih dahulu diukur pHnya.
Setelah itu, pada setiap sumur diteteskan sebanyak 1 ml masing-masing konsentrasi kecuali pada kontrol negatif yang dimasukkan adalah 1 ml air laut.
Sehingga volume dalam 1 sumur menjadi 2 ml yaitu 1 ml ekstrak dan 1 ml air laut.
Microplate dibiarkan di udara terbuka selama 24 jam. Setelah 24 jam, kemudian dihitung jumlah larva yang masih hidup pada masing-masing tabung
reaksi. Kriteria standar untuk mengukur kematian larva udang yaitu apabila larva udang tidak menunjukkan pergerakan selama beberapa detik pengamatan.
Perhitungan secara manual yaitu dengan mengamati larva di dalam tabung reaksi dengan bantuan lup, kemudian diamati dalam kaca arloji dengan bantuan
cahaya. Jumlah larva yang mati dihitung dengan mengurangkan jumlah total larva pada tiap konsentrasi dengan jumlah larva yang masih hidup.
Tabel 3.1 Ilustrasi Konsentrasi Ekstrak pada microplate
1 ml ekstrak 250
ppm + 1 ml air laut
1 ml ekstrak 250
ppm + 1 ml air laut
1 ml ekstrak 250
ppm + 1 ml air laut
1 ml ekstrak 100
ppm + 1 ml air laut
1 ml ekstrak 100
ppm + 1 ml air laut
1 ml ekstrak 100
ppm + 1 ml air laut
1 ml ekstrak 50
ppm + 1 ml air laut
1 ml ekstrak 50
ppm + 1 ml air laut
1 ml ekstrak 50
ppm + 1 ml air laut
1 ml ekstrak 25
ppm + 1 ml air laut
1 ml ekstrak 25
ppm + 1 ml air laut
1 ml ekstrak 25
ppm + 1 ml air laut
2 ml air laut
2 ml air laut
2 ml air laut
1 ml ekstrak
1000 ppm + 1 ml air
laut 1 ml
ekstrak 1000 ppm
+ 1 ml air laut
1 ml ekstrak
1000 ppm + 1 ml air
laut 1 ml
ekstrak 500 ppm + 1 ml
air laut 1 ml
ekstrak 500 ppm + 1 ml
air laut 1 ml
ekstrak 500 ppm + 1 ml
air laut