BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan suatu studi deskriptif dengan rancangan penelitian potong lintang cross sectional study.
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2.1
Waktu penelitian
Penelitian dilakukan mulai bulan Maret 2013 sampai dengan Mei 2013, bertempat di Poliklinik Divisi Kosmetik
DepartemenSMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUP. H. Adam Malik Medan.
3.2.2 Tempat penelitian
Pengambilan sampel dan pengisian status penelitian dilakukan di Poliklinik Divisi Kosmetik DepartemenSMF Ilmu
Kesehatan Kulit RSUP. H. Adam Malik Medan. Pengambilan sampel darah dilakukan di Laboratorium
Klinik Prodia Jl. Letjend. S. Parman No. 17223 G Medan. Sampel darah kemudian dikirim lagi ke Laboratorium Klinik
Prodia Pusat yang berlokasi di Jl. Kramat Raya No. 150 Jakarta, untuk pemeriksaan kadar vitamin E plasma.
Universitas Sumatera Utara
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1 Populasi target :
Pasien-pasien remaja dan dewasa muda yang menderita akne vulgaris.
3.3.2 Populasi terjangkau :
Pasien-pasien remaja dan dewasa muda yang menderita akne vulgaris yang berobat ke Poliklinik Divisi Kosmetik
DepartemenSMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUP. H. Adam Malik Medan sejak bulan Maret sampai dengan Mei 2013.
3.3.3 Sampel :
Populasi terjangkau yang terdiri dari kelompok akne vulgaris derajat ringan, sedang, dan berat yang memenuhi kriteria
inklusi dan eksklusi.
3.4 Besar Sampel
Penentuan besar sampel untuk masing-masing kelompok menggunakan perhitungan dengan rumus sebagai berikut
32,33
:
N
1
= N
2
= N
3
= Zα x S
d Zα : derivat baku alfa
S : standard deviasi d : presisi
2
Universitas Sumatera Utara
N
1
= N
2
= N
3
= 0,7
1,64 x 1,6
= 13,9 ≈ 15 orang sampel minimal
Jumlah sampel untuk masing-masing kelompok akne vulgaris derajat berat, sedang dan ringan yang diikutsertakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 15
orang.
3.5 Cara Pengambilan Sampel Penelitian
Pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan menggunakan metode
consecutive sampling. 3.6 Identifikasi Variabel
A. Variabel bebas : Kadar vitamin E plasma.
B. Variabel terikat : Akne vulgaris derajat ringan, sedang, dan berat.
C.Variabel kendali : Pemeriksaan dan pengukuran kadar vitamin E
plasma. 3.7 Kriteria Inklusi dan Eksklusi
3.7.1 Kriteria inklusi
A. Pasien akne vulgaris derajat ringan, sedang dan berat yang berusia 15-
25 tahun. B.
Tidak ada riwayat mendapat pengobatan akne vulgaris baik sistemik maupun topikal dalam waktu 3 bulan sebelum datang berobat.
C. Tidak mengkonsumsi obat-obatan yang mengandung vitamin E dalam
waktu 3 bulan sebelum datang berobat. D.
Bersedia ikut serta dalam penelitian dengan menandatangani informed consent.
2
Universitas Sumatera Utara
3.7.2 Kriteria eksklusi
A. Pasien akne vulgaris dengan menstruasi haid yang tidak normal atau
perdarahan melalui vagina yang tidak diketahui penyebabnya. B.
Pasien akne vulgaris dengan hirsutisme atau alopesia androgenetika. C.
Pasien akne vulgaris yang sedang hamil, menyusui atau sedang menggunakan kontrasepsi hormonal baik oral, suntikan ataupun
implant. D.
Perokok. E.
Aktivitas fisik berlebihan
3.8 Alat, Bahan dan Cara Kerja Penelitian 3.8.1 Alat dan bahan
A. Status penelitian yang akan diisi oleh peneliti berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan dermatologi terhadap subyek
penelitian.
B. HPLC High Performance Liquid Chromatography dengan detektor
UV yang digunakan untuk mengukur kadar vitamin E plasma.
C.
Satu unit alat sentrifuge alat pemusing untuk memisahkan plasma.
D.
Microtube tabung mikro 1 ml untuk menampungmenyimpan plasma.
E. Satu buah freezer yang digunakan untuk menyimpan sampel sebelum
pemeriksaan kadar vitamin E plasma.
F.
Untuk pengambilan masing-masing sampel darah:
1.
Satu pasang sarung tangan
2.
Satu buah alat ikat pembendungan torniquet
3.
Satu buah needle jarum
Universitas Sumatera Utara
4. Satu buah tabung yang berisi Ethylenediaminetetraacetid acid
EDTA
5.
Kapas alkohol alcohol swab 70
6.
Satu buah plester luka 3.8.2.
Cara kerja penelitian
A. Pencatatan data dasar 1.
Pencatatan data dasar dilakukan oleh peneliti di Poliklinik divisi kosmetik DepartemenSMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
RSUP H. Adam Malik Medan. 2.
Pencatatan dasar meliputi identitas penderita, anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan dermatologis.
3. Diagnosis akne vulgaris ditegakkan secara klinis oleh peneliti
bersama dengan pembimbing di Poliklinik divisi kosmetik DepartemenSMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUP H.
Adam Malik Medan. 4.
Penderita akne vulgaris yang sudah diberi informed consent, bersedia dan sudah menandatangani lembar kesediaan untuk ikut
berpartisipasi dalam penelitian, diwawancara untuk mengisi status penelitian.
5. Akne vulgaris kemudian dikategorikan menjadi derajat ringan,
sedang dan berat dengan meggunakan kriteria yang disusun oleh Sjarif M. Wasitaatmadja 1982 Bagian Ilmu penyakit Kulit dan
Kelamin FK UIRSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo :
Universitas Sumatera Utara
a. Ringan, bila:
o Beberapa lesi tak beradang pada 1 predileksi
o Sedikit lesi tak beradang pada beberapa predileksi
o Sedikit lesi beradang pada 1 predileksi
b. Sedang, bila:
o Banyak lesi tak beradang pada 1 predileksi
o Beberapa lesi tak beradang pada lebih dari 1 predileksi
o Beberapa lesi beradang pada 1 predileksi
o Sedikit lesi beradang pada lebih dari 1 predileksi
c. Berat, bila :
o Banyak lesi tak beradang pada lebih dari satu predileksi
o Banyak lesi beradang pada 1 atau lebih predileksi
B. Pemeriksaan kadar vitamin E plasma pada kelompok akne vulgaris derajat ringan, sedang dan berat
1. Pengambilan sampel darah dilakukan di Laboratorium Klinik Prodia Jl. Letjend. S. Parman No. 17223 G Medan oleh petugas
laboratorium. Pengambilan sampel darah dilakukan setelah sampel berpuasa selama 12 jam dan tidak melakukan olahraga di pagi
hari. Cara pengambilan sampel darah adalah sebagai berikut : gunakan sarung tangan, lalu bersihkan kulit di atas lokasi tusuk
Catatan: sedikit 5, beberapa 5-10, banyak 10 lesi Tak beradang : komedo, papul Beradang : pustul, nodus dan kista
Universitas Sumatera Utara
dengan kapas alkohol alcohol swab 70 dan biarkan sampai kering. Lokasi penusukan harus bebas dari luka dan bekas
lukasikatrik. Darah diambil dari vena mediana cubiti pada lipat siku. Pasang ikatan pembendungan torniquet pada lengan atas
dan pasien diminta untuk mengepal dan membuka telapak tangan berulang kali agar vena jelas terlihat. Lokasi penusukan
didesinfeksi dengan kapas alkohol 70 dengan cara berputar dari dalam keluar. Vena mediana cubiti ditusuk dengan posisi sudut 45
derajat dengan jarum menghadap keatas. Darah dibiarkan mengalir kedalam tabung yang berisi EDTA sebanyak 5 cc. Agar aliran
darah bebas, pasien diminta untuk membuka kepalan tangannya. Torniquet dilepas, lalu jarum ditarik dengan tetap menekan lubang
penusukan dengan kapas alkohol. Selanjutnya tempat bekas penusukan ditekan dengan kapas alkohol sampai tidak keluar darah
lagi. Setelah itu bekas tusukan ditutup dengan plester. Sampel darah disentrifugasi menggunakan sentrifuge dengan kecepatan
2000 rpm selama 10 menit untuk mendapatkan plasma. Plasma yang diperoleh kemudian dimasukkan ke dalam microtube 1 cc
dan disimpan dalam freezer pada suhu -20
2. Sampel selanjutnya dikirim ke Laboratorium Klinik Prodia Pusat di Jakarta untuk pemeriksaan kadar vitamin E plasma. Pengiriman
sampel dari Laboratorium Klinik Prodia Medan ke Laboratorium C yang akan stabil
selama 1 bulan sebelum pemeriksaan. Hindari kontaminasi dan pajanan langsung terhadap sinar matahari.
Universitas Sumatera Utara
Klinik Prodia Pusat di Jakarta dilakukan satu kali dalam 2 minggu yaitu pada hari Senin. Di Jakarta, proses pemeriksaan kadar
vitamin E plasma dilakukan pada hari Rabu dengan metode HPLC High Performance Liquid Chromatography dan hasil analisisnya
dapat diperoleh dalam waktu lebih kurang 1 jam. Hasil yang diperoleh dicatat sebagai kadar vitamin E plasma.
3. Kadar vitamin E plasma pada kelompok akne vulgaris derajat ringan, sedang dan berat akan dideskripsikan oleh peneliti.
3.9 Batasan Operasional