folikular menipis, dan dapat pecah. Inflamasi dan bakteri mungkin jelas, dengan atau tanpa pecahnya folikular. Folikular pecah disertai dengan inflamasi yang menyusup
ke dermis. Kemudian dapat dijumpai fibrosis dan jaringan parut. Secara umum pemeriksaan laboratorium tidak diindikasikan untuk pasien
akne vulgaris
kecuali yang diduga pasien dengan hiperandrogenisme. Dehydroepiandrosterone sulphate dapat bekerja sebagai prekusor testosteron dan
dehidrotestoteron DHT. Meningkatnya kadar serum androgen telah dijumpai pada kasus akne kistik dan pada kasus akne vulgaris yang berhubungan dengan kondisi
endokrin yang bervariasi yaitu hiperplasia adrenal kongenital ; defisiensi 11- β dan
21- β hidroksilase, tumor adrenal atau tumor ovari, dan penyakit polikista ovari. Pada
kebanyakan pasien akne vulgaris, walau bagaimanapun, serum androgen masih dalam batas normal.
3
2.1.6 Diagnosis banding akne vulgaris
1
Walaupun satu tipe lesi dapat lebih dominan, akne vulgaris didiagosis dengan adanya berbagai lesi akne vulgaris komedo, pustul, papul, dan nodul di
wajah, punggung atau dada. Diagnosis biasanya mudah tetapi akne vulgaris dapat dikaburkan dengan folikulitis, rosasea, atau dermatitis perioral. Folikulitis, rosasea
dan dermatitis perioral tidak memiliki komedo. Folikulitis adalah peradangan pada folikel rambut yang dapat disebabkan
Staphylococcus aureus atau Pytirosporum ovale . Lesi berupa papul atau pustul yang eritrematosa dan ditengahnya terdapat rambut, biasanya multipel. Tempat
predileksi biasanya ditungkai bawah. Sedangkan lesi Pityrosporum folliculitis berupa papul-papul dan kadang-kadang pustul superfisial dengan dasar kulit
eritematosa yang tidak berbatas tegas disertai rasa gatal ringan, dan umumnya
1
Universitas Sumatera Utara
berlokasi pada badan bagian atas. Kultur dari lesi di kulit untuk menyingkirkan folikulitis gram negatif harus dilakukan jika tidak terdapat respons terhadap
pengobatan atau jika tidak ada perbaikan. Rosasea merupakan penyakit peradangan kronik di daerah muka dengan
gejala eritema, pustul, telangiektasi dan kadang-kadang disertai hipertrofi kelenjar sebasea. Tidak terdapat komedo kecuali bila kombinasi dengan akne vulgaris.
20
Dermatitis perioral yang terjadi terutama pada wanita dan anak-anak dengan gejala klinis berupa papul eritema , vesikel, dan pustul yang diskret dan
berkelompok di sekitar mulut. Lesi terasa gatal, kulit kering dan tidak ada komedo.
17,21
Komedo tertutup sering dibingungkan dengan milia. Milia merupakan kista keratin epidermal distribusinya terutama di infraorbital. Kista bisa berasal
dari folikel sebasea. Milia primer muncul pada bantalan folikel rambut velus pada wajah sedangkan sekunder merupakan hasil kerusakan pada unit pilosebasea.
16,17,22
Terkadang, dermatitis herpetiformis dapat muncul sebagai erupsi pustular pada wajah, tetapi ini biasanya sangat gatal tidak seperti akne vulgaris. Penyakit
linear IgA dapat juga muncul tetapi sangat jarang sebagai lesi papular pada wajah tanpa komedo. Biopsi, termasuk pemeriksaan imunofluorosensi, penting untuk
konfirmasi diagnosis.
16,23
Erupsi akneformis yang disebabkan oleh induksi obat, misalnya kortikosteroid, isoniazid INH, barbiturat, bromida, yodida, difenil hidantoin,
trimetadion, adrenocorticotropic hormone ACTH, dan lainnya. Klinis berupa erupsi papulo pustul mendadak tanpa adanya komedo di hampir seluruh bagian
16
Universitas Sumatera Utara
tubuh. Dapat disertai demam dan dapat terjadi pada semua usia. Dan biasanya membaik dengan penghentian obat.
2.2 Vitamin E
17,24
Vitamin E ditemukan di Universitas California, Berkeley, pada tahun 1922 oleh Herbert Evans dan Katherine Bishop yang mengamati bahwa defisiensinya
menyebabkan resorpsi janin dalam tikus. Zat aktif diisolasi dari minyak tepung gandum pada tahun 1936, juga di Berkeley, dan bernama “tokoferol” dari kata
Yunani tokos melahirkan dan pherein untuk membawa ditambah akhiran –ol menunjukkan suatu fenol atau alkohol.
Vitamin E adalah sekelompok zat, tokoferol dan tokotrienol, dijumpai terutama pada minyak sayuran. Masing-masing memiliki kelompok kepala
kromanol dan rantai samping phytyl. Rantai samping tokoferol jenuh, sedangkan tokotrienol memiliki 3 ikatan ganda. Jumlah yang berbeda dan penempatan dari
kelompok metil pada cincin aromatis menghasilkan bentuk α,β,γ, dan δ dari tokoferol dan tokotrienol. Setiap bentuk terjadi secara alamiah sebagai
stereoisomer single. Vitamin E sintetis mengandung hingga delapan isomer, masing-masing dengan aktivitas biologisnya sendiri.
8,25
25
Universitas Sumatera Utara