Namun, apakah interaksi sinergis antara vitamin E dan vitamin C terjadi in vivo masih merupakan kontroversi.
2.3 Vitamin E dan Akne Vulgaris
28,29
Pada akne vulgaris terjadi perubahan komposisi dari sebum, dan produksi ROS oleh neutrofil terlibat dalam iritasi dan destruksi dari dinding folikel,
berperan dalam terjadinya inflamasi pada akne vulgaris. Dimana sudah diketahui bahwa P.acnes memiliki peranan penting dalam
proses inflamasi akne vulgaris, menghasilkan faktor kemotaktik untuk neutrofil, menyebabkan pelepasan enzim hidrolitik yang merusak dinding folikel sebagai
akibat fagositosis P.acnes oleh neutrofil yang ditarik ke lokasi inflamasi. Penetrasi ke dalam dermis, P.acnes merangsang sistem imun, membentuk suatu
reaksi benda asing oleh lemak sebasea, rambut dan sel epitel, yang selanjutnya menyebabkan inflamasi. Telah dilaporkan bahwa radikal bebas oksigen, yang
dibentuk oleh neutrofil pada dinding folikel untuk membunuh mikroorganisme, mungkin menyebabkan kerusakan sel pada lokasi inflamasi.
7,30
Neutrofil menghasilkan radikal bebas berupa radikal superoksida anion, hidrogen peroksida dan radikal hidroksil.
31
32
Proteksi antioksidan yang tidak kuat danatau peningkatan produksi ROS membuat suatu kondisi yang disebut sebagai
stres oksidatif, yang berperan terhadap munculnya penyakit inflamasi kulit. Vitamin E merupakan salah satu antioksidan yang baik.
El-akawi et al. 2005 melakukan penelitian kadar vitamin E dalam plasma pada 100 orang pasien dengan akne vulgaris dengan derajat berat, sedang dan
ringan dan 100 subyek kontrol. Derajat keparahan akne vulgaris ditetapkan berdasarkan GAGS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar vitamin E secara
6,7
Universitas Sumatera Utara
bermakna lebih rendah pada pasien dengan akne vulgaris derajat berat dibandingkan dengan akne vulgaris derajat sedang, ringan dan kontrol.
Abulnaja 2008 melakukan penelitian status oksidanantioksidan pada wanita dewasa yang gemuk dengan akne vulgaris menunjukkan bahwa kadar
vitamin E secara bermakna lebih rendah pada wanita gemuk dan normal dengan akne vulgaris dibandingkan wanita gemuk dan normal tanpa akne vulgaris.
9
Ayres dan Mihan 1981 telah melaporkan keberhasilan pengobatan terhadap lebih dari 100 pasien akne vulgaris yang menerima 100.000 IU vitamin
A dengan 800 IU vitamin E setiap hari. Kebanyakan merespon dalam beberapa minggu dan kontrol pemeliharaan diperoleh dengan dosis yang lebih rendah.
10
Michaelson 1984 memberikan 0,2 mg selenium ditambah 10 mg tokoferil suksinat dua kali sehari pada 29 orang pasien akne vulgaris selama 6
sampai 12 minggu, dijumpai hasil yang baik, terutama pada pasien dengan akne pustular dan dengan aktivitas GSH-Px yang rendah. Efek menguntungkannya
biasanya pararel dengan peningkatan yang lambat dari GSH-Px. Setelah 6 sampai 8 minggu penghentian pengobatan, kadar GSH-Px kembali seperti semula
sebelum pengobatan.
11
Zat antioksidan yang mengandung beberapa zat gizi oral telah menjadi subyek penelitian selama 12 minggu pada 48 pasien akne vulgaris. Antioksidan
ini dimakan tiga kali sehari dengan total 45 mg zinc, 180 mg vitamin C, 18 mg campuran karotenoid, 45 IU d-alfa-tokoferol asetat dan 390 mcg kromium.
Perbaikan yang bermakna tercatat dalam evaluasi dokter setelah 8 minggu, dan setelah 12 minggu 79 dari pasien ditemukan memiliki peningkatan 80 atau
12,13
Universitas Sumatera Utara
lebih. Karena ini merupakan penelitian open-label, kesimpulan yang luas tidak dapat dibuat mengenai hasilnya.
14
Diantara lipid permukaan kulit, squalene, sebuah molekul triterpenoid spesifik terhadap sebum manusia, tampaknya berperan sebagai pengikat singlet
oxygen, memproteksi kulit dari lipid peroksidase; terkadang, oksidasinya menghasilkan squalene peroksida yang terbukti bersifat komedogenik. Pasokan
vitamin E ke kulit berperan dalam membatasi efek potensi berbahaya dari squalene peroksida. Vitamin E ditemukan dalam lipid permukaan kulit sebagai
konstituen penting dari sebum manusia. Data terbaru yang dikumpulkan secara in vivo telah mengkonfirmasi temuan ini dan menunjukkan perbedaan bermakna
dalam komposisi sebum pasien akne vulgaris dibanding dengan subyek sehat yang berkaitan dengan kadar squalene peroksida dan vitamin E. Secara khusus kadar
squalene peroksida lebih tinggi dan penurunan kadar vitamin E telah terdeteksi pada akne vulgaris.
7,33,34
Universitas Sumatera Utara
2.4 Kerangka Teori