Dini Arista : Objek Wisata Baru Pasca Tsunami Sebagai Primadona Industri Pariwisata Di Banda Aceh Nanggroe Aceh Darussalam, 2009.
USU Repository © 2009
Krueng Raya merupakan sebuah nama wilayah berjarak 35 km dari Banda Aceh. Di daerah tersebut terdapat pelabuhan yang bernama “Pelabuhan
Malahayati”yang sering dipergunakan masyarakat untuk menyeberang ke pulau weh sabang.
Di daerah ini terdapat pantai yang sangat terkenal yaitu Pantai Ujong Batee. Pantai tersebut tidak hanya menawarkan keindahan alamnya, tetapi menawarkan pula
makanan lezat khas Aceh berupa kepiting besar, udang windu, tiram, telur penyu, dan berbagai hasil laut lainnya di sebuah restoran megah yang berdiri di pantai ini. Panati
Ujong Batee ini terletak sekitar 17km arah timur Banda Aceh. Ujong Batee dalam bahasa Aceh berarti ujung batu, nama ini diberikan karena dari pantai ini, wisatawan
dapat melihat ke pulau seberang, yaitu pulau paling ujung yaitu Sabang. Selain tempat wisata pantai, di kawasan ini juga terdapat daerah wisata yang
bernama Lamreh. Daerah ini merupakan daerah bukit yang dulunya tandus, namun kini telah ditanami berbagai pohon. Dari sini dapat disaksikan panorama laut yang
begitu indah.
3. Taman Wisata Krueng Aceh
Sungai yang membelah Kota Banda Aceh ini merupakan salah satu sungai yang cukup bersih untuk dijadikan sebagai objek wisata dengan konsep panorama
aliran sungai dengan suasana tenang dan nyaman untuk melepas kepenatan. Titik
28
Dini Arista : Objek Wisata Baru Pasca Tsunami Sebagai Primadona Industri Pariwisata Di Banda Aceh Nanggroe Aceh Darussalam, 2009.
USU Repository © 2009
Lokasi Waterfront City di Kota Banda Aceh meliputi kawasan Gampong Keudah, Gampong Kuta Alam dan Kawasan Gampong Lamgugob, dengan sarana yang
tersedia yaitu tempat rekreasi keluarga di titik Keudah dan Kuta Alam serta wisata air di jembatan lamnyong.
Selain itu sebagai pelengkap bagi pengunjung yang tidak hanya melepas kepenatan tempat ini dapat dimanfaatkan sebagai lokasi jogging track.
2. WISATA SEJARAH
1. Mesjid Raya Baiturrahman
Masjid ini merupakan saksi bisu sejarah Aceh, terletak di pusat kota Banda Aceh dan merupakan kebanggaan masyarakat Aceh. Masjid Raya Baiturrahman
adalah simbol religius, keberanian dan nasionalisme rakyat Aceh. Masjid ini dibangun pada masa Sultan Iskandar Muda 1607-1636, dan merupakan pusat
pendidikan ilmu agama di Nusantara. Pada saat itu banyak pelajar dari Nusantara, bahkan dari Arab, Turki, India, dan Parsi yang datang ke Aceh untuk menuntut ilmu
agama. Masjid ini merupakan markas pertahanan rakyat Aceh ketika berperang
dengan Belanda 1873-1904. Pada saat terjadi Perang Aceh pada tahun 1873, masjid ini dibakar habis oleh tentara Belanda. Pada saat itu, Mayjen Khohler tewas
tertembak di dahi oleh pasukan Aceh di pekarangan Masjid Raya. Untuk mengenang peristiwa tersebut, dibangun sebuah monumen kecil di depan sebelah kiri Masjid
Raya, tepatnya di bawah pohon ketapang. Enam tahun kemudian, untuk meredam
29
Dini Arista : Objek Wisata Baru Pasca Tsunami Sebagai Primadona Industri Pariwisata Di Banda Aceh Nanggroe Aceh Darussalam, 2009.
USU Repository © 2009
kemarahan rakyat Aceh, pihak Belanda melalui Gubernur Jenderal Van Lansnerge membangun kembali Masjid Raya ini dengan peletakan batu pertamanya pada tahun
1879. Hingga saat ini Masjid Raya telah mengalami lima kali renovasi dan perluasan 1879-1993.
Mesjid ini merupakan salah satu Mesjid yang terindah di Indonesia yang memiliki tujuh kubah, empat menara dan satu menara induk. Ruangan dalam
berlantai marmer buatan Italia, luasnya mencapai 4.760 m2 dan terasa sangat sejuk apabila berada di dalam ruangan Mesjid. Mesjid ini dapat menampung hingga 9.000
jama‘ah. Di halaman depan masjid terdapat sebuah kolam besar, rerumputan yang tertata rapi dengan tanaman hias dan pohon kelapa yang tumbuh di atasnya.
2. Museum Negeri Aceh