Dini Arista : Objek Wisata Baru Pasca Tsunami Sebagai Primadona Industri Pariwisata Di Banda Aceh Nanggroe Aceh Darussalam, 2009.
USU Repository © 2009
Pada relief dinding gerbang makam tertulis nama-nama serdadu Belanda yang meninggal dalam pertempuran dengan masyarakat Aceh.
4. Taman Sari
Kerajaan Aceh dahulu mempunyai taman yang indah yang dinamakan Taman Sari. Taman ini berada disekitar Istana dan berada pada aliran sebuah sungai yang
bernama Krueng Daroy. Bangunan yang masih dapat dilihat antara lain adalah
Pinto-khop yang merupakan pintu penghubung antara Istana dan taman. Disamping itu terdapat sebuah bangunan yang merupakan gunung buatan yang disebut
Gunongan.
5. Gunongan
Gunongan merupakan sebuah bangunan peninggalan Sultan Iskandar Muda 1608-1636 untuk permaisurinya Putri Phang. Menurut sejarah, Putri Phang selalu
merasa rindu akan kampung halamannya, Pahang - Malaysia. Sultan kemudian mengetahui bahwa kegusaran permaisurinya itu karena di Pahang Istananya
dikelilingi oleh perbukitan dimana permaisuri dapat bermain, namun disini tidak. Lalu Sultan membangun sebuah gunung buatan yaitu Gunongan dimana permaisuri
dapat memanjatinya. Begitu bangunan ini siap, permaisuri menjadi berbahagia dan lebih banyak menghabiskan waktunya disini terutama pada saat matahari akan
tenggelam.
6. Rumah Cut Nyak Dien
32
Dini Arista : Objek Wisata Baru Pasca Tsunami Sebagai Primadona Industri Pariwisata Di Banda Aceh Nanggroe Aceh Darussalam, 2009.
USU Repository © 2009
Rumah Cut Nyak Dien berlokasi di jalan Cut Nyak Dien atau disekitar kawasan Lhoknga. Rumah tempat tinggal Cut Nyak Dien berupa panggung, di bawah
tempat menyimpan kayu bakar dan gudang, dinding terbuat dari kayu berukir dan atapnya rumbia. Yang unik, banyak terdapat ukiran-ukiran jepara pada berbagai alat
rumah tangganya.
7. Makam Syiah Kuala
Teungku Syiah Kuala panggilan popular yang bernama lengkap Syaikh Abdurrauf al-Singkili, salah seorang ulama sangat populer pada zaman kesultanan
Aceh. Teungku Syiah Kuala kelahiran Aceh Singkil dan lama belajar ilmu agama di Arab. Pada masa pemerintahan Sultanah Tajul Alam Safiatuddin 1641-1675, ia
dipercaya menjadi mufti dan kadi malikul adil Kesultanan Aceh Darussalam. Ia meninggal pada tahun 1695 dan dimakamkan di dekat muara sungai Aceh.
8. Monumen RI 001