Ekosistem Terumbu Karang Persen Tutupan (Percent Cover) Terumbu Karang Hidup Di Perairan Bagian Barat Pulau Rubiah Nanggroe Aceh Darussalam

Fitria Rasmita Manurung : Persen Tutupan Percent Cover Terumbu Karang Hidup Di Perairan Bagian Barat Pulau Rubiah Nanggroe Aceh Darussalam, 2010. afotik adalah kawasan perairan yang terus-menerus berada dalam kegelapan. Zona afotik ini dibagi lagi menjadi beberapa zona secara berturut-turut, yaitu zona mesopelagik, kedalamannya 700-1000 m, zona batial pelagik, kedalamannya 2000- 4000 m, zona abisal pelagik, kedalamannya 6000 m, dan zona hadal yang kedalamannya antara 6000-10.000 m Nybakken, 1988.

2.2 Ekosistem Terumbu Karang

Karang adalah anggota filum Cnidaria, yang termasuk mempunyai bermacam- macam bentuk tubuh seperti bentuk ubur-ubur, bentuk Hydra air tawar dan bentuk anemon laut. Karang dan anemon laut adalah anggota taksonomi kelas yang sama, yaitu Anthozoa. Perbedaan yang utama adalah bahwa karang dapat menghasilkan kerangka luar dari kalsium karbonat, sedangkan anemon laut tidak. Karang dapat berkoloni atau soliter, tetapi hampir semua karang hermatipik merupakan koloni, dengan berbagai individu hewan karang atau polip menempati mangkuk kecil atau koralit dalam kerangka yang masif Nybakken,1988. Terumbu karang coral reefs merupakan masyarakat organisme yang hidup di dasar perairan laut dangkal terutama di daerah-daerah tropis. Terumbu karang ini terutama disusun oleh karang-karang jenis Anthozoa dari kelas Scleractinia, yang termasuk ke dalam hermatypic coral atau jenis-jenis karang yang mampu membentuk bangunan atau kerangka karang dari kalsium karbonat Vaughan Wells dalam Supriharyono, 1943. Struktur bangunan batuan kapur tersebut CaCO 3 cukup kuat, sehingga koloni karang mampu menahan gaya gelombang air laut. Sedangkan asosiasi organisme- organisme yang dominan hidup di sini adalah algae yang banyak di antaranya mangandung kapur Supriharyono, 2000. Berdasarkan kemampuannya dalam membentuk terumbu karang, dapat dibedakan dua tipe karang berikut, yaitu hermatypic coral dan ahermatypic coral. Fitria Rasmita Manurung : Persen Tutupan Percent Cover Terumbu Karang Hidup Di Perairan Bagian Barat Pulau Rubiah Nanggroe Aceh Darussalam, 2010. Hermatypic coral adalah hewan karang yang dapat membentuk bangunan karang dari kalsium karbonat sehingga sering dikenal dengan reef-building coral. Sedangkan ahermatypic coral adalah hewan karang yang tidak dapat membentuk bangunan karang Supriharyono, 2000. Kemampuan hermatypic coral membentuk kapur tidak lepas dari cara hidup hewan ini. Hewan karang ini dalam keberlangsungan hidupnya bersimbiosis dengan sejenis algae zooxhantellae yang hidup di jaringan-jaringan polip binatang tersebut dan berfotosintesis. Hasil samping dari aktivitas fotosintesis itu adalah endapan kapur, kalsium karbonat. Karena aktivitas fotosintesis itu, maka peran cahaya matahari sangat penting bagi kehidupan karang hermatypic Supriharyono, 2000. Menurut Goreau 1959 dalam Supriharyono 2000, bahwa zooxhantellae merupakan faktor yang essensial dalam proses kalsifikasi atau produksi kapur bagi hermatypic coral atau reef building coral. Kecepatan kalsifikasi ini tidak sama pada setiap spesies. Spesies-spesies tertentu tumbuhnya sangat cepat, yaitu bisa mencapai 2 cmbulan umumnya branching corals, namun ada pula spesies karang umumnya massive corals yang tumbuhnya sangat lambat, yaitu hanya 1 cmtahun. Zooxhantellae adalah algae dari kelompok Dinoflagellata yang bersimbiosis dengan hewan seperti karang, anemon, moluska dan lain sebagainya. Sebagian besar zooxhantellae berasal dari genus Symbiodinium. Jumlah zooxhantellae pada karang diperkiran 1 juta selcm 2 permukaan karang. Dalam asosiasi ini karang memperoleh beberapa keuntungan berupa hasil fotosintesis seperti gula, asam amino dan oksigen sebagai nutrisi bagi karang dan zooxhantellae dapat mempercepat proses kalsifikasi www.terangi.or.idpublications.pdfbiologikarangpdf. Meskipun karang adalah organisme yang utama di terumbu karang, yang membentuk struktur dasar terumbu, namun ada berbagai macam organisme lain yang berasosiasi dengan terumbu seperti terumbu karang sebagai habitat ikan karang dan beberapa invertebrata, sehingga daerah ini mungkin merupakan daerah yang paling beraneka warna dan kaya akan spesies di lingkungan lautan Nybakken, 1988. Fitria Rasmita Manurung : Persen Tutupan Percent Cover Terumbu Karang Hidup Di Perairan Bagian Barat Pulau Rubiah Nanggroe Aceh Darussalam, 2010. Dari sekitar 17.504 pulau yang terdapat di kawasan nusantara, banyak di antaranya dikelilingi oleh terumbu karang. Dan lebih dari 590 jenis karang keras yang termasuk ke dalam 82 genera telah tercatat sebelum bencana Tsunami terjadi Siringoringo, 2007.

2.3 Tipe-Tipe Terumbu Karang