Pengamatan Terumbu Karang Pengukuran Faktor Fisik Kimia Perairan

Fitria Rasmita Manurung : Persen Tutupan Percent Cover Terumbu Karang Hidup Di Perairan Bagian Barat Pulau Rubiah Nanggroe Aceh Darussalam, 2010. geografis yang diukur menggunakan GPS Global Positioning System dan berada pada: a. Stasiun 1 : 05 o 53’018” LU dan 95 o 15’17,29” BT - 05 o 52’59,2” LU dan 95 o 15’18,5” BT b. Stasiun 2 : 05 o 52’32,1” LU dan 95 o 15’31,3” BT - 05 o 52’35,8” LU dan 95 o 15’28,97” BT

3.2 Pengamatan Terumbu Karang

Metode yang digunakan dalam penentuan titik sampling adalah “Purposive Random Sampling” dengan menentukan 2 stasiun pengamatan pada bagian barat perairan pulau Rubiah. Sedangkan metode yang digunakan dalam pengamatan terumbu karang ini adalah menggunakan “Line Intercept Transect” atau “Transek Garis Melintang”. Garis transek diletakkan pada bentuk pertumbuhan karang dengan cara menarik transek sepanjang 50 m sejajar garis pantai sebanyak 3 transek untuk setiap stasiunnya. Jarak antara satu transek dengan transek berikutnya adalah 10 m yang didasarkan pada keputusan KABAPEDAL No. 47 tahun 2001. Penarikan transek dimulai pada saat pertama kali ditemukannya koloni karang hidup. Koloni terumbu karang yang terletak di bawah garis transek diamati dan diukur panjang tutupannya dengan menggunakan meteran, kemudian diambil gambarnya. Pengamatan bentuk pertumbuhan terumbu karang dimasukkan ke dalam 2 bentuk pertumbuhan yaitu, Acropora dan Non Acropora. Acropora dibagi dalam 5 kategori, yaitu branching bercabang, submassive, foliose lembaran, encrusting mengkerak dan digitate menjari. Sedangkan Non-Acropora dibagi dalam 6 kategori, yaitu branching bercabang, massive padat, submassive, foliose lembaran, encrusting mengkerak dan digitate menjari.

3.3 Pengukuran Faktor Fisik Kimia Perairan

Fitria Rasmita Manurung : Persen Tutupan Percent Cover Terumbu Karang Hidup Di Perairan Bagian Barat Pulau Rubiah Nanggroe Aceh Darussalam, 2010. Pengukuran faktor fisik-kimia perairan mencakup:

3.3.1 Suhu

Pengukuran suhu air dilakukan dengan menggunakan termometer air raksa yang berskala 0-100 o C. Termometer dicelupkan ke dalam air dan dibiarkan sampai menunjukkan skala yang konstan.

3.3.2 Penetrasi Cahaya

Pengukuran penetrasi cahaya dilakukan dengan menggunakan keping Secchi. Keping Secchi dimasukkan ke dalam badan air sampai kedalaman tertentu sampai tidak terlihat lagi dari permukaan, kemudian diukur penetrasi cahayanya.

3.3.3 Intensitas Cahaya

Intensitas cahaya diukur dengan menggunakan Luxmeter. Luxmeter diletakkan di tempat terbuka guna menangkap cahaya. Faktor pengali disesuaikan dengan intensitas yang diperoleh.

3.3.4 Salinitas

Salinitas diukur dengan menggunakan Refractometer, dengan cara meneteskan sampel air pada kaca refractometer dengan menggunakan pipet tetes, kemudian ditutup dan dibaca skala yang tertera pada alat tersebut.

3.3.5 Derajat Keasaman pH = potensial of Hidrogen

Fitria Rasmita Manurung : Persen Tutupan Percent Cover Terumbu Karang Hidup Di Perairan Bagian Barat Pulau Rubiah Nanggroe Aceh Darussalam, 2010. Derajat keasaman pH diukur dengan menggunakan pHmeter, dengan cara memasukkan elektroda ke dalam sampel air dan dibaca angka yang tertera pada pHmeter tersebut.

3.3.6 Oksigen Terlarut DO = Dissolved Oxygen

Oksigen terlarut diukur dengan menggunakan metode Winkler. Sampel air yang diambil, dimasukkan ke dalam botol Winkler, kemudian ditetesi dengan MnSO 4 dan KOHKI masing-masing sebanyak 1 ml, dihomogenkan dan didiamkan selama beberapa saat sampai terbentuk endapan berwarna putih atau kecoklatan. Selanjutnya ditambahkan 1 ml H 2 SO 4 lalu dihomogenkan sampai terbentuk endapan coklat. Lalu dititrasi dengan Na 2 S 2 O 3 0,0125 N hingga berwarna kuning pucat. Selanjutnya ditetesi dengan 5 tetes amilum sampai berwarna biru. Lalu dititrasi lagi dengan Na 2 S 2 O 3 0,0125 N sampai sampel air berwarna seperti semula. Jumlah Na 2 S 2 O 3 0,0125 N yang terpakai menunjukkan kadar oksigen terlarut pada perairan tersebut Lampiran A.

3.3.7 Jenis Substrat

Substrat dasar perairan diamati dengan melihat jenisnya dan mengambil contoh substrat perairan.

3.3.8 Kejenuhan Oksigen

Nilai kejenuhan oksigen dalam air diukur untuk mengetahui apakah nilai tersebut merupakan nilai maksimum atau tidak Lampiran D. Harga kejenuhan oksigen dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Kejenuhan = 100 x O O 2 2 t u Fitria Rasmita Manurung : Persen Tutupan Percent Cover Terumbu Karang Hidup Di Perairan Bagian Barat Pulau Rubiah Nanggroe Aceh Darussalam, 2010. Keterangan: O 2 u = Nilai konsentrasi oksigen yang diukur mgl O 2 t = Nilai konsentrasi oksigen sebenarnya pada tabel, lampiran D sesuai dengan temperatur Tabel 3.1 Pengukuran Faktor Fisik Kimia Perairan Beserta Satuan dan AlatMetode yang Digunakan No. Parameter Satuan AlatMetode Tempat Pengukuran 1 Suhu o C Termometer In-situ 2 Penetrasi Cahaya m Keping Secchi In-situ 3 Intensitas Cahaya Candela Luxmeter In-situ 4 Salinitas o oo Refractometer In-situ 5 pH - pHmeter In-situ 6 Oksigen terlarut DO mgl Metode Winkler In-situ 7 Jenis Substrat - - In-situ 8 BOD 5 mgl Metode Winkler dan Inkubasi Laboratorium 9 Kejenuhan Oksigen - Laboratorium

3.4 Analisis Data