Permasalahan Tujuan Penelitian Hipotesis Manfaat Ekosistem Laut

Fitria Rasmita Manurung : Persen Tutupan Percent Cover Terumbu Karang Hidup Di Perairan Bagian Barat Pulau Rubiah Nanggroe Aceh Darussalam, 2010. sangat berpengaruh pada kelangsungan pertumbuhan hewan karang. Siringo-ringo 2007 menyatakan bahwa banyak terumbu karang pada bagian barat ini yang rusak akibat bencana Tsunami. Terumbu karang dan segala kehidupan yang ada di dalamnya merupakan salah satu kekayaan alam yang dimiliki bangsa Indonesia yang tak ternilai harganya. Diperkirakan terumbu karang yang terdapat di perairan Indonesia tersebar luas dari perairan Kawasan Barat Indonesia sampai Kawasan Timur Indonesia. Terumbu karang adalah karang yang terbentuk dari kalsium karbonat koloni karang laut yang bernama polip yang bersimbiosis dengan organisme mikroskopis yang bernama zooxanthellae. Ekosistem terumbu karang bisa dikatakan sebagai hutan tropis ekosistem laut. Ekosistem ini terdapat di laut dangkal yang hangat dan bersih dan merupakan ekosistem yang sangat penting dan memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Biasanya tumbuh di dekat pantai di daerah tropis dengan temperatur sekitar 21 – 30 o C http:oseanografi.blogspot.com200507terumbu- karang.html. Terumbu karang yang terdapat di kepulauan Rubiah masih berada dalam kondisi yang cukup baik, namun bukan berarti bebas dari aktivitas masyarakat, seperti penangkapan ikan di sekitar terumbu karang, penambangan karang, transportasi air dan penyelaman yang dapat mengganggu kehidupan terumbu karang. Sehubungan dengan hal tersebut maka dilakukanlah penelitian tentang “Persen Tutupan Terumbu Karang Hidup di Bagian Barat Perairan Pulau Rubiah Nanggroe Aceh Darussalam”.

1.2 Permasalahan

Terumbu karang yang terdapat di perairan bagian barat pulau Rubiah saat ini dikhawatirkan kondisinya karena banyaknya aktivitas manusia yang dapat berpengaruh terhadap faktor fisik kimia perairan yang secara tidak langsung akan mempengaruhi besarnya persen tutupan terumbu karang hidup di perairan bagian barat Fitria Rasmita Manurung : Persen Tutupan Percent Cover Terumbu Karang Hidup Di Perairan Bagian Barat Pulau Rubiah Nanggroe Aceh Darussalam, 2010. pulau Rubiah. Sejauh ini belum diketahui persentase tutupan terumbu karang hidup di bagian barat perairan pulau Rubiah dan apakah ada hubungannya dengan faktor fisik- kimia perairan terhadap persentase tutupan tersebut.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui persen tutupan terumbu karang hidup dan bentuk-bentuk pertumbuhan terumbu karang di bagian barat perairan pulau Rubiah. b. Untuk mengetahui hubungan faktor fisik-kimia perairan terhadap persen tutupan terumbu karang hidup di bagian barat perairan pulau Rubiah.

1.4 Hipotesis

a. Terdapat perbedaan persen tutupan dan bentuk-bentuk pertumbuhan terumbu karang hidup di bagian barat perairan pulau Rubiah. b. Terdapat hubungan faktor fisik-kimia perairan terhadap persen tutupan terumbu karang hidup di bagian barat perairan pulau Rubiah.

1.5 Manfaat

Adapun manfaat dilakukannya penelitian ini adalah: a. Sebagai masukan bagi pihak-pihak terkait untuk pengelolaan dan pelestarian terumbu karang di masa mendatang mengenai persen tutupan terumbu karang hidup di bagian barat perairan pulau Rubiah. b. Dapat digunakan sebagai informasi bagi peneliti selanjutnya mengenai persen tutupan dan bentuk-bentuk pertumbuhan karang hidup di bagian barat perairan pulau Rubiah. Fitria Rasmita Manurung : Persen Tutupan Percent Cover Terumbu Karang Hidup Di Perairan Bagian Barat Pulau Rubiah Nanggroe Aceh Darussalam, 2010. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ekosistem Laut

Kurang lebih 71 permukaan planet bumi ditutupi oleh air asin. Di bawah permukaan ini, dengan kedalaman air rata-rata 3,8 km dan dengan volume sebesar 1370 x 106 km 3 . Karena pada seluruh volume air yang besar ini terdapat kehidupan, maka lautan merupakan tempat berkumpulnya organisme yang sangat besar di planet bumi. Organisme-organisme ini sangat bervariasi dan dapat dikatakan dapat mewakili semua filum. Organisme-organisme ini dipengaruhi oleh sifat air laut yang ada di sekelilingnya, dan banyak bentuk-bentuk yang umum dijumpai pada hewan maupun tumbuhan yang merupakan hasil penyesuaian diri adaptasi terhadap medium cair dan pergerakannya Nybakken, 1988. Dimulai dengan perairan lautan terbuka, terdapat beberapa bagian baik secara vertikal maupun secara horizontal. Seluruh daerah perairan terbuka disebut kawasan pelagik. Organisme pelagik adalah organisme yang hidup di laut terbuka lepas. Hal ini berbeda dengan kawasan bentik, yang merupakan istilah umum yang membicarakan organisme atau zona dasar laut. Secara horizontal, kawasan pelagik dapat dibagi menjadi dua daerah zona, yakni zona neritik yaitu mencakup massa air yang terletak di atas paparan benua dan zona oseanik yang meliputi semua perairan terbuka lainnya. Sedangkan secara vertikal, dapat dibagi lebih lanjut. Berdasarkan atas tembus cahaya, dibagi menjadi 2 bagian yaitu zona fotik adalah kawasan pelagik yang masih dapat ditembus oleh cahaya, sering juga disebut sebagai zona epipelagik karena zona menjadi sangat penting karena merupakan daerah produktivitas primer di lautan. Zona Fitria Rasmita Manurung : Persen Tutupan Percent Cover Terumbu Karang Hidup Di Perairan Bagian Barat Pulau Rubiah Nanggroe Aceh Darussalam, 2010. afotik adalah kawasan perairan yang terus-menerus berada dalam kegelapan. Zona afotik ini dibagi lagi menjadi beberapa zona secara berturut-turut, yaitu zona mesopelagik, kedalamannya 700-1000 m, zona batial pelagik, kedalamannya 2000- 4000 m, zona abisal pelagik, kedalamannya 6000 m, dan zona hadal yang kedalamannya antara 6000-10.000 m Nybakken, 1988.

2.2 Ekosistem Terumbu Karang