Tombakhutan Parjampalantempat penggembalaan ternak

Dalam upacara-upacara adat, Dalihan na Tolu mempunyai kedudukan yang berbeda-beda sesuai dengan situasi dan kondisi yang telah diatur dalam hukum adat. Seseorang yang na pajonjongkon adat, 46 maka ia berkedudukan sebagai suhut. Suhut dengan dukungan kahanggi harus melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab dengan memegang prinsip Songon siala sampagul, rap tu ginjang rap tu toru, madabu rap margulu, sabara sabustak, salumpat saindage, sigaton lai-lai, yang artinya adalah mereka harus senasib sepenanggungan, berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. Suhut dan kahanggi tidak dapat dipisahkan dan perselisihan paham harus mampu mempererat hubungan keduanya. 47 Fungsi Dalihan na Tolu sangat berkaitan dengan suatu horja atau pekerjaan yang berhubungan dengan urusan adat agar didapatkan kata sepakat. Hasil kata sepakat disebut dengan Domu ni tahi dan dalam hal ini seseorang yang akan mengadakan horja harus menjelaskan apa yang menjadi hajatnya. Masyarakat desa Janji Mauli sangat menjunjung tinggi nilai-nilai adat suku Angkola. Upacara adat seperti Horja Godang dan Mangupa merupakan rangkaian upacara adat perkawinan yang sampai sekarang tetap dilaksanakan secara turun temurun. 48 Upacara mangupa merupakan sarana utama bagi para kerabat untuk menyampaikan doa dan harapan mereka agar pengantin yang baru memasuki gerbang 46 Artinya yang melaksanakan adat. 47 Wawancara dengan Partahian Siregar, di Janji Mauli, 17 Februari 2015. 48 Wawancara dengan Partahian Siregar, di Janji Mauli, 17 Februari 2015. pernikahan memperoleh kebahagiaan dan kesentosaan dalam hidup berumah tangga. 49 Horja godang pesta besar merupakan ritual yang paling tinggi dan besar bagi masyarakat Angkola-Sipirok. Dalam pelaksanaan horja godang ada beberapa langkah yang harus diikuti, yaitu martahi sabagas, martahi gondang, mandohoni, mangalo-alo mora, panaek gondang, maralok-alok, margalanggang, mambuat ipon, kehe tu tapian raya bangunan, mangupa, dan paulak anak boru. 50 Jenis adat yang terdapat pada acara pesta adat masyarakat Janji Mauli tidak terlepas dari adat Angkola. Adapun upacara adat yang berlangsung saat pesta ditentukan oleh perekonomian masyarakat. Semakin seseorang punya harta yang banyak maka semakin besar jugalah upacara pesta yang di lakukannya. Jenis-jenis adat di Angkola adalah Adat Namemek upacara secara kecil atau sederhana, Adat Pakupangi upacara menengahpertengahan, Adat Nagodang upacara adat paling besar. 51 Dalam pelaksanaan upacara adat namenek masyarakat cukup hanya mengundang dongan sahuta dan keluarga dekat, dan membuat hidangan makanan seadanya, yakni ayam. Pada pelaksanaan adat pakupangi masyarakat mengundang semua keluarga yang ada di luar desa, hidangan makanannya adalah kambing. Adat 49 Parlaungan Ritonga dan Ridwan Azhar, Sistem Pertuturan Masyarakat Tapanuli Selatan, Medan, 2002, hal. 2. 50 Ibid., hal. 3. 51 Wawancara dengan Partahian Siregar, di Janji Mauli, 17 Februari 2015. nagodang merupakan adat yang paling besar. Dalam pelaksanaan upacara adat nagodang ini, harus datang seluruh napa napa ni sibual-buali masyarakat se- Kecamatan Sipirok, juga para penatua adat di Angkola-sipirok. Makanan yang dihidangkan adalah kerbau atau lembu. 52 Pada umumnya masyarakat Angkola-Sipirok, secara khusus masyarakat Desa Janji Mauli mengenal holongkasih yang diaplikasikan dengan adat, yaitu adat yang memberi kegembiran suka cita disebut dengan siriaon dan adat yang mendatangkan kesedihan duka cita sering disebut dengan siluluton. Pesta siriaonsuka cita terdiri dari tiga hal, dan kegembiraan itu wajar untuk dipestakan secara adat, yaitu anak lahir, perkawinan, dan memasuki rumah baru. Sedangkan pesta silulutonduka cita terdiri dari tiga hal, yaitu mananom na mate, mangokkal holi, dan mangarasmihon pondom. Keenam hal tersebut jika dilaksanakan secara adat, maka pada setiap peristiwa tersebut akan nampak penerapan holongkasih sayang atau sering disebut dengan paho. 53 Anak tubu anak lahir, adat yang dilakukan ialah adat mangupa, baik itu dengan adat panonga ataupun dengan adat penuh. Pada saat diberlangsungkannya adat ini, maka para ibu-ibu akan berdatangan dari hatobangon atau harajaon membawa beras, kelapa, dan uang yang akan diserahkan kepada yang membuat pesta atau horja ini. Jika keluarga yang dekat yang datang, maka mereka harus membawa ayam dan kain-kain yang akan diserahkan kepada suhut. 52 Lihat hasil musyawarah lembaga Adat-Budaya Kec. Sipirok, op. cit., hal. 109. 53 Ibid., hal. 203.