ii Pesta Gotilon artinya membawa hasil panen ke gereja untuk ucapan
syukur atas panen. Pesta ini biasanya dilakukan pada bulan Juni dan Juli. Penduduk desa secara bersama-sama membawa hasil panennya ke gereja
untuk dimakan bersama. iii
Pesta Panaburnaburon artinya membawa benih ke gereja untuk didoakan agar hasil panen berlipat ganda. Dalam acara ini, masyarakat makan
santan bersama di gereja. iv
Pangurasurason artinya doa agar tanaman padi berbuah dengan baik dibarengi dengan memotong hewan. Acara ini khusus hanya untuk
mendoakan tanaman padi. v
Tombuk Tano artinya Raja AdatBius membuka pekerjaan pertama sekali mengelolah tanah lalu masyarakat huta memulai bekerja di sawah.
Kegiatan ini dilaksanakan pada awal pembukaan lahan yang baru. vi
Marsiadapari artinya bekerja sesama masyarakat melakukan pekerjaan di persawahanperladangan.
4.4 Tradisi Marjambar
Setiap menjelang Natal dan Tahun Baru masyarakat desa Janji Mauli akan mendatangi rumah-rumah tetangga yang menganut agama Islam sambil membawa
bungkusan berisi bermacam-macam kue. Pemandangan serupa juga bisa ditemukan menjelang Idulfitri, manakala para penganut agama Islam mendatangi setiap rumah
penganut agama Kristen untuk mengantarkan bungkusan berisi bermacam-macam kue lebaran. Tradisi seperti itu biasa disebut dengan marjambar.
67
Marjambar berasal dari bahasa sub Batak Angkola Sipirok. “Mar” artinya
melakukan, memperbuat, sedangkan “Jambar” artinya bertukaran atau bergantian.
Apabila kata ini digabungkan maka memiliki makna memberikan secara bergantian. Masyarakat Sipirok memiliki tradisi, berupa memberikan penganan aneka ragam kue
menjelang Idul Fitri oleh pemeluk Islam kepada pemeluk agama Kristen. Sebaliknya oleh pemeluk agama Kristen kepada pemeluk agama Islam menjelang hari Natal dan
Tahun Baru.
Tradisi marjambar sudah berlangsung turun temurun dari suatu generasi ke generasi berikutnya, yang terjadi secara alami tanpa ada komando. Bagi pemeluk
agama Islam dan Kristen mengakui tradisi ini telah membuat hubungan antar umat beragama menjadi lebih terjaga. Karena, hari-hari besar agama Idul Fitri, hari Natal
dan Tahun Baru bukan hanya menjadi hari yang khusus bagi salah satu penganut agama saja. Pengaruhnya-pun sangat bagus terhadap kehidupan sosial masyarakat
sehari-hari. Dengan tradisi ini, aparat keamanan tidak perlu repot-repot melakukan pengamanan rumah-rumah ibadah menjelang Idul Fitri, Natal dan Tahun baru.
Karena masyarakat sudah menyadari pentingnya rasa saling menghormati dan menciptakan kerukunan di antara mereka.
67
Wawancara dengan Luhut Siregar, di Janji Mauli, 25 Februari 2015.