Tabel 2. Jumlah Penduduk yang dimakamkan di desa Janji Mauli No.
Nama Jumlah Keluarga
1 Mangaraja Porkas Siregar
48 jiwa 2
Mangaraja Lalu Siregar 54 jiwa
3 Baginda Martua Raja Siregar
8 jiwa 4
Baginda Nauli Siregar 4 jiwa
5 Baginda Orang Kaya Pohan
58 jiwa 6
Baginda Pangaloan Simatupang 27 jiwa
7 Mata Tupang
28 jiwa 8
Manik 2 jiwa
Sumber: Kantor Kepala Desa Janji Mauli, 1980 Upacara pemakaman sesuai dengan TradisiAdat Sipirok
37
: 1.
Pengkupangi: upacara adat pemakaman dengan memotong kambing. 2.
Marhorja : Pesta adat sebagai penghormatan tertinggi bagi yang meninggal dan harus disertai menyembeli kerbau minimal 1 ekor.
3. Pamasuk Tu Bale : bale merupakan makam sebagai peradaban tertinggi dan
sebagai makam para leluhur dimana anak cucunya telah mampu dan sanggup untuk marhorja tujuh hari tujuh malam serta menyembelih kerbau, lembu.
Kerbaulembu yang disembelih minimal 1 ekor, semakin berhasil anak
37
Wawancara dengan bapak Partahian Siregar, di desa Janji Mauli, 17 Februari 2015.
cucunya biasanya jumlah kerbau yang disembelih semakin banyak. Bale juga merupakan perwujudan adat dan budaya Sipirok serta tidak sembarangan
melaksanakannya. Pelaksana adathorja bale harus dihadiri dan disahkan oleh tokoh adat yang disebut harajaon, hatobangon, haruaya mardobu bulung dan
raja panusunan bulung sebagai pemegang adat Sipirok. Bale yang sudah ada di pemakaman Desa Janji Mauli ada sebanyak 7 bale,
yakni 3 bale marga Siregar, 2 bale marga pohan Simanjuntak, 2 bale marga Simatupang.
3.5 Sistem Mata Pencaharian Masyarakat
Bercocok tanam adalah suatu mata pencaharian pokok bagi penduduk daerah Tapanuli Selatan pada umumnya, dan Janji Mauli pada khususnya. Setiap rumah
tangga yang bertempat tinggal di Janji Mauli memiliki luas areal pertanian yang berbeda-beda, dan sudah diwariskan dari nenek moyangnya.
Sumber kehidupan masyarakat Janji Mauli sangat bergantng kepada alam, yaitu pertanian. Tinggi rendahnya hasil pertanian dan pendapatan masyarakat sangat
tergantung pada luas tanah yang dimiliki setiap keluarga yang tinggal di Janji Mauli. Masyarakat tidak salah menganggap bahwa tanah merupakan barang yang sangat
berharga. Sehingga masyarakat mengatakan bahwa tanah adalah ulos naso ra buruk.
38
38
Bagi suku batak Angkola tanah disebut dengan ulos naso ra buruk. Artinya ulos yang tidak bisa rusak dan membusuk.
Batas kepemilikan lahan ditandai dengan adanya parit dan pohon beringin. Dalam hal pengelolahan lahan, masyarakat membagi kegunaannya sesuai dengan letak lahan
tersebut. Lahan masyarakat dibagi menjadi empat, yaitu tanah sawahpersawahan, tanah
daratperkebunan, parjampalantempat
penggembalaan ternak
dan tombakhutan.
Tabel 3. Luas areal Pertanian Desa Janji Mauli sesuai dengan fungsinya.
Sumber: Kantor Kepala Desa Janji Mauli, 1970
3.5.1 Tanah SawahPersawahan
Luas lahan persawahan milik masyarakat adalah sekitar 280 Ha. Komoditas utama tanaman yang dikelolah masyarakat adalah padi. Adapun jenis tanaman
palawija lainnya seperti kacang tanah, tomat, cabe, dan jagung hanya sekedar untuk mengisi lahan yang masih kosong dan untuk menambah penghasilan masyarakat.
No Fungsi Tanah
Luas Tanah Ha 1
Tanah Sawah 280 Ha
2 Tanah DaratPerkebunan
200 Ha 3
Tombak 100Ha
4 Parjampalan
1 Ha
Total 581 Ha
Tanaman padi sebagai mata pencaharian dan penghasilan utama masyarakat dipanen hanya dalam sekali setahun yaitu pada bulan Juni. Masyarakat menanam padi
pada musim penghujan. Baik yang mengolah tanah pertaniannya milik sendiri, ataupun mengusahakan tanah milik orang lain dengan sistem bagi hasil. Setiap bulan
September dan Desember para petani turun ke sawah untuk mengelola sawahnya. Jika cuaca baik dengan curah hujan cukup, maka para petani lebih mudah dalam
mengelolah tanah sampai dengan menanam memakan waktu 2-3 bulan, sedangkan waktu untuk mendapatkan hasil panen 5-6 bulan dari waktu tanam.
39
Peralatan kerja masyarakat dalam mengelolah persawahan masih sangat tradisional. Dengan mengandalkan seekor kerbau dan sebatang kayu atau luku yang
diletakkan di atas punggung kerbau, dan dibantu dengan tenaga manusia untuk menggerakkan kerbau. Proses ini disebut dengan meluku sawah. Setelah selesai
meluku, masyarakat bergotong royong untuk menanam padi. Biji padi yang ditanam masyarakat adalah biji yang di tanami oleh masyarakat.
Padi yang telah dipanen oleh masyarakat tidak untuk dijual. Masyarakat menyimpan padi tersebut sebagai kebutuhan pangan sehari-hari, dan juga untuk
kebutuhan apabila ada upacara pesta adat. Tanaman yang dikelolah masyarakat setelah panen padi adalah kacang tanah,
tomat, cabe, dan jagung. Sistem pengerjaannya juga masih tradisional, dan masih
39
Wawancara dengan Op. Ersa Siregar, di Desa Janji Mauli, 30 Januari 2015.