Susunan Masyarakat KEHIDUPAN MASYARAKAT JANJI MAULI 1900-1980

geneologis membentuk sebuah kawasan adat yang disebut dengan luhat yang dipimpin oleh Raja Panusunan Bulung. Raja ini dipilih dari antara Raja Pamusuk yang terdapat dalam luhat, khususnya dari pihak turunan “sipungka huta” yang membuka huta di dalam luhat yang bersangkutan. Raja Panusunan Bulung ini selain sebagai kepala pemerintahan, juga sekaligus menjadi pengetua adat atau Raja Adat yang memimpin berbagai kegiatan seperti keagamaan, sosial hingga kegiatan ekonomi di seputar kawasan luhat yang menjadi wilayah kekuasaannya. Dalam menjalankan pemerintahannya, Raja Panusunan Bulung maupun Raja Pamusuk mengacu kepada sistem adat Batak yang mengatur sedemikian rupa dengan berlandaskan prinsip kekerabatan “Dalihan Na Tolu”. Dalam kehidupan bermasyarakat di Desa Janji Mauli, tidak terlepas dari falsafahpandangan hidup Angkola, yaitu Dalihan Na Tolu. Falsafah ini tidak hanya berlaku pada saat diberlangsungkannya sebuah pesta adat, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari untuk membina kerukunan, baik sesama masyarakat, maupun masyarakat yang berada di luar desa Janji Mauli yang pada umumnya beragama Islam. Untuk membentuk karakter dan perilaku kepribadian yang baik pada anak- anak, sejak masih kecil para orang tua mengajarkan Poda Na Lima nasihat yang lima dalam kehidupan sehari-hari. 30 Nasehat tersebut merupakan upaya pembentukan karakter dan kepribadian yang kemudian ditunjukkan dalam pola 30 Wawancara dengan Maratua Pohan, di desa Janji Mauli, 15 Februari 2015. tindakan. Adapun tujuannya adalah sebagai pandangan filosofis dari dasar pembentukan kepribadian. Poda Na Lima terdiri dari Paias Rohamu bersihkan hatimu, Paias Bagasmu bersihkan rumahmu, Paias Parabitonmu bersihkan pakaianmu, Paias Pamatangmu bersihkan badanmu, Paias Pakaranganmu bersihkan lingkunganmu. Paias Rohamu artinya adalah setiap orang harus memiliki mental dan jiwa spiritual yang baik, agar mampu menjadi manusia yang bersih dan berwibawa. Paias Bagasmu atrinya adalah setiap orang harus mencukupi kebutuhan pokoknya dan mempunyai tempat tinggal yang layak dihuni sehingga keluarga itu dapat hidup sejahtera dan bahagia. Paias Parabitonmu artinya setiap orang harus membangun sarana dan prasarana untuk meningkatkan mutu dan kualitas dirinya. Paias Pamatangmu artinya adalah setiap orang harus membangun pemikiran yang jernih ataupun sebuah organisasi supaya dapat menggerakkan pembangunan. Paias Pakaranganmu artinya setiap orang harus melestarikan lingkungan dan menjaga alam yang bersih, sejuk, nyaman, indah, aman, tertib, dan sejahtera. Keharmonisan kehidupan masyarakat Janji Mauli adalah perpaduan antara dua filosofi hidup tersebut. Setiap keluarga yang bertempat tinggal di desa tersebut, haruslah menanamkan nilai-nilai filosofi hidup, Dalihan Na Tolu dan Poda Na Lima pada anak-anaknya. Sehingga menciptakan kerukunan bagi masyarakat. Dalam tradisi Batak Angkola, yang menjadi kesatuan adat adalah ikatan sedarah yang disebut dengan marga. Marga berfungsi sebagai tanda adanya tali persaudaraan di antara masyarakat. Masing-masing puak mempunyai ciri khas nama marganya dan satu puak bisa memiliki banyak marga. Sebagai contoh di Janji Mauli terdapat mayoritas marga Siregar, namun marga lain juga terdapat di dalamnya. Kesemua marga tersebut terjalin hubungan baik sebagai satu kesatuan di dalam adat dan lingkungan desa Janji Mauli. Hubungan kekerabatan masyarakat dalam marga masih tetap utuh terpelihara. Melalui peraturan eksogaminya, 31 perkawinan terjadi tidak hanya antar orang per orang, tetapi merupakan transaksi antara kelompok patrilineal. Kelompok yang memberi anak perempuannya dalam perkawinan memperoleh status terhormat dan lebih tinggi daripada kelompok yang mengambil anak perempuan itu. Lebih tepat lagi, mora atau kelompok pemberi istri merupakan sumber berkah supernatural kepada anak borunya. 32 Status sosial pada masyarakat Janji Mauli ditandai dengan pangkatjabatan yang dimiliki seseorang, dalam hal ini, biasanya adalah Kepala Kampung, Penetua Adat, dan Pendetapengurus di gereja. Masyarakat tidak mengenal sistem kelas sosial yang diukur secara materi. Bagi masyarakat Janji Mauli, hamoraon kekayaan dimanifestasikan dalam bentuk perbuatan. Tidak berbeda dengan Orang Angkola 31 Eksogami adalah prinsip perkawinan yg mengharuskan orang mencari jodoh di luar lingkungan sosialnya, spt di luar lingkungan kerabat, golongan sosial, dan lingkungan pemukiman. 32 Lance Castles, op. cit., hal. 17. pada umumnya, masyarakat lebih memandang nilai hamoraon sebagai habisukon kearifan. Oleh karena itu, masyarakat Angkola lebih menghargai halak na bisuk 33 dibandingkan dengan orang yang kaya tetapi tidak arif. Orang yang memiliki harta kekayaan yang banyak, tetapi tidak arif, adalah orang yang miskin dalam pandangan orang Angkola. Kehidupan bertani tidak boleh terlepas dari kehidupan sehari-hari masyarakat Janji Mauli, karena bertanilah mata pencaharian utama masyarakat. Maka dalam hal bertanian, masyarakat hidup saling berdampingan, mengandalkan simbiosis mutualisme. Sistem gotong royong menjadi senjata bagi masyarakat untuk menyelesaikan pekerjaan, atau lebih tepatnya masyarakat mengenalnya dengan sistem Marsiadapari. 34 Demikianlah juga dalam hal pesta dan kegiatan-kegiatan lainnya yang ada pada masyarakat, mereka saling menolong untuk membangun kehidupan di desa tersebut. Hubungan kekeluargaan yang erat dalam masyarakat desa Janji Mauli juga tercermin dalam pola perilaku masyarakatnya. Para perantau atau keluarga yang datang berkunjung ke desa atau pulang kampung pada saat liburan, tidak bisa langsung masuk ke desa. Masyarakat yang tinggal di desa menunggu mereka di tepi jalan, simpang desa Janji Mauli dan bersama-sama berjalan menuju desa, masyarakat 33 Halak na bisuk artinya orang yang arif dan bijaksana. 34 Marsiadapari adalah melakukan pekerjaan dengan cara bekerjasama di ladangpersawahan. menyebutnya dengan mangalo-alo. Apabila perantaukeluarga yang datang membawa makanan, makanan tersebut dibagi kepada masyarakat yang bermukim di desa. Dalam mempererat hubungan sesama umat beragama masyarakat membuat pekumpulan. Setiap malam Jumat para muda-mudi dan orang tua berkumpul dan saling bertukar pikiran, dilaksanakan secara bergiliran di rumah penduduk. Dan setiap Malam Minggu para warga berkumpul di Gereja HKBP untuk persiapan gereja hari Minggu. Masyarakat luar menyebut desa Janji Mauli dengan julukan Jerusalem, karena seluruh penduduk desa Janji Mauli beragama Kristen dan mampu menjaga kerukunan dengan masyarakat luar desa yang beragama Islam. Menjaga kerukunan dan meningkatkan rasa kekeluargaan yang sangat erat antar masyarakat menjadi tugas bagi setiap individu di desa Janji Mauli.

3.3 Lembaga Adat

Dalam kehidupan masyarakat adat terdapat lembaga-lembaga adat yang muncul dan lahir secara alamiah. Kelembagaan adat ini tidak seperti lembaga- lembaga yang lainnya, tetapi memiliki keunikan tersendiri, sebab merupakan lembaga yang secara turun temurun sudah ada sejak zaman nenek moyang. Peran lembaga adat ini sangat besar, terutama dalam pelestarian dan penjagaan terhadap pawang-pawang hutan adat yang ada di beberapa titik kawasan hutan yang kita kenal dengan hutan adat. Selain itu, fungsi dari lembaga adat juga terdapat dalam pelaksanaan upacara pesta adat. Lembaga ini merupakan wadah para fungsionaris adat untuk memperbincangkan segala sesuatu yang perlu dan yang berguna bagi setiap masyarakat. Lembaga adat masyarakat Janji Mauli berada di bawah lembaga adat Kuria Baringin, Kuria Baringin merupakan suatu kesatuan sosial yang teritorialnya melingkupi beberapa masyarakat hukum desahuta dan masing-masing huta tetap merupakan kesatuan-kesatuan yang berdiri sendiri. Adapun tujuan dari lembaga adat ini adalah : i Mendoakan agar setiap warga yang sudah kawin mempunyai keturunan, keturunan ini adalah orang yang nantinya membawa nama orang tuanya jika kelak sudah tua. ii Mendoakan agar setiap warganya makmur dalam hal pangan dan ternak, segala sesuatu yang dikerjakan oleh masyarakat dapat berbuah dan menghasilkan. iii Membantu agar setiap warganya memiliki rumah tempat tinggal, agar terlindung dari terik matahari, hembusan angin, dan tidak kena hujan. iv Melindungi agar setiap warganya dalam keadaan aman dan tertib pada malam hari dan siang hari, dan apa yang diusahakannya di luar kebun aman. v Mendoakan agar setiap warga dalam keadaan sehat. vi Memberi nasehat kepada masyarakat agar bersih lahir batin, dan setiap warganya cinta kepada kampung halaman, tanah tumpah darah, dan memperkuat semaangat nasionalismenya. 35 Meskipun lembaga adat Janji Mauli berada di bawah hukum wilayah Kuria Baringin, tetapi masyarakat Janji Mauli tetap memiliki struktur pengurusan dan tata susunan. Masyarakat Janji Mauli mengutus kepala kampung sebagai ketua adat, yaitu Mangaraja Porkas Siregar. Segala aktivitas masyarakat dipusatkan kepada kepala kampung dan ketua adat karena dianggap mengetahui segala peraturan-peraturan pemerintahan dan juga peraturan adat. Peran dan fungsi seorang ketua adat pada umumnya dibagi dalam tiga bidang, 36 yaitu : 1. Urusan tanah. 2. Penyelenggaraan tata tertib sosial dan tata tertib hukum supaya kehidupan dalam masyarakat hukum desa berjalan sebagaimana mestinya, supaya mencegah adanya pelanggaran hukum. 3. Usaha yang tergolong dalam penyelenggaraan hukum untuk mengembalikan tata tertib sosial dan tata tertib hukum serta keseimbangan menurut ukuran yang bersumber pada pandangan yang religio-magis. Struktur lembaga adat beserta tugasnya yang terdapat pada masyarakat Janji Mauli di atur sesuai dengan “Dalihan Na Tolu”. Hula-hula fungsinya adalah untuk 35 Wawancara dengan bapak Partahian Siregar, di desa Janji Mauli, 16 Februari 2015. 36 Bushar Muhammad, Asas-Asas Hukum Adat, Jakarta : Pradnya Paramita. 2006, hal. 28. memberikan keputusan pada setiap kegiatan adat. Dongan Tubu fungsinya adalah mengatur pelaksanaan kegiatan adat, dan Boru berfungsi untuk mempersiapkan segala sesuatu keperluan adatnya.

3.4 Pemakaman Masyarakat

Sejak berdirinya desa Janji Mauli tahun 1900, tentu diiringi dengan adanya perubahan keadaan penduduk. Salah satu penyebab adanya perubahan tersebut adalah kematian. Para pendiri desa telah mempersiapkan lahan yang diperuntukkan untuk pemakaman atau pekuburan yang disebut Pekuburan Janji Mauli. Warga yang pertama sekali dimakamkan di pekuburan tersebut adalah Op. Mina Boru ibunda dari Mangaraja Porkas Siregar pada tahun 1935. Tabel 2. Jumlah Penduduk yang dimakamkan di desa Janji Mauli No. Nama Jumlah Keluarga 1 Mangaraja Porkas Siregar 48 jiwa 2 Mangaraja Lalu Siregar 54 jiwa 3 Baginda Martua Raja Siregar 8 jiwa 4 Baginda Nauli Siregar 4 jiwa 5 Baginda Orang Kaya Pohan 58 jiwa 6 Baginda Pangaloan Simatupang 27 jiwa 7 Mata Tupang 28 jiwa 8 Manik 2 jiwa Sumber: Kantor Kepala Desa Janji Mauli, 1980 Upacara pemakaman sesuai dengan TradisiAdat Sipirok 37 : 1. Pengkupangi: upacara adat pemakaman dengan memotong kambing. 2. Marhorja : Pesta adat sebagai penghormatan tertinggi bagi yang meninggal dan harus disertai menyembeli kerbau minimal 1 ekor. 3. Pamasuk Tu Bale : bale merupakan makam sebagai peradaban tertinggi dan sebagai makam para leluhur dimana anak cucunya telah mampu dan sanggup untuk marhorja tujuh hari tujuh malam serta menyembelih kerbau, lembu. Kerbaulembu yang disembelih minimal 1 ekor, semakin berhasil anak 37 Wawancara dengan bapak Partahian Siregar, di desa Janji Mauli, 17 Februari 2015.