44
dzikir rituallisan terlebih dahulu, jika hal ini dilakukan, insya Allah akan menjadikan hati dan jiwa kita bersih dan suci.
63
3. Tujuan Dzikir
Adapun tujuan
berdzikir adalah
mensucikan jiwa
dan membersihkan hati serta membangunkan nurani. Hal ini yang ditunjukkan
Allah SWT dalam firman-Nya: …Vg
n?6 KL
;VJ9 ]M
S.sV H L
Ž• •
Ž• 9‘UT9g
6M 9ubV
FG9sThV s
GVm H9 ’
- “Œ L
s +
U\ P
\}•9g 6 8
“Bacalah apa yang Telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab Al Quran dan Dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari
perbuatan- perbuatan keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah shalat adalah lebih besar keutamaannya dari ibadat-ibadat yang
lain. dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan”
. Q.S. Al-Kanbuut: 2945.
Tujuan dari kegiatan dzikir, tentunya adalah menyikap sisi dalam kehidupan manusia untuk sama-sama merasakan hidangan Allah SWT.
Dan tentunya, tujuan dzikir taubah itu bercorak moral, seperti membina kejujuran, kesabaran, cinta sesama, penyantun dan mempertajam kepekaan
sosial kecerdasan spiritual.
64
4. Manfaat Dzikir
63
M. Arifin Ilham, Harakat Zikir Jalan Taat Menuju Allah, Jakarta: Intuisi Pres, 2003, Cet. Ke-1, h. 57
64
Samsul Yakin, Menghampiri Illahi Melalui Zikir Taubah: Ikhtiyar M. Arifin Ilham, Membangun Masyarakat Spiritualis-Humanis,
Depok: Darul Akhyar Semesta Ilmu, 2002. Cet. Ke-1,h 5
45
Dzikir yang dilakukan seorang hamba, sangatlah memiliki manfaat yang besar bagi tingkat keimana serta ketakwaan atau ibadah seorang
hamba. Selain itu, dzikirpun mampu memberikan ketenangan batin seorang hamba manusia yang bergelut ditengah bobroknya kehidupan
dunia. Sesuai dengan pendapat Drs. A. Sayuti dalam buku “Percik-percik
kesucian”: Sungguh manakala pengalaman dzikir telah mersap didalam hati seorang
hamba Allah, maka buah dzikir itu akan tampak tanda-tandanya dalam setiap perbuatan dan perkataannya. Lidah orang-orang ahli dzikir tidak
mempercakapkan kecuali nama-nama-Nya, tubuh mereka tidak bergerak kecuali untuk menjalankan perintah-Nya, dan pikiran merka tidak bersih
dari kotoran, kata-katanya bebas dari kebohongan, kekejian, hasutan dan fitnah. Pikiran bening, bersinar dan memancarkan kebenaran
karenamendapat petunjuk dari Tuhan, pendeknya tidak mereka mengutarkan apa yang dikandung hati dan hati mereka milik rahasia
batin.
65
Tidak ada salahnya jika penulis memaparkan manfaat dzikir yang lain, diantaranya:
Pertama. Meningkatkan kedekatan dan kecintaan kepada Allah
SWT, sebagaimana firman Allah: ~Š H_
T ~8 ” I9g
Zk \ \H FGVm
J k ’
s qr L
FG“Œ J k
’ ~8
h I9g I• \ f V
678 yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram
dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram Ar-Rad:1328.
65
As-Sayuti, Percik-percik Kesufian, Jakarta: Pustaka Imani, 1996, Cet. Ke-1, h. 163- 164
46
Kedua. Dzikir yang dilakukan secara teratur akan menuntut
pelakunya senantiasanya mampu mengendalikan hati dan pikiran, dapat menjernihkan pikiran dan kesadaran untuk memahami akan keberadaan
dirinya. Ketiga.
Memperoleh cahaya nur dari Allah yang dapat menerangi jalan hidupnya serta diampunkan segala dosanya yang telah lalu
disebabkan kuatnya belenggu syetan karena tipisnya iman. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT:
z] [
~Š H_ T
–\—V: _
˜GVm : T-G {um
6`8
9 d; =
T Gsk uJ š L
678 \„
H_ F›g‡•
XsVJ œ
•dS9s€[ ks
AFGUž J n o
t h\ Ÿf
}
PHqŒ ~• T U9hV
k {h d
6F8 “Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah dengan menyebut nama
Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang. Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan
malaikat-Nya memohonkan
ampunan untukmu,
supaya dia
mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya yang terang. dan adalah dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman”.
Q.S. Al-Ahzab: 3341-43.
Keempat. Zikrullah menghilangkan kemunafikan
Al-Imam Ibnu-Qayyim
mengatakan bahwa
banyak-banya berdzikirlah dapat menghilangkan kemunafikan karena ciri-ciri orang
munafik adalah sangat sedikit dzkirnya kepada Allah SWT, sebagaimana disebutkan dalam surah An-Nisaa’ ayat 142:
•P ~•
b ThV
P 9 ¡
_ \„
XZ n
9: 9H
Ž•
9H ‡ m
P G
ˆ• •T
qr ]
GmJ _
•r ¢u
9H 6`78
47
“Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka
berdiri dengan malas. mereka bermaksud riya dengan shalat di hadapan manusia. dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali”.
Q.S. An-Nisaa’: 4142.
66
Kelima. Dapat menghapus dosa-dosa yang dilakukan oleh seorang
hamba, sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Al-Imran ayat 135: ]£Š H_
9: \
\9D ,z .9 9D
U L
h 9
Xœ‡ fbp L Gum9:
_ GubV S=
9D X Z k pJ
G bV ]¤ pŸH
•r X9
5-.6 g
\ \9D
X\„ ] h
\ 6`F 8
“Dan juga orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun
terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya
itu, sedang mereka Mengetahui”.
Q.S. Al-Imran: 3135. Ternyata banyak sekali manfaat dzikir yang kita peroleh apabila
kita melakukannya bahkan orang Islam yang tidak pernah berdzikir dan berdo’a kepada Allah maka kehidupannya dalam kesempitan, di hari
kiamat dibangkitkan dalam keadaan buta, mudah terjerumus ke jurang kehancuran, berteman dengan syetan serta gampang tergoda oleh
keindahan dunia sehingga jiwanya tidak tenang dan gampang terkena stres dan penyakit jiwa lainnya.
66
M. Arifin Ilham dan Debby Nasution Hikmah Dzikir Berjama’ah, Jakarta: Republika, 2003, Cet. Ke-1, h. 13
48
49
BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG OBYEK PENELITIAN
A. Syaikh Abdul Qadir al-Jailani
1. Riwayat Hidup dan Pendidikan Syaikh Abdul Qadir al-Jailani
Syaikh Abdul Qadir al-Jailani lahir di kota Jilan pada tahun 470H1077M dan wafat di kota Baghdad pada tahun 561H1166M. Syaikh
Abdul Qadir al-Jailani sebagai ulama yang ahli fiqh dan ushul fiqh dalam Mazhab Hanbali beliau seorang sufi besar di zamannya, dan pendiri
Tarekat Qadiriah. Ia juga disebut dengan nama Abdul Qadir Al-Jili. Di Baghdad ia dikenal dengan panggilan al-Jami. Nama lengkapnya adalah
Muhyiddin Abu Muhammad Abdul Qadir bin Abi Salih Zangi Dost al-Jili. Ada pula yang mengatakan bahwa nama lengkapnya adalah Muhyiddin
Abu Muhammad Abdul Qadir bin Abi Salih Zangi Dost Musa bin Abi Abdillah bin Yahya az-Zahid Muhammad bin Daud bin Musa bin Abdillah
bin Musa al-Jun bin Abdul Muhsin bin Hasan al-Musanna bin Muhammad al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib RA. Menurut garis keturunan ini, ia
termasuk cucu Nabi Muhammad SAW.
67
Syaikh Abdul Qadir al-Jailani lahir dan dididik dalam lingkungan keluarga sufi. Ia tumbuh di bawah tempaan ibunda yang bernama Fatimah
binti Abdullah as-Sauma’i dan kakeknya Syekh Abdullah as-Sauma’i, yang
67
Abdullah Taufik. Dr. Prof. Ensiklopedi Islam, Jakarta, PT. Ichtiar Baru Van Hoeve,
1999, jilid 1, Aba-Far, h.17.