23
BAB II KERANGKA TORI DAKWAH ISLAM, DZIKIR, KESEHATAN MENTAL
DAN PONDOK PESANTREN AL-ISHLAH
A. Dakwah Islam
1. Pengertian Dakwah
Secara etimologi, kata dakwah berasal dari bahasa Arab yang
berarti seruan, ajakan, atau jamuan. Bentuk kata tersebut dalam bahasa Arab disebut masdar, diambil dari kata kerja
- yang berarti
menyeru, memanggil, mengajak atau menjamu.
22
Dalam Kamus Kontemporer Arab – Indonesia yang disusun oleh Atabik Ali dan Ahmad
Zuhdi Muhdlor, dakwah diambil dari kata –
- yang berarti
panggilan atau seruan.
23
Pengertian tersebut banyak terdapat dalam Al- Quran, surat Yunus ayat 25:
+, -.
012 3 5
67 8 “Allah menyeru manusia ke darussalam surga, dan menunjuki orang
yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus Islam”. Sejalam dengan pandangan di atas, Mansyur Amin memberikan
makna dakwah secara bebas sebagai berikut:
24
22
Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 1990, Cet. Ke-8, hal 127.
23
Atabik Ali, Ahmad Zudli Muhdlor, Kamus Kontemporer Arab-Indonesia, Yogyakarta: Yayasan Ali Maksum, 1998, Cet. Ke-3, hal. 895.
24
Mansyur Amin, Dakwah dan Pesan Mora, Yogyakarta: Al-Amin Perss, 1997, Cet ke-1, hal 8.
24
a. Mengharap dan berdo’a kepada Allah
Makna ini sesuai dengan pengertian yang terdapat pada Al-Quran, Surah Al-Baqarah ayat 186, yaitu:
9: ;9
= ?A
B C9D
FG9H I J.AKL
MN O
9: 8P
J R S
D 9D
T U9 JV W
XZ[ \9
] _G 6` 8
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang aku, Maka jawablah, bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan
permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi segala perintah-Ku dan hendaklah
mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran”.
b. Memanggil dengan suara lantang, makna ini sesuai dengan Al-Quran,
Surat Al-Rum ayat 25, yaitu: bc d S
P L e f 9g
h +i 3j
c FGV k lX\
9: Xm
T n o
6i 3j 9:
3p L P
A GV 67 8
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah berdirinya langit dan bumi dengan iradat-Nya. Kemudian apabila dia memanggil kamu sekali
panggil dari bumi, seketika itu juga kamu keluar dari kubur”.Q.S. Ar- Rum30:25
c. Mendorong seseorang untuk memeluk sesuatu keyakinan tertentu,
makna ini sesuai dengan Al-Quran, Surat Al-Baqarah ayat 221, yaitu: qr
9.sT9g t um - vhV
?w1 d
x U9 z {j
|z} U95 -G
n o
;zum - v5 9
XsUS R
L s
qr 9.sT\g
~• m - vhV ?w1
d T U9
? ; \9
N U95
25
-G n
o ;0
- v5 9
Xs R
L s
;€[ 9 KL
P
•T z•}
RV G bV
hV c d pV: C k
~ o• ; c d S
• •}
XZ[ \9
P G_muJ S
677`8 “Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka
beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. dan janganlah kamu menikahkan
orang-orang musyrik dengan wanita-wanita mukmin sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang
musyrik, walaupun dia menarik hatimu. mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. dan Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya perintah-perintah-Nya kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran”. Q.S. Al-baqarah2:221.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata dakwah memiliki dua arti yaitu: “1 penyiaran, propaganda: 2 penyiaran agama dan
pengembangan di kalangan masyarakat: seruan untuk memeluk, mempelajari dan mengemalkan ajaran agma.” Dalam Ensiklopedia Islam,
dakwah yang berarti setiap kegiatan yang menyeru, mengajak, dan memanggil untuk beriman dan taat kepada Allah SWT sesuai dengan garis
aqidah, syariat, dan akhlak Islamiah.
25
Sedangkan pengertian dakwah dari segi terminologi tersebut ada beberapa pendapat, namun tidak jauh berbeda, terkadang pendapat yang
satu dengan yang lain saling melengkapi. Prof. Toha Yahya Oemar, M.A. Dalam bukunya, Ilmu Dakwah,
mendefinisikan dakwah sebagai berikut: Dakwah adalah mengajak
25
Kafrawi Ridwan, dkk., Ensiklopedia Islam, Jakarta: P.T. Ichtiar Baru van Hoeve, 1999, Cet. Ke-6, h,181
26
menusia dengan bijaksana pada jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di dunia dan akhirat.
26
K.H. Didin Hafidudin, memberikan pengertian yang intregalistik bahwa dakwah merupakan “suatu proses yang berkesinambungan yang
dilakukan oleh para pengemban dakwah untuk mengubah sasaran dakwah agar bersedia mesuk ke jalan Allah secara bertahap menuju perikahidupan
yang Islami.”
27
Dari pengertian ini dapat dipahami bahwa dakwah adalah sebuah proses pengaktualisasian atas keimanan seseorang dengan berbagai upaya-
upaya agar kualitas diri dan masyarakatnya meningkat. Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Drs.
Amrullah Ahmad bahwa dakwah merupakan: Aktualisasi iman yang dimanifestasikan dalam suatu kegiatan manusia beriman dalam bidang
kemasyarakatan yang dilaksanakan secara terartur untuk mempengaruhi cara merasa, berfikir, bersikap, dan bertindak manusia pada tataran realitas
pada individual dan sosio-kultural dalam rangka mengusahakan terwujudnya ajaran Islam dalam semua aspek kehidupan dengan cara
tertentu.
28
Prof. H. M. Arifin, M, Ed. mendefinisikan dakwah sebagai berikut: suatu kegiatan ajakan, baik dalam bentuk lisan, tulisan, tingkah laku, dan
sebagainya yang dilakukan secara sadar dan berencana dalam usaha
26
Toha Yahya Oemar, Ilmu Dakwah, Jakarta: Wijaya, 1997, Cet. Ke-1, h. 1
27
Didin Hafidudin, Dakwah Aktual, Jakarta: Gema Insani Perss, 1998, Cet. Ke-1, h. 77
28
Amrullah Ahmad, ed, Dakwah Islam dan Perubahan Sosial, Yogyakarta: PLP2M, 1985, Cet. Ke-2, h. 11
27
mempengaruhi orang lain, baik secara individu maupun secara kelompok agar timbul dalam dirinya suatu pengertian, kesadaran, sikap penghayatan,
dan pengamalan terhadap ajaran agama sebagai Message yang disampaikan kepadanya tanpa ada unsur-unsur paksaan.
29
Dr. Hamzah Ya’kub memberikan pengertian dakwah secara umum dan khusus. Dakwah secara umum ialah “suatu pengetahuan yang
mengajarkan seni dan tehnik menarik perhatian orang guna mengikuti ideologi dan pekerjaan tertentu”. Dengan kata lain, ilmu yang mengajarkan
cara mempengaruhi
alam pikiran
manusia. Dakwah
berusaha “menyeberangkan” alam pikiran manusia kepada suatu ideologi tertentu.
Sedangkan dakwah secara khusus dalam Islam ialah “mengajak manusia dengan hikmah kebijaksanaan untuk mengikuti petunjuk Allah dan Rasul-
Nya”. H.S.M. Nasaruddin Latif, mendefinisikan dakwah sebagai “setiap
usaha atau aktivitas dengan lisan, tulisan, dan sebagainya, yang bersifat menyeru, mengajak, dan memanggil manusia lainnya untuk beriman dan
mentaati Allah SWT, sesuai dengan garis-garis akidah dan syari’ah serta akhlak Islamiyah”.
30
Bertitik tolak dari beberapa definisi dakwah yang telah dikemukakan di atas, terlihat bahwa dakwah telah menjadi kewajiban
setiap Musmin di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Kewajiban
29
H. M. Arifin, Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi, Jakarta: Bumi Aksara, 2000, Cet. Ke-5, h. 6
30
H.S.M. Nasaruddin Latif, Teori dan Praktek Dakwah Islamiyah, Jakarta: Firma, 1971, Cet, ke-1,h, 11
28
tersebut sesuai dengan kesanggupan dan proporsinya. Hal ini diungkapkan dengan Al-Qur’an sebagai berikut;
s 3V Xs} o
z•KL P
-G9 V P
G D .
GU\zpDƒ k
P ZUT
6 FG9s}hV
;€[ 9 KL
X\„ ] 9
VbhV 6` 8
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari yang
munkar merekalah orang-orang yang beruntung”. Q.S. Al-Imran3;104 Maruf: segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah;
sedangkan munkar ialah segala perbuatan yang menjauhkan kita dari pada- Nya.
Dalam hadist Rasulullah SAW:
ﻡ ﻡ ﻡ
+ , - . . 012
ﻥ 2 . 012 4
5 2ﻡ
6
“Diriwayatkan dari Abu Sa’id al-Khudri r.a. ia berkata: Saya pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda. “Siapa yang melihat sebuah
perbuatan munkar, haruslah mengubahnya dengan tangannya tindakan. Jika tidak sanggup, maka dengan mulutnya kata-kata. Jika tidak
sanggup pula, maka dengan hatinya ketidak setujuan namun yang terakhir ini merupakan menifestasi yang paling lemah”. H.R. Muslim.
31
Dari uraian di atas, dapat dirangkum bahwa dakwah adalah sebuah proses berkesinambungan harus dibangun oleh unsur kesadaran,
keteraturan, peningkatan, dan fleksibilitas. Karena itu aplikasi dakwah harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada. Allah SWT
memberikan rambu-rambu kebijaksanaan untuk orang-orang beriman
31
Abu Zakariyya Yahya ibn Syaraf an Nawawi, Riyad as-Salihin, Bairut: Dar al-Fikr 1992, t, c,. h, 67
29
dalam melaksanakan dakwah yang terdapat dalam ayat Al-Qur’an yang berikut:
NU 8…J
= ;
k z
hs V k
z9f hV
z T‡ z V ZV
A ?
1_ k
ˆ „ ‡
d L •P
;‰k \„
+ L
h k •…‡`
c L J
= \„
+ L
~Š S ZhV
k 6`7 8
“Serulah manusia kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya
Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat
petunjuk”. Q.S. Al- Nahl16:125.
Hikmah: ialah perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dengan yang bathil.
Dalam ayat tersebut terkandung tiga prinsip pelaksanaan dakwah yaitu: a.
Hikmah, yaitu yang berlandaskan informasi tentang hakikat kehidupan psikologi manusia suatu kebijaksanaan yang diambil berdasarkan atas
pertimbangan matang sebagai objek dakwah. Informasi tersenut merupakan bahan pengetahuan yang secara obyektif mengambarkan
tentang kehidupan manusia dalam segala dimensi dan aspeknya menurut situasi dan kondisi yang melengkapinya.
b. Mau’izah hasanah, yaitu perilaku yang dinyatakan dalam bentuk
penasihatan atau ajakan serta keterangan-keterangan yang disampaikan dengan metode yang ckup baik dilihat dari segi kedayagunaan
psikologi manusia.
30
c. Sistem penyampaian secara tatap muka face to face meeting antar
pribadi dan kelompok yang dilakukan secara tertib dan berlangsung secara konsisten atas dasar pendekatan-pendekatan psikologi.
32
2. Tujuan Dakwah