55
Abdurrahman al-Maraqi, memuat legenda dan kisah-kisah ajaib
Syaikh Abdul Qadir al-Jailani. f.
Lubabal-Ma’ani fi Tarjamah Lujain ad-Dani fi Manaqib Sayyidi asy- Syekh’Abdul-Qadir
oleh Abu Muhammad Salih Mustamir al-Hajian al- Juwani,
memuat kisah kehidupan dan kekramatan Abdul Qadir al- Jailani.
74
4. Dzikir Syaikh Abdul Qadir al-Jailani tertulis di lampiran.
B. Pondok Pesantren Al-Ishlah
1. Latar Belakang Berdirinya Pondok Pesantren Al-Ishlah
Berdirinya pondok pesantren di Indonesia sering memiliki latar belakang yang sama, dimulai dengan usaha seorang atau beberapa orang
secara pribadi atau kolektif, yang berkeinginan mengajarkan ilmu pengetahuan kepada masyarakat luas. Mereka membuka kesempatan
pengajian secara sederhana kepada penduduk setempat. Biasanya pengajian yang mula-mula dilaksanakan adalah berlatih membaca Al-
Qur’an di Mushallah atau Masjid yang sederhana. Beberapa waktu kemudian tumbuh kesadaran masyarakat terhadap pengetahuan dan
kelebihan yang dimiliki mereka yang mengajar sehingga penduduk sekitar belajar menuntut ilmu agama. Akhirnya mayarakat memanggil pengajar
74
Abdullah Taufik Dr. Prof. Ensiklopedi Islam, Jakarta, PT. Ichtiar Baru Van Hoeve,
1999, jilid 1,h. 153
56
dengan predikat kiai, khusus di Jawa Barat disebut ajengan, sedangkan mereka yang menuntut ilmu disitu disebut santri.
75
Pada mulanya Pondok Pesantren Al-Ishlah ini hanya melakukan pengajian rutin di Mushallah-mushallah yang ada di lingkungan Desa
Tanjung Sari, kemudian masyarakat merespon dengan kegiatan yang dilakukan Pondok Pesantren ini, maka terlahirlah Pondok ini pada tahun
1975 M, yang dipimpin oleh KH. Ahmad Dasuki Harun. ketika Pesantren ini mulai berkembang, banyak sekali orang yang syirik dan menghasyut
Pondok Pesantren ini, sehingga mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas untuk didengar.
76
KH. Ahmad Dasuki Harun terus tetap pada pendirian, apa yang dia niatkan untuk memajukan pendidikan, mengembangkan dakwah dan
mengharumkan syiar Islam. Pada tahun 1985 Pemda Kabupaten Bekasi mensyahkan Pondok Pesantren ini dengan berbadan hukum. Tahun 1986
Pesantren mendirikan Madrasyah Ibtidaiyah, tahun 1988 mendirikan Madrasyah Tsanawiyah, dan pada tahun 1990 mendirikan Madrasyah
Aliyah. Pondok Pesantren ini terus berkembang, karena masyarakat menyaksikan bahwa lulusan Pondok Pesantren ini memiliki potensi yang
sangat baik di lingkungan masyarakat.
77
Oleh karena itu orientasi Lembaga Pendidikan Al-Ishlah bertujuan untuk mendidik dan membina generasi muda muslim yang handal dalam
75
Sukamto, kepemimpinan kiai dalam pesantren, LP3ES, Jakarta 1999. hal, 41-42.
76
Wawancara, KH. Ahmad Dasuki Harun, tanggal 11 Mei 2007.
77
Ibid.
57
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki pribadi muslim yang benar-benar bertaqwa kepada Allah SWT, sehingga Pondok Pesantren ini
telah meluluskan dari tahun 1985-2006 berkisar 7500 orang lulusan. Pondok Pesantren ini belum merasa puas akan hasilnya, pada tahun 2004
Pesantren ini mencoba mengajak masyarakat sekitar untuk melaksanakan kegiatan dzikir bulanan, masyarakatpun merespon ajakan pimpinan
Pondok Pesantren tersebut. Tahun 2006-2007, banyak masyarakat yang mengikuti kegiatan dzikir di Pondok Pesantren Al-Ishlah ini, bahkan ada
jama’ah yang berasal dari luar lingkungan pondok hampir 135 orang.
78
2. Tujuan, Visi dan Misi Pondok Pesantren Al-Ishlah