b. membuat mekanisme pengaduan Konsumen yang dirugikan oleh pelaku di Lembaga Jasa Keuangan; dan c. memfasilitasi penyelesaian pengaduan
Konsumen yang dirugikan oleh pelaku di Lembaga Jasa Keuangan sesuai dengan peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan.
C. Upaya Terhadap Perlindungan Data Nasabah Pengguna Internet
Banking
Lebih lanjut mengenai apa yang mana dari masing-masing peraturan perundangan ataupun ketetapan Bank Indonesia serta Otoritas Jasa Keuangan
di sebutkan apa saja bentuk dari perlindungan bagi nasabah internet banking yang tertuang dalam Pasal-Pasal berikut:
Peraturan Bank Indonesia Nomor 915PBI2007 Tentang Penerapan Manajemen Risiko Dalam Penggunaan Teknologi Informasi Oleh Bank
Umum, di dalam Bab Peraturan tersebut terdapat upaya perlindungan data nasabah pengguna internet banking pada Pasal 10 dan 14 dengan upaya Proses
Manajemen Risiko Terkait Teknologi Informasi di Bank, yang mana dijelaskan sebagai mekanisme. Dalam Undang-Undang Otoritas Jasa
Keuangan Perlindungan Konsumen dan Masyarakat Pasal 28 yang berbunyi:
“Untuk perlindungan Konsumen dan masyarakat, OJK berwenang melakukan tindakan pencegahan kerugian Konsumen dan masyarakat, yang
meliputi: a. memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat atas
karakteristik sektor jasa keuangan, layanan, dan produknya; b. meminta Lembaga Jasa Keuangan untuk menghentikan kegiatannya apabila kegiatan
tersebut berpotensi merugikan masyarakat; dan c. tindakan lain yang dianggap perlu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di
sektor jasa keuangan. ”
a. Meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemandirian konsumen untuk melindungi diri;
b. Mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara menghindarkannya dari ekses negatif pemakaian barang danatau
jasa; c. Meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih,
menentukan dan menuntut hak-haknya sebagai konsumen; d. Menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung
unsur kepastian hukum dan keterbukaan informasi serta akses untuk mendapatkan informasi;
e. Menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya perlindungan konsumen sehingga tumbuh sikap yang jujur dan
bertanggung jawab dalam berusaha; f. Meningkatkan kualitas barang danatau jasa yang menjamin
kelangsungan usaha produksi barang danatau jasa, kesehatan, kenyamanan, keamanan, dan keselamatan konsumen.
Sedangkan UU
Perlindungan Konsumen
Pasal 5
Kewajiban konsumen adalah : a.
Membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian atau pemanfaatan barang danatau jasa, demi keamanan
dan keselamatan; b. Beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang
danatau jasa; c. Membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati;
d. Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen secara patut.
Sementara itu di dalam UU ITE Pasal 21 ayat 3, 4 dan Pasal 26, Pasal 30 dan Pasal 32
3 Jika kerugian Transaksi Elektronik disebabkan gagal beroperasinya Agen Elektronik akibat tindakan pihak ketiga
secara langsung terhadap Sistem Elektronik, segala akibat hukum menjadi tanggung jawab penyelenggara Agen Elektronik.
4 Jika kerugian Transaksi Elektronik disebabkan gagal beroperasinya Agen Elektronik akibat kelalaian pihak
pengguna jasa layanan, segala akibat hukum menjadi tanggungjawab pengguna jasa layanan.
Pasal 26
1 Kecuali ditentukan lain oleh Peraturan Perundang-undangan, penggunaan setiap informasi melalui media elektronik yang
menyangkut data pribadi seseorang harus dilakukan atas persetujuan Orang yang bersangkutan.
2 Setiap Orang yang dilanggar haknya sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat mengajukan gugatan atas
kerugian yang ditimbulkan berdasarkan Undang-Undang ini.
Pasal 30
1 Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses Komputer danatau Sistem
Elektronik milik Orang lain dengan cara apapun. 2 Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau
melawan hukum mengakses Komputer danatau Sistem Elektronik dengan cara apa pun dengan tujuan untuk
memperoleh Informasi Elektronik danatau Dokumen Elektronik. 3 Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau
melawan hukum mengakses Komputer danatau Sistem Elektronik dengan cara apa pun dengan melanggar,
menerobos, melampaui, atau menjebol sistem pengamanan.
Pasal 32
1 Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum dengan cara apa pun mengubah, menambah,
mengurangi, melakukan transmisi, merusak, menghilangkan, memindahkan, menyembunyikan suatu Informasi Elektronik
danatau Dokumen Elektronik milik Orang lain atau milik publik. 2 Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan
hukum dengan cara apapun memindahkan atau mentransfer Informasi Elektronik danatau Dokumen Elektronik kepada
Sistem Elektronik Orang lain yang tidak berhak. 3 Terhadap perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat 1
yang mengakibatkan terbukanya suatu Informasi Elektronik danatau Dokumen Elektronik yang bersifat rahasia menjadi
dapat diakses oleh publik dengan keutuhan data yang tidak sebagaimana mestinya.
D. Analisa Kasus