Latar Belakang Masalah Perlindungan Hukum Data Nasabah Dalam Internet Banking (Tinjauan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berbagai kebijakan yang ada dalam lingkup perbankan di sisi lain untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang terus mengalami perkembangan dan kemajuan bidang teknologi. Dengan kehadiran berbagai produk perbankan salah satunya yaitu electronic banking adalah layanan yang memungkinkan nasabah Bank untuk memperoleh informasi, melakukan komunikasi, dan melakukan transaksi perbankan melalui media elektronik antara lain ATM, phone banking, electronic fund transfer, internet banking, mobile phone. Kemajuan teknologi informasi khususnya media internet, dirasakan banyak memberikan manfaat seperti dari segi keamanan, kecepatan serta kenyamaan. 1 Di era yang disebut information age ini, media elektronik menjadi salah satu media andalan untuk melakukan komunikasi dan bisnis industri perbankan saat ini sudah mengandalkan kegiatan operasional berbasiskan pada teknologi informasi salah satu bentuknya berupa internet banking. 2 Dengan kehadiran layanan internet banking ini merupakan suatu sarana media alternatif dalam memberikan kemudahan-kemudahan bagi nasabah oleh 1 Dikdik M. Arief Mansur dan Elisatris Gultom, Cyber Law aspek hukum teknologi informasi, Bandung: Refika Aditama, 2005, h. 84. 2 Muhamad Djumhana. Asas-asas Hukum Perbankan Indonesia, Bandung: Citra Aditya, 2008, h. 277. suatu bank yang ingin menjadikan suatu solusi yang efektif untuk nasabah dalam melakukan transaksi pembayaran apapun dengan mudah, cepat, di mana saja dan kapan saja. Karakteristik layanan internet banking untuk memfasilitasi transaksi perbankan yang berbeda dengan perbankan secara konvensional menimbulkan dampak negatif dalam hal pengaturan hukum data pribadi nasabah yang berkaitan dengan kerahasiaan bank. Hal ini terlihat bahwa dalam pelaksanaannya pemanfaatan layanan internet banking ini melibatkan banyak pihak, baik pihak perbankan, pihak internet service provider, maupun nasabah perbankan yang bersangkutan. 3 Salah satu aspek yang sangat perlu diperhatikan dalam layanan internet banking, yaitu aspek keamanan security sehingga nasabah mempercayai layanan tersebut. Selain unsur keamanan internet banking memerlukan persyaratan lainnya yaitu meliputi aplikasi yang mudah digunakan, layanan dapat dijangkau dari mana saja, kapan saja, dan murah, serta dapat diandalkan. Persoalan yang sering diperdebatkan seperti kerahasiaan privasi dan keamanan informasi, ketepatan akumulasi dan menyebarkan informasi oleh badan medis, polisi, perpajakan dan otoritas yang serupa, bisnis dan institusi pribadi serta akses informasi dari catatan yang disimpan oleh otoritas telah mendapatkan aturan-aturan baru. Efisiensi sistem hukum dan pendidikan hukum 3 Budi Agus Riswandi, Aspek Hukum Internet Banking, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005, h. 186. telah dibantu dengan penyesuaian aturan yang mengatur bukti dan pengumpulan, penyimpanan dan pencarian materi-materi yang bersifat melalui teknologi informasi. 4 Eksistensi internet banking disamping menjanjikan sejumlah harapan pada saat yang sama juga melahirkan kecemasan-kecemasan baru, antara lain, sering menjadi sasaran empuk kejahatan di dunia maya cyber crime. Kejahatan di dunia maya yang terjadi dalam internet banking yaitu dengan mencuri data pribadi nasabah terdapat dalam komputer yang menggunakan software illegal. Salah satu kewajiban bank adalah menjamin kerahasiaan data pribadi nasabah, munculnya pemanfaatan layanan internet banking dalam dunia perbankan semakin mempersulit terjaminnya kerahasiaan data pribadi nasabah tersebut. Berbicara data pribadi nasabah dalam pemanfaatan layanan internet banking dapat meliputi dua aspek yaitu data privacy dan information privacy. Data pribadi didefinisikan sebagai setiap informasi yang berhubungan untuk mengidentifikasikan atau dapat mengidentifikasikan seseorang. 5 Keamanan atas data pribadi nasabah merupakan unsur terpenting dalam perbankan karena nasabah memilih bank tertentu untuk melakukan transaksi keuangannya atas dasar kepercayaan pada bank yang telah dipilih oleh nasabah. 4 Assafa Endeshaw. Hukum E-Commerce dan internet, dengan fokus di Asia Pasifik, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007, h. 28. 5 Edmon Makarim, Kompilasi Hukum Telematika, Cet. II, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004, h. 152 Dimana perlu adanya jaminan keamanan data pribadi nasabah bisa juga diartikan perlu adanya payung hukum untuk mengatur hal tersebut. Berdasarkan uraian tersebut, bahwa teknologi komputer diakui telah meningkatkan kecemasan masyarakat dengan kemampuannya dalam hal mengolah informasi. Kemampuan komputer tersebut dapat saja disalahgunakan sehingga dirasakan kebutuhan akan suatu sistem checks and balances untuk mencegah penyalahgunaan kemampuan tersebut. Dengan semakin meningkatnya penggunaan internet banking sekarang ini, perhatian akan perlunya perlindungan terhadap data nasabah. Oleh sebab itu, dapat penelitian ini dipilih judul “PERLINDUNGAN HUKUM DATA NASABAH DALAM INTERNET BANKING Tinjauan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan.”

B. Identifikasi Masalah

Dokumen yang terkait

Tinjauan Hukum Tentang Peralihan Pengawasan Perbankan Dari Bank Indonesia Kepada Otoritas Jasa Keuangan Dihubungkan Dengan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan

0 4 71

DESKRIPSI KEDUDUKAN DAN WEWENANG OTORITAS JASA KEUANGAN MENURUT UNDANG-UNDANG NO. 21 TAHUN 2011 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN

0 14 44

WEWENANG OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) DALAM PENGATURAN DAN PENGAWASAN TERHADAP BANK SYARIAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN

8 98 57

Tinjauan Hukum Peran Otoritas Jasa Keuangan Dalam Mengawasi Penerapan Klausula Baku Dalam Transaksi Kredit Sebagai Upaya Untuk Melindungi Nasabah Dikaitkan Dengan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan.

6 14 41

TINJAUAN YURIDIS PERAN OTORITAS JASA KEUANGAN MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN DIHUBUNGKAN DENGAN PERLINDUNGAN TERHADAP INVESTOR PASAR MODAL.

0 3 10

PERLINDUNGAN HUKUM NASABAH PERBANKAN DAN TINJAUAN ASAS KEADILAN DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN.

0 0 1

KEWENANGAN BANK INDONESIA SETELAH DISAHKAN UNDANG- UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN.

0 0 16

INDEPENDENSI OTORITAS JASA KEUANGAN DALAM MELAKUKAN PENGAWASAN PERBANKAN DI INDONESIA (BERDASARKAN BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN).

0 0 13

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI HAK-HAK NASABAH BANK SETELAH BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 2

BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NO. 21 TAHUN 2011 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN (“UNDANG-UNDANG OJK”)

0 0 68