Jenis - Jenis Bank Kegiatan Usaha Perbankan

3. Jenis Bank dan Kegiatan Usaha Perbankan

a. Jenis - Jenis Bank

Mengenai jenis-jenis bank yang dikenal di Indonesia dapat dilihat dari ketentuan Pasal 5 Ayat 1 Undang-Undang Perbankan yang membagi bank dalam dua jenis, yaitu Bank Umum dan Bank perkreditan Rakyat. 3 Yang dimaksud dengan bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional danatau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran, sedangkan yang dimaksud dengan Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional danatau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. 4

b. Kegiatan Usaha Perbankan

Usaha Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat Dalam pasal 6 Undang-Undang Perbankan No 10 Tahun 1998 yang diubah disebutkan bahwa usaha-usaha yang dapat dijalankan oleh Bank Umum Meliputi: a. Menghimpun dana dari masyarakat Bank Umum menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan , dan 3 Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional, Jakarta: Kencana, 2005, h. 20-21 4 Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional, h.21 atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. b. Memberikan kredit c. Menerbitkan surat pengakuan utang Bank Umum dapat menerbitkan surat pengakuan utang baik yang berjangka pendek maupun yang berjangka panjang. Surat pengakuan utang yang berjangka pendek adalah sebagaimana dimaksud dalam pasal 100 sampai pasal 229 Kitab Undang-undang Hukum Dagang, yang dalam pasar uang dikenal sebagai Surat Berharga Pasar Uang SBPU, yaitu promes dan wesel maupun jenis lain yang mungkin dikembangkan di masa yang akan datang. Surat pengakuan utang berjangka panjang dapat berupa obligasi atau sekuritas kredit. d. Membeli, menjual atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atas perintah nasabahnya: 1. Surat-surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi oleh bank yang masa berlakunya tidak lebih lama daripada kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud; 2. Surat pengakuan utang dan kertas dagang lainnya yang masa berlakunya tidak lebih lama dari kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud; 3. Kertas perbendaharaan negara dan surat jaminan pemerintah; 4. Sertifikat Bank Indonesia SBI; 5. Obligasi; 6. Surat dagang berjangka waktu sampai dengan 1 satu tahun; 7. Instrumen surat berharga lain yang berjangka waktu sampai dengan 1 satu tahun. Usaha Bank Umum sebagaimana dimaksud di atas mencakup kegiatan membeli, menjual atau menjamin surat-surat berharga seperti surat pengakuan utang dan surat-surat berharga yang diterbitkan oleh pemerintah danatau Bank Indonesia. e. Memindahkan uang Bank Umum menjalankan usaha memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun nasabah. f. Menempatkan atau meminjamkan dana Bank Umum menjalankan usaha menempatkan dana pada, meminjamkan dana dari, atau meminjamkan dana kepada bank lain, baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk, cek atau saran lainnya. 5 g. Menerima pembayaran Bank umum menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan atau antar pihak ketiga. Kegiatan ini mencakup antara lain inkaso dan kliring. 5 Rachmadi Usman, Aspek-aspek Hukum Perbankan Indonesia, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2001, h. 209 h. Menyediakan tempat penyimpanan Bank umum menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga. Penyedian tempat di sini adalah kegiatan bank yang semata- mata melakukan penyewaan tempat penyimpanan barang dan surat berharga safety box tanpa perlu diketahui mutasi dan isinya oleh bank. i. Melakukan kegiatan penitipan Bank umum melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak. Kegiatan penitipan dapat dilakukan baik dengan menerima titipan harta penitip maupun mengadministrasikannya secara terpisah dari kekayaan bank. j. Penempatan dari dalam bentuk surat berharga Bank umum melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercantum dalam bursa efek. k. Kegiatan anjak piutang, kartu kredit dan wali amanat Bank umum melakukan penempatan anjak piutang, usaha kartu kredit dan kegiatan wali amanat. Kegiatan anjak piutang merupakan kegiatan pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek dari transaksi perdagangan dalam dan luar negeri, yang dilakukan dengan pengambilalihkan atau pembelian piutang tersebut. l. Menyediakan pembiayaan Bank umum menyediakan pembiayaan danatau melakukan kegiatan lain berdasarkan prinsip syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. m. Menyediakan kegiatan lain Bank umum dapat melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak bertentangan dengan undang-undang ini dan peraturan perudang-undangan yang berlaku. Ketatnya persaingan di bidang perbankan dan pengaruh global saat ini membuat pengelola usaha perbankan berupaya secara maksimal agar setiap kegiatan dilakukan secara efisien dan efektif, sehingga tidak dapat dihindarkan adanya pemakaian alat-alat elektronik seperti: - Telephone Bill Payment pembayaran dengan telepon-TBP -Automatic Teller Machine mesin kasir otomatis- ATM -Electronic Fund Transfer pemindahan dana secara elektronik – EFT -Transfer Kawat -Komputer -Clearing house inter bank paymentCHIBP lembaga kliring pembayaran antarbank. 6 6 Leden Marpaung, Kejahatan Terhadap Perbankan, Jakarta: Erlangga, 1993 ,h. 50

4. Pengawasan dan Pengaturan Perbankan

Dokumen yang terkait

Tinjauan Hukum Tentang Peralihan Pengawasan Perbankan Dari Bank Indonesia Kepada Otoritas Jasa Keuangan Dihubungkan Dengan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan

0 4 71

DESKRIPSI KEDUDUKAN DAN WEWENANG OTORITAS JASA KEUANGAN MENURUT UNDANG-UNDANG NO. 21 TAHUN 2011 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN

0 14 44

WEWENANG OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) DALAM PENGATURAN DAN PENGAWASAN TERHADAP BANK SYARIAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN

8 98 57

Tinjauan Hukum Peran Otoritas Jasa Keuangan Dalam Mengawasi Penerapan Klausula Baku Dalam Transaksi Kredit Sebagai Upaya Untuk Melindungi Nasabah Dikaitkan Dengan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan.

6 14 41

TINJAUAN YURIDIS PERAN OTORITAS JASA KEUANGAN MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN DIHUBUNGKAN DENGAN PERLINDUNGAN TERHADAP INVESTOR PASAR MODAL.

0 3 10

PERLINDUNGAN HUKUM NASABAH PERBANKAN DAN TINJAUAN ASAS KEADILAN DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN.

0 0 1

KEWENANGAN BANK INDONESIA SETELAH DISAHKAN UNDANG- UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN.

0 0 16

INDEPENDENSI OTORITAS JASA KEUANGAN DALAM MELAKUKAN PENGAWASAN PERBANKAN DI INDONESIA (BERDASARKAN BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN).

0 0 13

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI HAK-HAK NASABAH BANK SETELAH BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 2

BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NO. 21 TAHUN 2011 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN (“UNDANG-UNDANG OJK”)

0 0 68