C. Mahkamah Konstitusi dan Pengujian Undang-Undang
1. Sejarah Pembentukan Mahkamah Konstitusi
Lembar awal sejarah praktik pengujian undang-undang judicial riview bermula di Mahkamah Agung MA Supreme Court Amerika Serikat saat
dipimpin oleh John Marshall dalam kasus Marbury vs Madison 1803. Kendati saat itu konstitusi Amerika Serikat tidak mengatur pemberian kewenangan untuk
melakukan jidicial review kepada MA, tetapi dengan manafsirkan sumpah jabatan yang mengharuskan untuk senantiasa menegakkan konstitusi, Marshall
menganggap MA berwenang untuk menyatakan suatu undang-undang bertentangan dengan konstitusi.
27
Dalam jangka waktu era reformasi, terjadi beberapa perubahan mendasar pada sistem ketatanegaraan Indonesia. Amandemen UUD NRI 1945 telah merubah
sistem kelembagaan negara indonesia dari Supremasi MPR kepada Supremasi Konstitusi. Kedudukan lembaga negara menjadi sejajar dan sederajat di bawah
naungan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Mahkamah Konstitusi ditetapkan oleh MPR dalam perubahan ketiga UUD 1945 sebagai pelaku kekuasaan kehakiman bersama Mahkamah Agung dan badan
peradilan yang berada dibawahnya. Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan
27
Jurnal Mahkamah Konstitusi, Profil Mahkamah Konstitusi, edisi Oktober 2010, Jakarta: MK, 2010, h. 2, cetakan pertama.
keadilan. Untuk menjawab kebutuhan dan beberapa persoalan hukum di negeri ini tercermin dalam kewenangan dan kewajiban yang dimilikinya.
28
Kemudian untuk merinci dan menindaklanjuti amanat konstitusi tersebut, pemerintah bersama DPR membahas Rancangan Undang-Undang RUU tentang
Mahkamah Konstitusi. Setelah dilakukan pembahasan beberapa waktu lamanya, akhirnya RUU tersebut disepakati bersama oleh pemerintah bersama DPR dan
disahkan dalam sidang Paripurna DPR pada 13 Agustus 2003. Tanggal 13 Agustus inilah yang kemudian disepekati para hakim konstitusi menjadi hari lahir
Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia.
29
Mahkamah Konstitusi dibentuk untuk menjamin konstitusi sebagai asas hukum tertinggi dapat ditegakkan dan ditegaskan sebagaimana mestinya. Pada
prinsipnya pembentukan Mahkamah Konstitusi merupakan implementasi dari amnademen UUD NRI 1945 yang terjadi selama era reformasi berlangsung,
namun disamping itu pembentukan Mahkamah konstitusi juga bertujuan untuk memberikan pengawasan dan penafsiran terhadap UUD NRI 1945 yang memang
belum ada lembaga yudikatif yang memiliki kewenangan tersebut. Secara konstitusional, keberadaan Mahkamah Konstitusi pada era reformasi
diatur di dalam UUD NRI 1945, yakni Pasal 24 ayat 2 yang berbunyi “kekuasaan
kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang
28
Ibid, h. 5.
29
Jurnal, Profil Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, Jakarta: Sekretaris Jendral dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi, 2010, h. 4, cetakan pertama.
berada di bawahnya dalam lingkungan Peradilan Umum, lingkungan Peradilan Agama, lingkungan Peradilan Militer, lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara,
dan oleh sebuah Mahkam ah Konstitusi”.
Atas dasar Pasal tersebut, maka dibuatlah undang-undang organik sebagai turunan dari UUD RI 1945, yakni Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang
Mahkamah Konstitusi kemudian diganti dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2011 tentang Mahkamah Konstitusi. Dengan demikian dibentuklah Mahkamah
Konstitusi, yang merupakan salah satu lembaga negara yang melakukan tugas dan wewenang di bidang kekuasaan kehakiman.
30
2. Kedudukan, Kewenangan dan Kewajiban Mahkamah Konstitusi