Kedudukan, Kewenangan dan Kewajiban Mahkamah Konstitusi

berada di bawahnya dalam lingkungan Peradilan Umum, lingkungan Peradilan Agama, lingkungan Peradilan Militer, lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara, dan oleh sebuah Mahkam ah Konstitusi”. Atas dasar Pasal tersebut, maka dibuatlah undang-undang organik sebagai turunan dari UUD RI 1945, yakni Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi kemudian diganti dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2011 tentang Mahkamah Konstitusi. Dengan demikian dibentuklah Mahkamah Konstitusi, yang merupakan salah satu lembaga negara yang melakukan tugas dan wewenang di bidang kekuasaan kehakiman. 30

2. Kedudukan, Kewenangan dan Kewajiban Mahkamah Konstitusi

Mahkamah Konstitusi MK adalah lembaga kekuasaan kehakiman selain Mahkamah Agung yang khusus menangani peradilan ketatanegaraan atau peradilan politik. Mahkamah Konstitusi berwenang menguji Undang-Undang terhadap Undang-Undang Dasar 31 memutus sengketa antarlembaga negara yang kewenangannya diatur dalam UUD 1945 32 memutus sengketa hasil pemilu 33 dan memutus pembubaran partai politik. 34 30 Jaenal Aripin, Peradilan Agama Dalam Bingkai Reformasi Hukum di Indonesia, Jakarta: Kencana, 2008, h. 196, cetakan pertama. 31 Republik Indonesia, Pasal 1 ayat 3 huruf a, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2011 tentang Mahkamah Konstitusi. 32 Republik Indonesia, Pasal 1 ayat 3 huruf b, ibid. 33 Republik Indonesia, Pasal 1 ayat 3 huruf c, ibid. 34 Republik Indonesia, Pasal 1 ayat 3 huruf d, ibid. Sedangkan kewajiban MK adalah memutus pendapat atau dakwaan DPR bahwa PresidenWakil Presiden telah melanggar hal-hal tertentu di dalam UUD RI 1945 atau tidak lagi memenuhi syarat sebagai PresidenWakil Presiden. 35 Kedudukan MK berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2011 tentang Mahkamah Konstitusi yaitu, MK merupakan salah satu pelaku kekuasaan kehakiman yang merdeka mempunyai peranan penting dalam menegakkan konstitusi dan prinsip negara hukum sesuai dengan kewenangan dan kewajibannya sebagaimana ditentukan dalam UUD NRI 1945. Mahkamah konstitusi berkedudukan di Ibukota Negara Republik Indonesia. Susunan MK berdasarkan dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2011 tentang MK yaitu, MK mempunyai 9 orang hakim anggota konstitusi yang ditetapkan dengan keputusan presiden. Susunan anggota MK terdiri atas seorang Ketua merangkap anggota, seorang Wakil Ketua merangkap anggota, dan 7 orang hakim anggota konstitusi. 36 Ketua dan Wakil Ketua dipilih dari dan oleh Hakim Konstitusi untuk masa jabatan selama 2 tahun 6 bulan terhitung sejak tanggal pengangkatan Ketua dan Wakil Ketua MK. Sebelum Ketua dan Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi terpilih, di adakan rapat untuk memilih Ketua dan Wakil Ketua MK dan rapat dipimpin 35 Republik Indonesia, Pasal 1 ayat 3 huruf e, ibid. 36 Republik Indonesia, Pasal 4 ayat 1 dan ayat 2, ibid. oleh hakim konstitusi yang paling tua usianya di antara para hakim anggota konstitusi. 37 Sejak dikeluarnya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 kewenangan MK ditambah satu lagi yakni memeriksa dan memutus sengketa hasil pemilihan daerah pilkada yang sebelumnya merupakan kewenangan dari MA. Pengalihan wewenang peradilan sengketa hasil pilkada ini merupakan konsekuensi dari ketentuan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2006 tentang penyelenggaraan pemilu yang menempatkan pilkada ke dalam rezim pemilihan umum. 38 Dalam melakukan fungsi peradilan di keempat kewenangannya, Mahkamah Konstitusi adalah satu-satunya lembaga tinggi negara yang diperbolehkan melakukan penafsiran Undang-Undang terhadap UUD NRI 1945, bahkan pengujian materiil tersebut adalah simbol peran Mahkamah Konstitusi dalam melindungi Hak Asasi Manusia HAM. Sesuai dengan ketentuan Pasal 24C ayat 1 UUD 1945, Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final. Berdasarkan kewenangannya untuk menguji konstitusionalitas, MK melalui putusannya dapat menyatakan bahwa materi rumusan suatu undang-undang tidak mempunyai kekuatan hukum karena bertentangan dengan UUD 1945. 37 Republik Indonesia, Pasal 4 ayat 3 dan ayat 4, ibid. 38 Mahfud MD, Konstitusi Dan Hukum Dalam Kontroversi Isu, Jakarta: Rajawali Pers, 2009, h. 273, cetakan pertama. Begitupun terhadap suatu undang-undang, MK dapat membatalkan keberlakuannya karena tidak sesuai dan tidak didasarkan kepada UUD 1945. Dengan demikian, undang-undang yang dihasilkan oleh legislatif yaitu DPR dan Presiden diimbangi dengan adanya pengujian formal dan materiil oleh MK sebagai cabang lembaga yudisial. 39 Sebagaimana diterangkan diatas nampak penggambaran “sosok” MK sebagai sebuah lembaga yang mempunyai peran sebagai penjaga Konstitusi dasar Indonesia yaitu Pancasila dan UUD 1945. Dengan keberadaan MK ditengah- tengah lembaga yudikatif yang telah ada diharapkan mampu menjadi pelengkap dan saling melengkapi diantara lembaga kekuasaan kehakiman yang telah ada terlebih dahulu.

3. Hukum Acara Mahkamah Konstitusi