Akibat Hukum Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 13PUU-XI2013 Tentang

secara maksimal di lembaganya dengan cara memberikan kinerja yang seadil- adilnya tanpa merasa adanya diskriminasi masa jabatan. Sistem ketatanegaraan di bawah ikatan Piagam Madinah juga menerapkan kesejahteraan yang mengacu pada dua kepentingan, yaitu kesejahteraan materiil dan kesejahteraan spiritual. Selain itu juga dikenal sistem pembagian tugas kekuasaan dengan menempatkan orang-orang yang memenuhi syarat. 20 Bentuk keindahan dalam Islam adalah adanya penyamaan hak pada setiap manusia agar dapat hidup berdampingan untuk dapat saling menghormati hak satu sama lainnya. Hal tersebut tercermin dalam setiap hadist-hadist nabi Muhammad SAW dimana kebanyakan dari hadist-hadist tersebut terucap setelah adanya pengaduan dari para umatnya yang mengadu langsung kepada nabi.

C. Akibat Hukum Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 13PUU-XI2013 Tentang

Pengangkatan Pergantian Antarwaktu Anggota BPK Putusan hakim lazimnya disebut vonis melahirkan norma hukum baru, yang sebelumnya tidak ada. Dengan putusan hakim, subjek hukum baik orang maupun badan hukum yang sebelumnya tidak berhak menjadi memiliki hak, demikian juga sebaliknya yang tadinya memiliki hak menjadi tidak memiliki hak. 21 Dengan adanya putusan Nomor 13PUU-XI2013 maka berakibat langsung terhadap pasal yang diujikan, pasal 22 ayat 1, dan ayat 4 menjadi tidak berlaku 20 Taufiqurrohman Syahuri, Tafsir Konstitusi Berbagai Aspek Hukum, Jakarta: Kencana, 2011, h. 212, cetakan kedua. 21 Taufiqurrohman Syahuri, Tafsir Konstitusi....., h.233. dan semestinya harus dilakukan revisi agar putusan dan masukan yang telah diberikan oleh Mahkamah konstitusi dapat dimaksimal oleh DPR selaku pemerintah. Kemudian masa jabatan anggota pengganti yang setelah putusan Mahkamah Konstitusi menjadi sama yaitu 5 lima tahun dan tidak melanjutkan masa jabatan sisa dari anggota yag digantikannya. Demi merepresentasikan hak yang dijaminkan oleh UUD NRI 1945 terhadap hak konstitusional seseorang yang merasa dirugikan dengan adanya UU tertentu dan dianggap bertentangan dengan UUD NRI 1945. Sepanjang frasa “pengangkatan pergantian antarwaktu” yang memiliki keambiguan dan tidak memiliki kekuatan hukum tetap, karena tidak menjelaskan tentang tata cara pemilihan anggota pengganti antarwaktu, apakah dilakukan dengan cara pemilihan seperti yang dilakukan dalam pemilihan anggota pada anggota- anggota yang bukan diangkat dari pergantian antarwaktu, atau diipilih langsung tanpa pertimbangan DPR dan pertimbangan DPD. Keberadaan Pasal 22 ayat 1, ayat 4 dan ayat 5 dianggap tidak memberikan hak konstitusional bagi anggota pengganti, karena memberikan sikap diskriminasi bagi anggota pengganti antarwaktu dalam hal masa jabatan, sehingga gambaran yang ada adalah anggota pengganti antarwaktu tidak memiliki hak yang sama dengan anggota yang diangkat bukan melalui penggantian antarwaktu. Dengan putusan Mahkmah Konstitusi bahwa Pasal 22 ayat 1 dan ayat 2, maka Pasal 22 ayat 5 Undang-Undang BPK yang menyatakan, “Penggantian Anggota BPK antarwaktu tidak dilakukan apabila sisa masa jabatan anggota yang akan diganti kurang dari 6 enam bulan dari masa jabatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat 1”, harus pula dinilai dan dipertimbangkan oleh Mahkamah walaupun tidak dimohonkan pengujiannya oleh Pemohon. Menurut Mahkamah Konstitusi ketentuan Pasal 22 ayat 5 UU BPK merupakan ketentuan lebih lanjut dari norma yang terkandung dalam Pasal 22 ayat 1 dan Pasal 22 ayat 4 UU BPK sehingga Pasal 22 ayat 5 UU BPK harus pula dinyatakan bertentangan dengan UUD 1945 dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat agar didapatnya keadilan hukum. Demikian pula dengan adanya putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 13PUU- XI2013 berakibat pada proses baku pada calon-calon anggota pengganti antarwaktu dimana dilakukan kembali proses pemilihan seperti pada anggota yang bukan pengganti antarwaktu. Peradilan Konstitusi melalui putusannya juga dapat meminta kepada parlemen dalam hal ini DPR untuk melakukan perbaikan terhadap undang-undang legislative revision yang dianggap bermasalah, 22 artinya bahwa efek langsung dari putusan Nomor 13PUU-XI2013 adalah DPR mempunyai kewajiban yang dibebankan karena putusan tersebut yaitu merevisi pasal yang telah disengketakan agar adanya kejelasan hukum dan kekuatan hukum. 22 Ahmad Syahrizal, Peradilan Konstitusi Suatu Studi Tentang Adjudikasi Konstitusional Sebagai Mekanisme Pengelesaian Sengketa Normatif, Jakarta: Pradnya Paramita, 2006, h.268, cetakan pertama. 77

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan analisis yang dilakukan, penulis dapat memberikan kesimpulan sebagai berikut: 1. Alasan konstitusional pengajuan uji materiil terhadap Pasal 22 ayat 1 dan ayat 4 Undang-Undang Nomor 15 tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan,Pasal tersebut dianggap bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945. Pasal 23F ayat 1 UUD 1945 yang berbunyi “Anggota Badan Pemeriksa Keuangan dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah dan diresmikan oleh presiden”. Pasal 27 ayat 1 UUD 1945 yang berbunyi “Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecual inya”. Pasal 28D ayat 1 UUD 1945 yang berbunyi “Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum”. Pasal 28D ayat 3 UUD 1945 yang berbunyi “Setiap warga negara berhak mem peroleh kesempatan yang samadalam pemerintahan”. Dan Pasal 28I ayat 2 UUD 1945 yang berbunyi “Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apapun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat disk riminatif itu”.